Definisi
Konjungtiva berfungsi untuk melindungi bola mata dari kuman dan berperan dalam pergerakan bola mata. Konjungtivitis merupakan kondisi peradangan pada lapisan konjungtiva tersebut. Konjungtivitis alergi adalah peradangan pada konjungtiva yang disebabkan pada reaksi hipersensitivitas cepat terhadap alergen pada lingkungan. Sekitar 40% populasi diketahui pernah mengalami konjungtivitis alergi, tetapi hanya sedikit yang mencari pertolongan. Konjungtivitis alergi tidak menyebabkan kebutaan, namun dapat menurunkan kualitas hidup karena cukup mengganggu. Konjungtivitis alergi merupakan bagian dari sekumpulan gejala yang berhubungan dengan kemerahan dan pembengkakan pada konjungtiva.
Konjungtivitis alergi merupakan bentuk paling umum dari konjungtivitis. Berdasarkan National Health and Nutrition Examination Survey 6.4% dan 29.% dari 20,010 pasien mengalami gejala mata dan gejala hidung. 40% dari populasi mengalami 1 gejala mata setidaknya dalam 12 bulan. Salah satu bentuk dari konjungtivitis alergi, keratokonjungtivitis atopik terjadi pada usia remaja dan pada dekade ke-5 kehidupan. Konjungtivitis alergi dapat terjadi kembali tanpa berhubungan dengan musim. Penyakit ini juga sering disertai dengan dermatitis atopik.
Penyebab
Terdapat beberapa bentuk dari konjungtivitis alergi, antara lain:
- Simple allergic conjunctivitis, disebabkan oleh zat alergen yang terpapar pada permukaan bola mata. Umumnya pasien berusia di bawah 20 tahun dan gejala akan membaik seiring bertambahnya usia
- Keratokonjungtivitis Vernal, penyebab masih belum diketahui, namun diperkirakan disebabkan oleh gabungan antara iklim dan allergen. Lebih sering didapatkan pada laki-laki yang tinggal di iklim yang kering dan hangat, disertai dengan gejala alergi lainnya seperti asma
- Keratokonjungtivitis Atopik, disebabkan oleh paparan alergen, dermatitis atopik, dan/atau predisposisi genetik (keturunan)
- Giant papillary conjunctivitis, disebabkan oleh paparan alergen dan benda asing yang mengenai mata, seperti lensa kontak, prestesis, jahitan, dan lain-lain
Alergen yang dapat menyebabkan konjungtivitis alergi, antara lain:
- Debu rumah
- Serangga
- Serbuk sari
- Lensa kontak
- Hewan peliharaan
- Jamur
- Perubahan suhu, musim, dan iklim
- Alergi obat mata tetes seperti neomisin, atropin
- Kosmetik pada kelopak mata
- Alergen makanan
Faktor Risiko
Faktor risiko dari konjungtivitis alergi adalah:
- Anak-anak (30–40%) hingga dewasa muda
- Terpapar terhadap allergen (hal yang mencetuskan reaksi alergi Anda)
- Menggunakan lensa kontak
- Memiliki kondisi atopik lainnya seperti asma atau rhinitis alergi
- Memiliki riwayat keluarga dengan konjungtivitis alergi
Gejala
Gejala yang dialami pada konjungitvitis alergi, antara lain:
- Mata merah pada kedua mata
- Mata gatal
- Pembengkakan pada kelopak mata
- Rasa terbakar pada mata
- Mata berair
- Sensasi benda asing atau mata berpasir
- Mengalami bersin, hidung gatal, dan batuk
Diagnosis
Untuk mendiagnosis konjungtivitis alergi, dokter Anda akan mengajukan pertanyaan mengenai riwayat alergi Anda, riwayat asma dan rhinitis alergi (bersin di pagi hari), dan riwayat alergi pada keluarga (orang tua, saudara kandung, atau anak). Pada pemeriksaan fisis, dokter Anda akan memeriksa konjungtiva Anda. Untuk pemeriksaan lanjutan, Dokter Anda dapat melakukan pemeriksaan berikut:
- Allergy skin test, prosedur pemeriksaan di mana beberapa bahan yang telah diketahui merupakan allergen akan dipaparkan kepada Anda, kemudian dokter Anda akan melihat reaksi tubuh Anda terhadap bahan tersebut
- Pemeriksaan darah, untuk melihat adanya protein atau antibodi spesifik terhadap allergen tertentu seperti debu rumah atau jamur
- Conjunctival scraping, prosedur pemeriksaan di mana dokter akan mengambil sedikit jaringan konjungtiva Anda untuk melakukan pemeriksaan sel darah merah. Pada konjungtivitis alergi, eosinophil akan meningkat pasca paparan terhadap alergen.
Tatalaksana
Terapi Medis
Dokter Anda dapat meresepkan beberapa jenis pengobatan berikut untuk meredakan gejala alergi Anda:
- Antihistamin tetes, efektif untuk mengurangi gejala namun tidak direkomendasikan untuk digunakan lebih dari 6 minggu tanpa pengawasan dokter.
- Antihistamin tetes dan vasokonstriktor, untuk mengurangi gatal dan mengurangi kemerahan pada mata. Tidak boleh digunakan lebih dari 14 hari. Memiliki efek rebound, atau mata merah dapat kembali terjadi setelah pemakaian.
- Mast cell stabilizer, akan bereaksi dalam 3–7 hari setelah pemakaian untuk mengurangi respon berlebihan dari sel mast (sel yang berperan dalam proses alergi).
- Steroid tetes, dapat mengurangi gejala radang dengan cepat. Tidak boleh digunakan tanpa pengawasan dokter karena dapat menyebabkan katarak dan glaukoma.
Perawatan Diri di Rumah
Pengobatan konjungtivitis alergi di rumah meliputi pencegahan dan pengobatan gejala. Pencegahan yang penting dilakukan adalah mencari tahu alergen yang menyebabkan reaksi alergi Anda dan kurangi paparan terhadap allergen tersebut. Jika Anda merasa tidak nyaman, Anda dapat mengompres mata dengan kompres dingin 10–15 menit dalam satu hari. Anda dapat menggunakan air mata buatan untuk membuat mata Anda lebih nyaman.
Komplikasi
Secara umum, konjungtivitis alergi dapat sembuh dengan sendirinya dan tidak menyebabkan komplikasi yang serius. Namun, konjungtivitis alergi sangat mudah berulang sehingga dapat mengganggu kualitas hidup Anda. Kejadian konjungtivitis alergi yang selalu berulang juga dapat menyebabkan radang berkepanjangan pada konjungtiva Anda, sehingga dapat mengganggu penglihatan. Gunakan pengobatan konjungtivitis alergi dengan bijak karena dapat menyebabkan katarak pada pemakaian jangka panjang. Komplikasi yang mungkin terjadi antara lain adalah kerusakan berat pada mata dan infeksi bakteri sekunder.
Pencegahan
Konjungtivitis alergi bukan merupakan kondisi yang menular namun dicetuskan oleh paparan terhadap allergen tertentu. Pencegahan menjadi sangat penting agar konjungtivitis alergi tidak berulang terus menerus. Anda dapat melakukan beberapa perubahan gaya hidup di bawah ini:
- Jangan menyentuh atau mengucek mata Anda
- Cuci tangan dengan sabun setelah dan sebelum menyentuh mata
- Bersihkan ruangan Anda secara teratur, termasuk sprei dan karpet untuk mengurangi risiko paparan allergen debu rumah
- Batasi hewan peliharaan Anda untuk tidak masuk ke dalam rumah, jika Anda alergi terhadap hewan peliharaan
- Gunakan kacamata untuk mencegah serbuk sari ke mata Anda
- Tutup jendela Anda untuk mencegah serbuk sari, asap, dan polutan masuk ke dalam ruangan Anda
- Gunakan pendingin ruangan dengan filter khusus
- Kurangi paparan terhadap detergen yang terlalu menyengat
Kapan harus ke dokter?
Jika Anda mengalami gejala mata merah disertai nyeri berat pada mata, demam menggigil, lenting-lenting di sekitar mata, pandangan kabur yang tidak membaik dengan air mengalir, kotoran mata sangat kental, berwarna putih atau kehijauan yang mengalir terus menerus; terjadi pada bayi Anda yang berusia <24 jam; gejala tidak membaik dalam 1 minggu atau 24 jam setelah menggunakan antibiotik, dan/atau Anda memiliki penyakit seperti infeksi HIV, dalam pengobatan kanker, dan diabetes, segera periksakan diri Anda ke fasilitas kesehatan terdekat.
Untuk mendapat informasi seputar penyakit mata lainnya silakan kunjungi laman kami di sini ya!
- dr Ayu Munawaroh, MKK
Baab S, Le PH, Kinzer EE. Allergic Conjunctivitis. [Updated 2021 Jul 25]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK448118/.
Godinich-Chang, A. (2021). Atopic Keratoconjunctivitis (AKC) Workup: Approach Considerations, Conjunctival Biopsy and Histology. Retrieved 31 October 2021, from https://emedicine.medscape.com/article/1194480-workup#c1.
Pink eye (conjunctivitis) - Symptoms and causes. (2021). Retrieved 31 October 2021, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/pink-eye/symptoms-causes/syc-20376355.
Allergic Conjunctivitis. (2021). Retrieved 31 October 2021, from https://www.allergy.org.au/patients/allergic-rhinitis-hay-fever-and-sinusitis/allergic-conjunctivitis.