Definisi
Conduct disorder pada anak adalah sekelompok masalah perilaku dan emosional yang dimulai pada masa kanak-kanak atau remaja. Anak-anak dan remaja dengan gangguan perilaku ini mengalami kesulitan mengikuti peraturan dan berperilaku dengan cara yang tidak dapat diterima di masyarakat. Mereka dapat menunjukkan perilaku agresif dan destruktif (menimbulkan kerusakan), serta menipu dan melanggar hak orang lain.
Orang lain mungkin akan menganggap mereka sebagai anak nakal dan jarang ada yang memahami bahwa itu adalah penyakit mental. Jika anak memiliki gangguan ini, mereka biasanya tampak tangguh dan percaya diri. Namun pada kenyataannya, anak-anak tersebut seringkali merasa tidak aman dan merasa bahwa orang lain akan mengancam dirinya ataubertindak agresif.
Berdasarkan usia timbulnya gejala awal, conduct disorder dikelompokkan berdasarkan:
- Onset atau waktu munculnya gejala pada masa kanak-kanak, yaitu tanda-tanda gangguan perilaku muncul sebelum usia 10 tahun
- Onset remaja terjadi ketika tanda-tanda gangguan perilaku muncul saat masa remaja
- Onset tidak ditentukan, yaitu usia saat muncul gejala awal tidak diketahui dengan pasti
Penyebab
Kombinasi dari faktor genetik dan faktor lingkungan dapat berperan pada perkembangan serta munculnya conduct disorder pada anak.
Faktor genetik
Adanya gangguan pada area otak (lobus) bagian frontal atau bagian depan, diperkirakan berhubungan dengan munculnya conduct disorder. Lobus frontal adalah bagian otak yang mengatur keterampilan kognitif penting, seperti pemecahan masalah, memori, dan ekspresi emosional. Diduga terjadi cedera atau gangguan pada otak di masa awal kehidupan anak, sehingga anak dapat mengalami:
- Defisit atau penurunan kemampuan berbahasa, memori, serta fungsi eksekutif otaknya
- Menjadi sulit mengambil keputusan dengan baik
- Kurang dapat memecahkan masalah di kondisi yang kritis
- Berkurangnya kontrol terhadap rangsangan
- Berkurangnya kemampuan untuk merencanakan tindakan di masa depan
- Penurunan kemampuan untuk belajar dari pengalaman buruk di masa lalu
Selain itu, adanya gangguan perkembangan juga dapat memengaruhi kemampuan belajar dan kemampuan bersosialisasi anak. Kadar testosteron yang tinggi juga diasosiasikan dengan sifat agresif. Semua hal tersebut dapat membuat anak cenderung mudah terlibat dalam perilaku yang agresif.
Faktor lingkungan
Faktor lingkungan yang berhubungan dengan conduct disorder meliputi:
- Riwayat mengalami pelecehan anak
- Keluarga yang bermasalah, seperti orang tua yang menyalahgunakan narkoba atau alkohol
- Kemiskinan
- Sering terpapar dengan kekerasan baik secara fisik atau verbal
- Lingkungan sekolah yang tidak kondusif
Faktor Risiko
Faktor-faktor berikut ini dapat meningkatkan risiko seorang anak mengalami conduct disorder, yaitu:
- Jenis kelamin laki-laki
- Tinggal di lingkungan perkotaan
- Hidup dalam kemiskinan
- Adanya riwayat keluarga yang juga memiliki conduct disorder atau gangguan mental lainnya
- Pasien juga memiliki gangguan kejiwaan lain (ADHD, PTSD, gangguan mood, dll.)
- Orang tua menyalahgunakan narkoba atau alkohol
- Lingkungan rumah dan keluarga yang disfungsional atau penuh konflik
- Riwayat mengalami kejadian traumatis, kekerasan atau pengabaian
Gejala
Anak yang mengalami conduct disorder seringkali sulit dikendalikan dan tidak mau mengikuti aturan. Mereka bertindak impulsif tanpa mempertimbangkan akibat dari tindakan dan perilakunya. Mereka juga tidak memikirkan perasaan orang lain. Anak laki-laki yang mengalami gangguan ini lebih cenderung menunjukkan perilaku agresif dan destruktif dibandingkan anak perempuan. Anak perempuan lebih rentan terhadap perilaku menipu dan melanggar aturan.
Anak mungkin memiliki conduct disorder jika terus-menerus menunjukan satu atau lebih dari perilaku berikut:
- Perilaku agresif atau menyerang
- Mengintimidasi atau menggertak orang lain
- Menyerang orang atau hewan dengan sengaja
- Memaksa seseorang melakukan aktivitas seksual
- Menggunakan senjata
- Perilaku curang
- Berbohong
- Membobol
- Mencuri
- Memalsukan
- Perilaku destruktif atau merusak
- Pembakaran
- Perusakan properti yang disengaja
- Melanggar aturan
- Bolos sekolah
- Kabur dari rumah
- Penggunaan narkoba dan alkohol
- Perilaku seksual pada usia yang sangat muda
Gejala dari gangguan perilaku antisosial dapat bersifat ringan, sedang, atau berat. Jika anak memiliki gejala ringan, mereka akan menunjukkan gejala-gejala seperti yang sudah disebutkan di atas dalam jumlah sedikit. Gangguan perilaku yang dilakukan menyebabkan kerugian yang relatif kecil bagi orang lain. Gangguan perilaku biasanya sama dengan kenakalan umum anak seusianya, seperti berbohong, membolos, dan keluar rumah setelah gelap tanpa izin orang tua.
Anak yang memiliki gejala sedang mulai menunjukkan banyak masalah perilaku, serta dapat memberikan dampak mulai dari ringan hingga berat pada orang lain. Gangguan perilaku yang tergolong sedang contohnya vandalisme (merusak dan menghancurkan secara kasar) dan pencurian.
Pada gejala berat, anak menunjukkan semua gejala yang telah disebutkan di atas. Masalah perilaku tersebut menyebabkan kerugian yang besar bagi orang lain. Gangguan perilaku yang tergolong berat adalah pemerkosaan, penggunaan senjata, atau pembobolan.
Diagnosis
Jika anak mulai menunjukkan gejala yang sepertinya mengarah pada conduct disorder, memperlihatkan pola perilaku yang melanggar hak orang lain dan tidak mengindahkan norma sosial, konsultasikan hal tersebut ke psikiater atau dokter spesialis kesehatan jiwa. Dokter akan mengajukan pertanyaan tentang pola perilaku anak, bagaimana tingkah lakunya dan studi akademisnya di sekolah, serta riwayat kesehatannya untuk menegakan diagnosis. Biasanya dokter juga akan melihat bila anak menunjukkan tanda adanya gangguan mental lain yang turut menyertai conduct disorder.
Pada conduct disorder, anak harus memiliki pola yang menunjukkan setidaknya tiga perilaku umum dari gangguan tersebut. Minimal satu dari perilaku tersebut harus terjadi dalam 6 bulan terakhir. Gangguan perilaku juga harus secara signifikan mengganggu kehidupan sosial anak.
Tata Laksana
Anak dengan conduct disorder yang tinggal di rumah yang penuh dengan kekerasan atau suasana tidak mendukung lainnya, dapat ditempatkan di rumah lain. Jika suasana mendukung, psikiater akan menggunakan terapi perilaku atau terapi bicara untuk membantu anak belajar mengekspresikan atau mengendalikan emosinya dengan tepat.
Psikiater juga akan mengajari cara mengelola perilaku anak. Jika anak memiliki gangguan kesehatan mental lain seperti depresi atau gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktif (ADHD), psikiater akan meresepkan obat untuk mengobati kondisi tersebut.
Karena butuh waktu untuk membentuk sikap dan pola perilaku baru, anak dengan gangguan perilaku ini biasanya memerlukan pengobatan jangka panjang. Pengobatan sejak dini dapat memperlambat perburukan gangguan dan mengurangi tingkat keparahan perilaku negatif.
Komplikasi
Jika anak menunjukkan gejala conduct disorder, konsultasikan hal tersebut dengan ahlinya, seperti dengan psikiater. Mereka berisiko mengalami gangguan mental lain saat dewasa jika tidak ditangani dengan tepat, seperti gangguan kepribadian, gangguan mood atau kecemasan, dan gangguan penggunaan zat.
Anak-anak dengan conduct disorder juga berisiko mengalami gagal atau putus sekolah, penyalahgunaan zat, masalah hukum, mencederai diri sendiri atau orang lain karena perilaku kekerasan, penyakit menular seksual, hingga bunuh diri.
Hasil pengobatan bisa sangat bervariasi. Namun, penanganan dini dapat membantu mengurangi risiko anak masuk penjara akibat perilaku agresif dan destruktifnya, serta timbul gangguan mental lain seperti yang telah disebutkan di atas.
Pencegahan
Meskipun hampir tidak mungkin untuk mencegah timbulnya conduct disorder, namun dengan mengenali gejala dan menanganinya lebih awal dapat meminimalisir efek buruk pada anak, keluarga, dan orang lain. Selain itu, dengan menghadirkan lingkungan rumah yang seimbang antara rasa saling menyayangi, mendukung, dan disiplin, serta menjadi figur orang dewasa yang baik di mata anak, dapat membantu mengurangi gejala dan mencegah timbulnya perilaku yang mengganggu pada anak.
Kapan harus ke dokter?
Jika anak Anda menunjukan perilaku melanggar aturan atau semakin terlihat ‘nakal’, waspada akan kemungkinan conduct disorder. Jika perilaku menetap dan semakin jelas seperti gejala yang sudah disebutkan di atas, serta sudah menimbulkan gangguan di lingkungan sekitar anak, segera konsultasi pada psikiater untuk dilakukan pemeriksaan dan mendapat pengobatan. Terapi yang cepat dan tepat akan bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan anak.
- dr Hanifa Rahma
Kivi R. (2022). Conduct disorder. Retrieved 25 February 2022, from https://www.healthline.com/health/conduct-disorder
Mental health and conduct disorder. (2020). Retrieved 25 February 2022, from https://www.webmd.com/mental-health/mental-health-conduct-disorder#091e9c5e800084b0-3-8
Conduct disorder. (2018). Retrieved 25 February 2022, from https://www.aacap.org/AACAP/Families_and_Youth/Facts_for_Families/FFF-Guide/Conduct-Disorder-033.aspx
Mohan L, Yilanli M, Ray S. (2020). Conduct Disorder. Retrieved 25 February 2021, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470238/
Conduct disorder. Retrieved 25 February 2022, from https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/conduct-disorder
Conduct disorders. Retrieved 25 February 2022, from https://www.nationwidechildrens.org/conditions/conduct-disorders