Definisi
Konjungtivitis gonore, dikenal juga oftalmia gonokokus neonatorum (apabila terjadi pada bayi baru lahir) adalah infeksi yang ditularkan melalui kontak antara mata dengan sekresi genital yang terinfeksi dari seseorang dengan infeksi gonore genital dan terjadi pada neonatus atau bayi baru lahir.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya cairan nanah pada mata, perlengketan pada konjungtiva, nyeri pada bola mata, bengkak pada kelopak mata dan limfadenopati (pembengkakan kelenjar limfe) gonore.
Meskipun demikian, konjungtivitis gonore juga dapat terjadi pada usia yang lebih dewasa. Hal ini dikaitkan dengan infeksi menular seksual seperti urethritis gonore dan penyakit menular seksual lainnya. Kondisi medis ini penting untuk dikenali dan ditata laksana dengan baik untuk mencegah kebutaan pada pasien. Kasus pada usia dewasa termasuk kasus yang jarang terjadi, namun perlu ditangani dengan baik.
Di seluruh dunia, angka kejadian infeksi gonore pada bayi baru lahir adalah kurang dari 1%. Pada negara maju, angka kejadian cenderung lebih rendah akibat ketersediaan pilihan untuk penapisan (skrining) dan pengobatan yang lebih baik. Di Amerika Serikat, angka kejadian konjungtivitis berada pada kisaran 1-2% pada neonatus dengan angka kejadian konjungtivitis gonore neonatus kurang dari 1%.
Penyebab
Konjungtivitis gonore disebabkan oleh infeksi Neisseria gonorrhoeae pada mata yang merupakan diplokokus gram negatif. Pada neonatus, penularan infeksi ini terjadi karena adanya perkembangan lanjutan dari konjungtivitis gonore selama proses persalinan dan paparan terhadap cairan vagina yang infeksius. Hal ini terjadi karena mukosa leher rahim dan uretra dari ibu terinfeksi dapat menjadi tempat tinggal bagi bakteri ini.
Pada populasi yang lebih dewasa, penularan dapat terjadi secara langsung melalui kontak seksual dengan cairan infeksius, atau secara tidak langsung melalui transmisi manual atau tungau. Namun, penularan tidak langsung cenderung jarang terjadi, sebab bakteri ini tidak dapat bertahan hidup lebih dari beberapa menit di luar tubuh manusia.
Ada juga bukti lain yang menyatakan bahwa konjungtivitis gonore dapat berpotensi terjadi akibat spesies lain yang berbeda dari gonokokus yang tidak ada kaitannya dengan infeksi menular seksual.
Faktor Risiko
Beberapa faktor risiko yang meningkatkan kejadian konjungtivitis gonore adalah proses persalinan yang terjadi pada ibu yang terinfeksi dan adanya riwayat infeksi menular seksual gonore. Selain itu, terdapat faktor lain yang dapat meningkatkan risiko konjungtivitis gonore, antara lain:
- Berhubungan seksual tanpa menggunakan pengaman (kondom)
- Menggunakan lensa kontak dengan tangan yang terpapar bakteri penyebab
- Sistem kekebalan tubuh yang lemah
- Terdapat riwayat penyakit mata
- Riwayat infeksi menular seksual
- Penyalahgunaan alkohol dan narkoba
Gejala
Waktu inkubasi dari terinfeksi hingga muncul gejala bervariasi dari 3 hari sampai19 hari. Beberapa gejala yang dapat muncul pada konjungtivitis gonore adalah:
- Mata merah akibat pelebaran pembuluh darah konjungtiva
- Perlengketan konjungtiva
- Bengkak pada kelopak mata
- Tampak cairan nanah yang dikeluarkan dari mata
- Nyeri tekan pada bola mata
- Pembengkakan kelenjar getah bening di area depan telinga (preauricular)
Diagnosis
Diagnosis konjungtivitis gonore adalah diagnosis yang dapat ditegakkan melalui wawancara medis, pemeriksaan fisik, hingga pemeriksaan penunjang bila tersedia dan perlu untuk dilakukan.
Pada wawancara medis, dokter akan menanyakan gejala yang dirasakan oleh pasien saat ini. Gejala-gejala yang ada dapat mengarahkan ke suatu penyakit tertentu sehingga Anda perlu mengutarakan gejala yang dirasakan selengkap mungkin dan disertai dengan sejak kapan gejala tersebut mulai dirasakan. Informasi ini penting bagi dokter dalam rangka menegakkan diagnosis medis tertentu. Apabila gejala yang dirasakan mengarahkan ke penyakit konjungtivitis gonore, maka dokter akan melanjutkan ke pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
Pada pemeriksaan fisik, dokter akan melakukan pemeriksaan sesuai dengan gejala yang dirasakan oleh pasien sehingga dapat ditemukan beberapa tanda klinis yang merupakan tanda objektif dari konjungtivitis gonore.
Pada kasus konjungtivitis gonore, dokter dapat menemukan adanya cairan nanah berwarna kuning keruh pada kedua mata disertai mata merah dan terasa nyeri atau gatal. Dokter juga bisa menemukan adanya perlengketan pada kelopak mata akibat kotoran mata yang menumpuk.
Pemeriksaan penunjang juga memiliki peran dalam menegakkan atau memastikan diagnosis dari konjungtivitis kronik. Pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan kultur dengan agar coklat atau media Thayer-martin dan pemeriksaan resistensi obat dengan sampel cairan nanah dari mata adalah pemeriksaan baku emas dalam penegakkan diagnosis.
Meskipun demikian, ada beberapa pemeriksaan lain seperti pemeriksaan gram dengan sampel urine atau cairan uretra untuk menegakkan adanya gonore pada kelamin untuk menunjang kemungkinan adanya penularan dari organ kelamin ke organ mata melalui kontak langsung atau tidak langsung.
Tata Laksana
Pada bayi baru lahir dengan kecurigaan konjungtivitis gonore, perlu dilakukan rawat inap dan dikonsultasikan dengan dokter spesialis mata. Pasien dengan konjungtivitis gonore perlu dibersihkan terlebih dahulu cairan nanah yang terdapat di mata dengan cara irigasi topikal menggunakan cairan normal saline.
Dokter akan memberikan suntikan antibiotik untuk menatalaksana konjungtivitis gonore. Pemberiannya dilakukan dengan dosis tunggal atau sekali suntik dengan dosis yang disesuaikan dengan berat badan bila diberikan pada anak. Selain itu, pemberian salep mata antibiotik dapat dipertimbangkan untuk mengobati kemungkinan adanya infeksi klamidia yang terjadi bersamaan dengan gonore pada organ mata.
Komplikasi
Komplikasi yang dapat muncul pada kasus konjungtivitis gonore adalah kelainan pada permukaan bola mata seperti:
- Bengkak pada kornea (lapisan bening pada bagian terluar mata)
- Penebalan konjungtiva palpebra (kelopak mata)
- Pembentukan panus (jaringan abnormal)
- Opasifikasi pada kornea (kornea berwarna keruh)
- Perforasi kornea
- Endoftalmitis
- Gangguan penglihatan hingga kebutaan
Selain itu, keterlibatan kelainan sistemik sebagai komplikasi seperti artritis, meningitis, infeksi anorectal, septisemia, dan kematian dapat memungkinkan terjadi pada kasus konjungtivitis gonore. Risiko munculnya komplikasi dapat diminimalkan dengan diagnosis dini dan pemberian terapi antibiotik yang tepat.
Pencegahan
Pencegahan yang perlu dilakukan agar tidak terjadi konjungtivitis gonore terutama pada bayi baru lahir adalah memastikan bahwa pengobatan yang dijalani oleh ibu yang akan melahirkan telah tuntas dan sembuh dari gonore karena penyebab tersering saat ini adalah ibu yang mengalami gonore tidak sembuh atau tidak tuntas berobat.
Selain itu, perlu dipastikan bahwa tidak ada penularan yang terjadi secara langsung atau tidak langsung melalui media perantara dengan menjaga higenitas dan tidak memakai barang pribadi secara bersamaan. Pasangan seksual perlu diberikan edukasi untuk diobati juga agar tidak saling menulari kembali satu sama lain. Konseling perilaku seksual juga perlu diberikan pada kasus dewasa dengan konjungtivitis gonore.
Kapan Harus ke Dokter?
Jika Anda atau anak Anda mengalami perburukan gejala yang sudah ada dan dicurigai mengalami konjungtivitis gonore, sebaiknya anak Anda atau Anda memeriksakan diri lebih lanjut ke dokter spesialis mata (Sp.M). Dokter akan melakukan wawancara medis, pemeriksaan fisik, hingga pemeriksaan penunjang tertentu untuk menetapkan diagnosis pasti dari penyakit yang mendasarinya dan tata laksana yang tepat dan sesuai kebutuhan.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Nadia Opmalina