• Beranda
  • Ibu & Anak
  • Kehamilan Ektopik, Jangan Sepelekan Gejala Hamil di Luar Kandungan

Kehamilan Ektopik, Jangan Sepelekan Gejala Hamil di Luar Kandungan

ADS

287 x 220

Bagikan :


Normalnya, kehamilan dimulai dengan pembuahan sel telur yang kemudian akan menempel di lapisan lahir. Namun, pada kehamilan ektopik atau disebut juga hamil di luar kandungan, sel telur yang telah dibuahi berimplantasi dan tumbuh di luar rongga rahim.

Kehamilan ektopik atau kehamilan di luar kandungan juga dikenal sebagai kehamilan ekstrauterin. Pertumbuhan sel telur di luar rongga rahim ini dapat menyebabkan perdarahan yang mengancam jiwa dan membutuhkan perawatan medis segera. Menurut WebMD, lebih dari 90% kasus kehamilan ektopik, tertanam di tuba falopi sehingga disebut juga sebagai kehamilan tuba.

Gejala

Umumnya tidak ada gejala awal yang menunjukkan sel telur berimplantasi di luar rongga rahim, namun masuk pada usia kehamilan 4 minggu gejala-gejala seperti dilansir Medical News Today berikut ini akan mulai terlihat:

  • Rasa sakit di perut, yang umumnya terjadi di daerah panggul bawah.
  • Adanya perdarahan yang warna darahnya lebih terang atau lebih gelap dari darah haid dan mungkin memiliki kekentalan yang berbeda.
  • Adanya nyeri pada bahu yang mengindikasikan perdarahan internal yang dapat mengiritasi saraf dan dapat menyebabkan rasa sakit.

Penyebab

Tertanamnya sel telur di tuba falopi atau kehamilan tuba adalah yang paling sering terjadi. Kondisi ini disebabkan ketika sel telur yang dibuahi tersangkut dalam perjalanannya ke rahim, hal ini didukung oleh rusaknya tuba falopi akibat adanya kecacatan atau peradangan. Seperti dilansir Mayo Clinic, adanya ketidakseimbangan hormon dan perkembangan abnormal sel telur yang dibuahi juga berperan menyebabkan kehamilan ektopik.

Faktor risiko

Ada beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko kehamilan ektopik, antara lain:

  • Riwayat kehamilan ektopik sebelumnya
  • Adanya peradangan atau infeksi yang disebabkan penyakit menular seksual
  • Perawatan kesuburan atau program kehamilan bayi tabung
  • Pembedahan saluran tuba falopi
  • Terlepasnya IUD yang menyebabkan sel telur tersangkut dan tumbuh di luar kandungan
  • Kebiasaan merokok

Diagnosis

Dokter akan melakukan pemeriksaan panggul untuk mengidentifikasi rasa nyeri, nyeri tekan, atau adanya massa di tuba falopi atau rahim. Namun untuk mengetahui apakah kehamilan tersebut terjadi di luar kandungan, dokter hanya bisa mengetahuinya lewat beberapa pemeriksaan seperti:

  • Tes kehamilan - untuk mengonfirmasi terjadinya pembuahan
  • USG - USG transvaginal akan membantu dokter untuk melihat lokasi pembuahan
  • Tes darah - untuk mengetahui apakah ada anemia, atau kondisi lain yang menyebabkan pendarahan

Pengobatan

Karena sel telur yang dibuahi tidak akan bisa bertahan hidup di luar rahim, dokter akan melakukan beberapa perawatan dan pengobatan antara lain:

  • Injeksi methrotrexate

Apabila tuba falopi mengalami robekan dan usia kehamilan masih muda, maka dokter akan memberikan injeksi methrotrexate untuk membantu menghentikan pertumbuhan sel.

  • Pembedahan

Dokter mungkin akan menyarankan Anda menjalani laparoskopi untuk mengangkat kehamilan di luar rahim, terutama apabila tuba falopi mengalami kerusakan. Namun apabila tuba falopi mengalami kerusakan parah dan robek, yang menyebabkan Anda mengalami pendarahan, maka dokter akan menyarankan operasi besar yang disebut laparotomy.

Dokter juga akan menyarankan Anda menunda kehamilan setidaknya selama 3 bulan. Agar pembuahan tidak terjadi di luar kandungan lagi, disarankan untuk melakukan konsultasi rutin, khususnya setelah ada riwayat kehamilan ektopik.

Writer : Agatha Writer
Editor :
  • dr Ayu Munawaroh, MKK
Last Updated : Minggu, 16 April 2023 | 09:16

Johnson TC. Ectopic (Extrauterine) Pregnancy (2020). Available from: https://www.webmd.com/baby/pregnancy-ectopic-pregnancy#1.

Mayo Clinic. Ectopic pregnancy (2020). Available from: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/ectopic-pregnancy/diagnosis-treatment/drc-20372093.

Felman A. What to know about an ectopic pregnancy (2021). Available from: https://www.medicalnewstoday.com/articles/164989.