Pernahkah Anda merasa terganggu ketika mendengar suara atau bunyi tertentu? Misal, Anda merasa terganggu ketika mendengar suara orang lain mengunyah, suara embusan napas atau ketukan keyboard. Jika Anda merasa terganggu pada suara-suara tertentu, kemungkinan Anda mengalami misophonia, yaitu suatu kondisi di mana seseorang akan menunjukkan reaksi emosional atau ketidaksukaan yang kuat ketika mendengar suara tertentu.
Misophonia juga dikenal dengan istilah sindrom sensitivitas suara selektif. Kondisi ini membuat seseorang mengeluarkan respon fight-or-flight ketika mendengar suara dari gerakan yang berulang seperti bersiul, mengetuk, bersiul, dan lain-lain.
Reaksi mereka saat mendengar suara tersebut dapat berupa menutup telinga, menjauh dari sumber suara, hingga berteriak agar suara tersebut berhenti. Namun jika mereka sendiri yang membuat suara-suara tersebut, mereka tidak akan terganggu.
Penyebab misophonia
Hingga kini belum dapat diketahui penyebab munculnya misophonia. Dilansir dari WebMD, para ahli menduga misophonia berkaitan dengan bagaimana otak menyaring suara sehingga ketika mendengar suara yang berulang maka akan memperparah masalah pendengaran lainnya. Gangguan ini juga umum terjadi pada orang yang memiliki masalah tinnitus atau telinga berdenging sehingga para ahli meyakini bahwa kedua kondisi ini berkaitan.
Selain berkaitan dengan kondisi fisik, sebagian ahli menganggap bahwa misophonia dapat berkembang menjadi suatu masalah kesehatan mental. Dilansir dari Healthline, sebuah penelitian di tahun 2021 mengungkapkan hubungan antara misophonia dengan volume amigdala, bagian otak yang berkaitan dengan emosi seseorang. Para ahli menduga respon seseorang pada suara juga bergantung pada ukuran amigdala.
Kondisi misophonia juga muncul lebih banyak pada orang yang mengalami OCD, gangguan kecemasan, dan sindrom Tourette. Sebagian besar orang yang mengalami misophonia cenderung menunjukkan reaksi impulsif terhadap suara tersebut.
Gejala misophonia
Gejala yang muncul pada orang dengan misophonia dapat muncul sebagai gejala ringan maupun berat. Beberapa gejala yang muncul antara lain:
- Perasaan kesal dan jijik
- Bersikap agresif, termasuk ingin menyerang secara fisk atau verbal
- Marah
- Gugup dan gelisah
- Cemas, panik, merasa terjebak dan kehilangan kendali
- Sesak atau tekanan di seluruh tubuh di dada
- Meningkatnya denyut jantung, tekanan darah dan suhu tubuh
Gejala misophonia umumnya berkembang dari usia 9 hingga 13 tahun. Sebagian besar penderita misophonia adalah perempuan. Para ahli menduga hal ini berkaitan dengan genetik keluarga, jika salah satu anggota keluarga Anda mengalami misophonia maka kemungkinan besar kondisi ini juga diturunkan ke anggota keluarga yang lain.
Bagi penderita misophonia, berada di tempat yang ramai dapat menimbulkan rasa tidak nyaman dan memicu rasa gelisah dan kecemasan. Jika gangguan misophonia muncul, mereka akan memilih untuk menjauhi sumber bunyi. Terkadang hal ini dapat menimbulkan masalah sosial dalam pergaulan.
Apabila di keluarga Anda memiliki riwayat misophonia dan Anda memiliki gejala misophonia, maka sebaijnya segera konsultasikan dengan psiklog untuk mendapat penanganan yang tepat.
- dr Hanifa Rahma