Infeksi Menular Seksual

Credit: Freepik.

Bagikan :


Definisi

Infeksi menular seksual (IMS) adalah infeksi yang ditularkan dari orang ke orang lain melalui kontak atau hubungan seksual baik lewat alat kelamin, mulut, ataupun dubur. Bakteri, virus, dan parasit yang menyebabkan infeksi menular seksual dapat menular melalui darah, sperma, vagina, atau cairan tubuh lain. Terkadang infeksi ini dapat ditularkan secara non -eksual, seperti dari ibu ke bayi melalui proses kehamilan, proses melahirkan, kontak kulit, atau melalui proses transfusi darah dan penggunaan jarum bersamaan.

Terdapat berbagai jenis infeksi menular seksual, di antaranya adalah:

  • Gonore
  • Klamidia
  • HIV/AIDS
  • Sifilis
  • Kutil kelamin
  • Infeksi HPV
  • Hepatitis B
  • Herpes simpleks genital
  • Trikomoniasis
  • Vaginosis bakterial

Permasalahan infeksi menular seksual tidak hanya mempengaruhi kesehatan di Indonesia. Menurut World Health Organization (WHO), lebih dari populasi 1 juta warga terkena infeksi menular seksual tiap harinya. Terkadang, masih banyak orang Indonesia yang menganggap infeksi menular seksual sebagai hal yang tabu. Padahal, banyak infeksi menular seksual yang sebetulnya bisa dicegah dan diobati.

 

Penyebab

Secara garis besar penyebab dari infeksi menular seksual terbagi tiga, yakni:

  • Bakteri:
    • Gonore (Neiserria gonorrhoeae)
    • Sifilis (Treponema pallidum)
    • Klamidia (Chlamydia trachomatis
  • Virus:
    • HPV (human papilloma virus) menyebabkan kutil kelamin
    • Herpes genital (herpes simplex virus)
    • HIV (human imunodeficiency virus)
  • Parasit:
    • Trikomoniasis adalah contoh infeksi menular seksual yang disebabkan oleh parasit Trichomonas vaginalis.

 

Faktor Risiko

Semua orang yang aktif melakukan hubungan seksual memiliki risiko untuk terpapar infeksi menular seksual. Berikut adalah faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang terkena IMS, yaitu:

  • Melakukan hubungan seksual tanpa proteksi (kondom)
  • Melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan
  • Memiliki riwayat terkena infeksi menular seksual sebelumnya
  • Memiki riwayat penyalahgunaan alkohol atau narkoba
  • Memiliki riwayat menggunakan jarum suntik bergantian
  • Memiliki kekebalan tubuh yang lemah (immunocompromized)
  • Usia 15–24 tahun
  • Hubungan seksual pria dengan pria

 

Gejala

Gejala dari infeksi menular seksual beragam, bahkan ada beberapa jenis infeksi menular seksual dengan gejala yang sangat ringan hingga terkadang tidak dirasakan oleh pasien. Infeksi menular seksual bisa menimbulkan gejala seperti di bawah ini:

  • Keluar duh atau cairan yang tidak biasa, panas, atau berbau tidak sedap dari penis atau vagina
  • Terdapat nyeri dan kutil di daerah kelamin
  • Nyeri saat buang air kecil atau frekuensi buang air kecil meningkat
  • Nyeri saat berhubungan seksual
  • Benjolan pada area selangkangan, baik itu nyeri ataupun tidak
  • Ruam pada daerah kelamin, tangan, atau kaki
  • Gatal dan kemerahan di daerah kelamin
  • Adanya luka di daerah kelamin
  • Demam
  • Nyeri perut

 

Diagnosis

Dokter akan melakukan pemeriksaan secara menyeluruh untuk mendiagnosis infeksi menular seksual. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi sesi wawancara pasien, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang bila diperlukan.

 

Wawancara Medis

Dokter akan menanyakan keluhan utama pasien serta keluhan lain yang menyertai. Dokter juga bisa menanyakan pertanyaan yang cukup pribadi untuk menggali faktor risiko terkait infeksi menular seksual, seperti:

  • Riwayat berhubungan seksual dan perilaku seksual
  • Penggunaan kondom
  • Riwayat berganti pasangan

Selain itu, dokter juga akan bertanya terkait riwayat penyakit pasien, riwayat infeksi menular sebelumnya, riwayat penyakit pada keluarga, serta pengobatan yang sudah dijalani pasien untuk mengatasi keluhannya.

 

Pemeriksaan Fisik

Selanjutnya, pemeriksaan fisik akan dilakukan oleh dokter di ruang periksa dengan lampu yang terang. Dokter akan meminta izin pasien untuk membuka celana dan melakukan tindakan secara profesional. Dokter akan melakukan inspeksi pada bagian kelamin untuk melihat adanya benjolan, ruam, luka, duh, atau kutil pada bagian kelamin. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan seperti penekanan bila terdapat tanda peradangan atau infeksi seperti nyeri, suhu terasa hangat, atau kemerahan pada benjolan atau luka.

 

Pemeriksaan Penunjang

Dokter akan memutuskan apakah perlu dilakukan pemeriksaan penunjang pada pasien. Pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah:

  • Pemeriksaan darah
  • Pemeriksaan urine
  • Pemeriksaan apusan cairan kelamin

Pemeriksaan darah atau urin dapat digunakan untuk mendeteksi penyakit seperti HIV, hepatitis, gonore, herpes, dan sifilis. Bila Anda mengalami infeksi menular seksual yang memiliki gejala keluar cairan yang tidak normal dari alat kelamin, dokter akan mengambil cairan dengan aplikator seperti kapas dari kelamin Anda. Kemudian apusan cairan ini akan diperiksa dibawah mikroskop laboratorium untuk mengetahui jenis bakteri, virus, atau parasit yang menjadi penyebab infeksi.

 

Tata Laksana

Pengobatan yang diberikan akan disesuaikan dengan penyebab infeksi. Bila Anda sedang dalam kondisi hamil, maka pengobatan harus dilakukan dengan segera karena infeksi menular seksual dapat berdampak terhadap proses perkembangan janin. Obat-obat ini tidak bisa dibeli bebas dan harus dibeli di bawah resep dan perlu pengawasan dari dokter.

 

Antibiotik dan Antiparasit

Antibiotik dapat digunakan untuk mengobati infeksi menular seksual yang disebabkan oleh bakteri seperti gonore atau klamidia. Sementara itu, antiparasit diberikan pada infeksi yang disebabkan oleh parasit seperti trikomoniasis. Bila Anda mendapat antibiotik dari dokter Anda, maka obat ini harus diminum sesuai anjuran dan sampai habis untuk mencegah terjadinya resistensi antibiotik. Sebagai tambahan, sebaiknya juga Anda menghindari berhubungan seksual selama proses pengobatan, guna mengurangi kekambuhan yang mungkin terjadi.

 

Antivirus

Dokter juga dapat meresepkan obat antivirus untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh virus, seperti herpes atau HIV. Khusus untuk HIV karena penyakit ini tidak bisa disembuhkan dan hanya bisa dikontrol gejalanya, maka penting bagi pasien untuk rutin kontrol ke dokter. Pasien HIV perlu rutin memeriksa kadar virus dalam tubuh dan meminum obat antivirus secara rutin. Semakin cepat Anda berobat, maka pengobatan akan lebih efektif.

 

Komplikasi

Karena banyak orang yang tidak memiliki gejala pada fase awal dari infeksi menual seksual, maka skrining untuk infeksi menular seksual penting untuk mencegah komplikasi. Komplikasi yang muncul bervariasi, mulai dari komplikasi yang ringan sampai berat, yakni:

  • Nyeri panggul
  • Komplikasi kehamilan (bila infeksi menular seksual terjadi pada ibu hamil)
  • Radang pada mata
  • Radang sendi
  • Radang panggul
  • Gangguan kesuburan
  • Beberapa jenis kanker seperti kanker serviks dan kanker dubur

 

Pencegahan

Ketika digunakan dengan baik dan benar, kondom dapat menjadi kontrasepsi yang efektif untuk mencegah infeksi menular seksual termasuk HIV. Bila memungkinkan, kondom sebaiknya digunakan di seluruh aktivivtas hubungan seksual lewat kelamin.

Selain itu, terdapat dua vaksin yang efektif dan tersedia untuk mencegah infeksi menular seksual akibat virus, yaitu vaksin hepatitis B dan HPV. Vaksin ini sudah memberikan keuntungan yang efektif guna mencegah infeksi menular seksual. Vaksinasi HPV dapat mencegah kematian wanita di seluruh dunia akibat kanker serviks, terutama pada negara dengan pendapatan rendah dan menengah. Vaksinasi HPV sebaiknya diberikan pada anak perempuan dengan usia 11 hingga 15 tahun.

Konseling dan edukasi mengenai genital dan hubungan seks pada remaja juga menjadi salah satu cara yang efektif untuk mencegah infeksi menular seksual. Pemberian edukasi mengenai hubungan seksual dan pergaulan yang sehat dengan:

  • Tidak berganti-ganti pasangan
  • Menjaga kebersihan alat kelamin
  • Jauhi alkohol dan narkoba,
  • Memeriksakan diri untuk mendeteksi infeksi menular seksual bila merasa memiliki faktor risiko

 

Kapan Harus ke Dokter?

Anda harus segera ke dokter bila mengalami gejala infeksi menular seksual dan merasa memiliki faktor risiko untuk infeksi menular seksual. Skrining yang baik dapat memperbaiki proses penyembuhan sehingga waktu penyembuhan juga bisa selesai lebih cepat. Anda dapat pergi ke dokter umum di puskesmas atau klinik terdekat, atau langsung ke dokter spesialis kulit dan kelamin. Khusus ibu hamil, sebaiknya konsultasikan mengenai faktor risiko Anda terhadap infeksi menular seksual secepatnya ke dokter spesialis kandungan.

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!

 

 

Writer : dr Lovira Ai Care
Editor :
  • dr Hanifa Rahma
Last Updated : Jumat, 14 April 2023 | 04:42

Mayoclinic - Sexually Transmitted Diseases (STD). (2021). Retrieved 28 July 2022 from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/sexually-transmitted-diseases-stds/symptoms-causes/syc-20351240

Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin di Indonesia – PERDOSKI. (2017). Retrieved 28 July 2022 from https://perdoski.id/uploads/original/2017/10/PPKPERDOSKI2017.pdf

Verywellhealth – Sexually Transmitted Diseases. (2021). Retrieved 28 July 2022 from https://www.verywellhealth.com/std-overview-4581893

World Health Organization – Sexually Transmitted Infections (STIs). (2021). Retrieved 28 July 2022 from https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/sexually-transmitted-infections-(stis)