Tromboflebitis Pada Anak

Tromboflebitis Pada Anak
Gambaran kaki anak dengan tromboflebitis

Bagikan :


Definisi

Tromboflebitis adalah suatu peradangan yang disebabkan oleh terbentuknya bekuan darah yang menyumbat satu atau lebih pembuluh darah vena. Kata “tromboflebitis” berasal dari kata “thrombo” yang berarti bekuan dan kata “phlebitis” yang berarti peradangan pada pembuluh darah vena. Yang dimaksud dengan bekuan darah adalah kumpulan sel darah merah yang menggumpal dan menjadi padat. Bekuan darah pada pembuluh darah tersebut akan memperlambat aliran darah dan mengganggu aliran darah normal ke seluruh tubuh.

Tromboflebitis dapat terjadi pada pembuluh darah vena yang berada di dekat permukaan kulit (tromboflebitis superfisial) atau yang terletak cukup dalam di dekat otot (trombosis vena dalam atau DVT). Kondisi ini paling sering memengaruhi pembuluh darah vena di kaki, meskipun juga bisa terjadi di lengan atau pembuluh darah lain di tubuh.

Secara umum, tromboflebitis lebih sering terjadi pada orang dewasa. Kondisi ini cukup jarang terjadi pada anak-anak. Kasus tromboflebitis pada anak biasanya terjadi pada anak yang dirawat inap dalam jangka waktu yang lama (terbaring lama) atau yang memiliki kelainan darah bawaan di mana darah cenderung mudah untuk menggumpal/membeku.

 

Penyebab

Penyebab dasar terjadinya tromboflebitis adalah karena adanya bekuan darah di dalam pembuluh darah. Terbentuknya bekuan darah tersebut dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti:

  • Cedera pada pada pembuluh darah vena, termasuk komplikasi dari prosedur medis, seperti pemasangan jarum infus
  • Memiliki gangguan pembekuan darah yang diturunkan
  • Tidak bergerak untuk waktu yang lama, seperti terbaring di tempat tidur dalam waktu yang lama ketika dirawat di rumah sakit, baru menjalani operasi besar sehingga belum bisa bergerak secara leluasa, atau duduk untuk waktu yang lama ketika berada di dalam mobil atau pesawat

 

Faktor Risiko

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko anak Anda mengalami tromboflebitis antara lain:

  • Memiliki kelainan pembekuan darah bawaan sejak lahir, seperti trombofilia (kelainan di mana darah memiliki kecenderungan untuk membentuk bekuan darah)
  • Tidak aktif bergerak untuk waktu yang lama, misalnya terbaring lama di tempat tidur atau ketika duduk di mobil atau pesawat untuk waktu yang lama
  • Mengalami cedera pada pembuluh darah vena
  • Mendapatkan terapi pengganti hormon, yang dapat membuat darah lebih mudah untuk menggumpal
  • Memiliki riwayat keluarga dengan gangguan pembekuan darah atau kecenderungan untuk membentuk gumpalan darah
  • Pernah mengalami episode tromboflebitis sebelumnya
  • Memiliki berat badan berlebihan atau obesitas
  • Menderita kanker atau mendapatkan terapi kanker (kemoterapi)
  • Menderita gangguan autoimun, seperti lupus
  • Konsumsi obat-obatan tertentu
  • Memiliki gangguan pada struktur atau fungsi pembuluh darah, seperti pada sindrom May-Thurner (pembuluh darah vena di kaki kiri yang menyempit) dan pada sindrom Paget-Schroetter (pembuluh darah vena di sekitar lengan dan dada menyempit).

 

Gejala

Tromboflebitis dapat menyebabkan aliran darah pada pembuluh darah melambat bahkan tersumbat. Gejala-gejala yang mungkin timbul, meliputi:

  • Kulit menjadi merah, hangat, bengkak, dan teriritasi di sekitar area yang terkena
  • Rasa nyeri, terutama saat area yang terkena ditekan
  • Pembengkakan pada pembuluh darah vena yang terasa seperti terdapat "tali" keras di bawah kulit
  • Nyeri saat menekuk pergelangan kaki (jika tromboflebitis terjadi di kaki)
  • Kaki atau pergelangan kaki bengkak

 

Diagnosis

Dalam mendiagnosis tromboflebitis, dokter akan mulai dengan melakukan wawancara dengan anak Anda (jika sudah cukup besar) atau dengan orang tua/pengasuh anak. Dokter akan menanyakan gejala-gejala apa saja yang dialami, lokasi tubuh mana yang terkena, serta mencari faktor-faktor yang mungkin berperan terhadap timbulnya tromboflebitis, seperti riwayat kelainan pembekuan darah bawaan, riwayat berbaring lama, riwayat pemasangan jarum infus pada area yang terkena, dll. Kemudian dokter akan melanjutkan dengan melakukan pemeriksaan fisik. Dokter akan melihat langsung area kulit yang terkena, dan mungkin akan meraba area tersebut untuk memeriksa adakah nyeri tekan dan pembengkakan. Diagnosis tromboflebitis pada dasarnya dapat ditegakkan berdasarkan hasil wawancara dan tampilan klinis yang ada. Namun, dokter mungkin akan menyarankan beberapa pemeriksaan penunjang untuk menyingkirkan kemungkinan penyebab lain, seperti:

  • USG dupleks, dengan menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan gambar pembuluh darah. Dokter akan mengoleskan gel pada kulit dan kemudian meletakkan suatu alat bernama transduser, yang berfungsi mengirimkan gelombang suara ke jaringan yang diperiksa. Gelombang tersebut kemudian akan dipantulkan kembali ke alat, dan ditangkap sebagai gambar pada layar monitor. Pemeriksaan ini dapat memvisualisasikan pembuluh darah yang terkena, dan terkadang dapat menunjukkan bekuan darah yang menggumpal.
  • Pemeriksaan darah, yang sering dilakukan adalah tes D-dimer. Tes ini adalah pemeriksaan darah untuk mencari protein, yang disebut D-dimer, yang terbentuk ketika gumpalan darah pecah. Jika kadar D-dimer tinggi, hal ini bisa menunjukkan bahwa gumpalan darah sedang pecah. Akan tetapi, meskipun kadarnya tinggi, tidak selalu menandakan adanya gumpalan. Dokter akan memastikan hasilnya dengan pemeriksaan USG untuk memvisualisasikan bekuan darah.
  • MR Venografi dan CT Venografi. Jika hasil USG kurang jelas, dokter mungkin akan menggunakan pemeriksaan pencitraan ini untuk memastikan adanya gumpalan pada pembuluh darah. Pada pemeriksaan ini, akan disuntikkan zat pewarna ke dalam pembuluh darah dan sinar-X akan digunakan untuk menghasilkan gambar pembuluh darah.
  • MR angiografi (MRA), dapat menghasilkan gambaran pembuluh darah secara terperinci dengan menggunakan mesin MRI besar. Penderita akan disuntikkan zat pewarna khusus ke dalam pembuluh darah sehingga memungkinkan untuk melihat gambaran pembuluh darah secara jelas.

 

Tata Laksana

Pada kebanyakan kasus tromboflebitis yang terjadi pada pembuluh darah vena di dekat permukaan kulit, gejala akan mulai hilang dengan sendirinya dalam satu atau dua minggu. Pada kasus dengan gejala yang lebih berat, dokter mungkin akan memberikan obat-obatan tertentu yang dosisnya disesuaikan dengan umur dan berat badan anak, seperti:

  • Pengencer darah (heparin, warfarin) untuk membantu menjaga bekuan darah agar tidak membesar dan mencegah timbulnya bekuan yang baru.
  • Antibiotik, jika sumbatan aliran darah menimbulkan suatu infeksi.
  • Obat untuk mengurangi rasa sakit dan bengkak, seperti Ibuprofen. Selain konsumsi obat, disarankan juga untuk mengangkat kaki yang terkena lebih tinggi dibandingkan permukaan tubuh, serta kompres hangat selama 15 hingga 30 menit, dua hingga tiga kali sehari, untuk membantu mengurangi bengkak dan rasa sakit.

 

Komplikasi

Komplikasi akibat tromboflebitis cukup jarang terjadi. Beberapa komplikasi yang dapat timbul, antara lain:

  • Emboli paru yang terjadi jika gumpalan bekuan darah lepas dan berpindah ke paru-paru sehingga menyumbat pembuluh darah arteri di paru-paru.
  • Sindrom pascaflebitis, yaitu kumpulan gejala seperti rasa sakit, bengkak, dan perasaan berat di kaki atau lengan yang terkena, dan bisa muncul berbulan-bulan atau bertahun-tahun setelah terkena.

 

Pencegahan

Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terbentuknya bekuan darah, meliputi:

  • Tetap bergerak dan jangan hanya duduk. Lakukan jalan-jalan ringan atau peregangan pada kaki dan tangan jika harus duduk untuk waktu yang lama
  • Jangan memakai pakaian yang terlalu ketat
  • Minum banyak cairan agar terhindar dari dehidrasi
  • Jika memiliki kelainan pembekuan darah bawaan atau riwayat tromboflebitis sebelumnya, maka rutin kontrol dan konsusmsi obat yang diresepkan oleh dokter.

 

Kapan Harus ke Dokter ?

Jika anak Anda mengalami gejala-gejala tromboflebitis disertai gejala berikut, segera konsultasikan ke dokter:

  • Satu kaki tampak lebih hangat dari kaki sebelahnya, atau kaki tampak bengkak, merah, nyeri, atau radang
  • Anggota badan yang terkena menjadi pucat dan dingin disertai demam
  • Batuk darah tiba-tiba
  • Nyeri dada yang tajam atau sesak dada
  • Nyeri di bahu, lengan, punggung, atau rahang
  • Napas cepat atau sesak napas
  • Nyeri saat bernapas
  • Pusing yang berat
  • Detak jantung cepat
Writer : dr Dedi Yanto Husada
Editor :
  • dr Nadia Opmalina
Last Updated : Minggu, 16 April 2023 | 04:57