Gangguan Seksual Hipoaktif

Gangguan Seksual Hipoaktif

Bagikan :


Definisi

Hypoactive sexual desire disorder (HSDD) merupakan suatu terminologi kedokteran yang dipakai untuk berbagai tipe dari penurunan gairah seksual. Hipoaktif berarti penurunan pada perilaku atau aktivitas fisik. HSDD didefinisikan sebagai suatu disfungsi seksual fisik dan psikologis dimana seorang wanita kekurangan motivasi atau kehilangan gairah secara persisten dan berulang untuk melakukan aktivitas seksual. Keadaan ini juga disertai dengan tidak adanya fantasi dan pikiran seksual, sehingga menyebabkan ketidaknyamanan dan masalah dalam hubungan. Ketidaknyamanan ini dapat berupa kesedihan, rasa bersalah, rasa tidak berdaya, kehilangan, dan frustasi yang dapat signifikan.

Gangguan ini merupakan salah satu masalah seksual wanita yang paling sering terjadi. Menurut studi dari The International Society for the Study of Women’s Sexual Helath, sebanyak 10% dari wanita dari seluruh kelompok usia menderita HSDD, meskipun di lapangan angka ini seharusnya lebih banyak. Studi tersebut juga mengatakan sekitar 16 juta wanita berusia 50 tahun atau lebih mengalami penurunan gairah, dan sekitar 4 juta diantaranya mengalami stress akibat hal tersebut. Tidak hanya wanita, pria juga dapat mengalami gairah seksual yang rendah.

Penyebab

Terdapat banyak penyebab yang mungkin pada HSDD, mulai dari faktor fisik dan psikologis, antara lain adalah:

  • Adanya kondisi medis seperti kanker payudara, diabetes, depresi, inkontinensia urin (tidak dapat mengontrol buang air kecil), penyakit tiroid, sklerosis multipel, dan lain-lain
  • Ketidakseimbangan neurotransmitter (zat kimia) di otak yang berperan untuk memunculkan hambatan gairah seksual. Bagian tertentu dari otak memiliki fungsi untuk mengatur gairah seksual. Gairah seksual ini membutuhkan neurotransmitter seperti dopamin dan melanokortin yang membantu proses stimulasi seksual. Sementara itu, sistem penghambat gairah seksual yang meliputi opioid otak dan zat lainnya akan menghambat stimulasi seksual. Jika neurotransmitter ini tidak seimbang, maka akan timbul gejala HSDD
  • Efek samping obat-obatan tertentu, seperti obat antidepresi, anticemas, obat penurun tekanan darah, dan obat nyeri

Faktor Risiko

Beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko seseorang menderita HSDD adalha:

  • Wanita
  • Adanya masalah dalam hubungan, termasuk kekerasan psikis dan fisik. Jika terdapat konflik atau rendahnya rasa saling percaya di antara pasangan, maka wanita dapat kehilangan hasrat untuk berhubungan seksual dengan pasangannya. Namun, perlu diingat bahwa HSDD dapat terjadi pada orang yang tidak berada dalam suatu hubungan
  • Adanya kondisi kejiwaan lainnya seperti depresi, cemas, dan kepercayaan diri yang rendah
  • Sebelum dan setelah melahirkan
  • Beban stress yang tinggi dalam bekerja atau berumah tangga
  • Sikap yang negatif terhadap seksualitas

Gejala

Gejala HSDD meliputi:

  • Berkurangnya pikiran atau fantasi seksual
  • Kurangnya atau hilangnya ketertarikan untuk memulai atau terlibat dalam aktivitas seksual, yang merupakan hal penting untuk memunculkan gairah seksual
  • Menurunnya respon terhadap stimulasi seksual, yang dapat berupa stimulasi visual, raba atau yang lainnya
  • Penurunan atau hilangnya kemampuan mempertahankan minat atau gairah sepanjang aktivitas seksual selama minimal enam bulan
  • Terkadang dapat menghindari situasi yang dapat mengakibatkan aktivitas seksual
  • Mengalami stress personal yang tinggi akibat kurangnya gairah seksual

Diagnosa

Terkadang seseorang menginginkan seks, terkadang tidak. Hal ini merupakan hal yang wajar karena semua wanita memiliki batas normalnya sendiri tergantung dorongan biologis masing-masing. Namun, jika seseorang memiliki libido atau gairah seksual yang rendah sehingga terganggu dengan hal ini dan sudah terjadi selama minimal enam bulan, maka ia mungkin menderita HSDD.

Untuk mendiagnosa HSDD, dokter dapat menanyakan beberapa pertanyaan yang ada dalam Decreased Sexual Desire Screener (DSDS). Pertanyaan yang terdapat didalamnya adalah:

  1. Pada masa lampau, apakah level gairah seksual Anda baik dan memuaskan untuk Anda?
  2. Apakah Anda pernah mengalami penurunan level gairah seksual?
  3. Apakah Anda terganggu dengan adanya penurunan level gairah seksual?
  4. Apakah Anda ingin gairah seksual Anda naik?

Selain itu, dokter juga akan menanyakan apakah ada penggunaan obat-obat tertentu dan melakukan pemeriksaan fisik untuk melihat apakah ada kondisi medis yang mendasari terjadinya HSDD. HSDD baru bisa didiagnosis ketika gejalanya tidak terjadi akibat gangguan seks lainnya, obat-obatan, atau kondisi medis dan psikologis tertentu.

HSDD berbeda dengan libido rendah. Wanita dapat memiliki libido yang rendah pada berbagai waktu dalam kehidupan dan hubungan. Definisi libido rendah berbeda pada setiap wanita dan tidak dapat dikuantifikasi. Memiliki libido yang rendah saja tidak pasti berarti seseorang memiliki gangguan HSDD karena pada HSDD hampir selalu terjadi stress akibat gairah seks yang rendah. Namun, keduanya merupakan kondisi yang sering berhubungan dan sering dipakai istilahnya sebagai suatu hal yang sama.

Tatalaksana

HSDD merupakan kondisi yang dapat diterapi dan dikendalikan. Tatalaksana untuk HSDD mencakup aspek psikologis, sosial, dan biologis dari kondisi ini. Pilihan terapi disesuaikan terhadap kebutuhan dan situasi masing-masing individu. Terapi dapat meliputi psikoterapi dan obat-obatan.

  • Psikoterapi dan terapi seks: psikoterapi sering bermanfaat untuk menyelesaikan konflik masa kecil atau masalah yang masih ada sekarang dan tidak disadari. Selain itu, bisa juga untuk mengidentifikasi adanya masalah kejiwaan atau masalah dalam hubungan yang mungkin ada dan menjadi penyebab HSDD. Terapi ini dapat dilakukan sendiri atau bersama pasangan. Beberapa pasangan mungkin membutuhkan konseling pernikahan sebelum atau bersamaan dengan terapi HSDD yang lain. Terapi seks juga direkomendasikan untuk keduanya.
  • Obat-obatan: Untuk wanita yang belum menopause, terdapat satu obat yang telah disetujui oleh FDA pada tahun 2015 untuk terapi HSDD yaitu flibanserin. Obat ini merupakan obat nonhormonal yang bekerja pada neurotransmitter atau zat kimia pada otak yang mengontrol gairah seksual. Ketika zat ini berkurang pada otak, hasilnya adalah penurunan gairah seksual. Obat ini menjaga zat kimia tersebut tetap seimbang, namun tentunya dengan petunjuk dokter. Efek obat ini adalah meningkatkan gairah seksual dan frekuensi aktivitas seksual yang memuaskan.

Obat lain yang juga dapat digunakan untuk terapi HSDD (penggunaan off-label) adalah:

  • Testosteron: biasanya digunakan untuk wanita yang mendekati menopause atau yang sudah menopause. Obat ini membantu menyeimbangkan hormon reproduksi, sehingga mempengaruhi gairah seks, libido, dan stress. Penggunaan hormon sistemik hanya dianjurkan pada wanita yang sudah menopause
  • Bupropion: merupakan obat antidepresan yang menunjukan efek peningkatan fungsi seksual, gairah, dan orgasme pada wanita dengan HSDD. Obat ini terutama bermanfaat untuk HSDD yang disebabkan oleh obat antidepresan golongan SSRI.
  • Buspirone: obat untuk gangguan cemas yang dapat meningkatkan minat seksual. Obat ini dapat diminum sebelum aktivitas seksual dan terutama bermanfaat pada HSDD yang disebabkan oleh antidepresan golongan SSRI.

Komplikasi

Penurunan gairah seksual dapat menyebabkan stress personal dan masalah dalam hubungan sehingga akan menurunkan kualitas hidup seorang wanita

Pencegahan

Tidak ada pencegahan spesifik untuk HSDD. Hal yang dapat dilakukan untuk menurunkan risiko terkena HSDD adalah sebagai contoh dengan menyelesaikan konflik yang ada, misalnya konflik masa kanak atau masalah dengan pasangan.

Kapan harus ke Dokter

Jika seorang wanita merasa kurang tertarik dalam aktivitas seksual dan merasa khawatir mengenai hal itu, maka Anda bisa berkonsultasi dengan dokter. Bersama dengan dokter, Anda dapat mendiskusikan faktor risiko dan gejala yang Anda alami dan menilai sejauh mana hal ini menyebabkan masalah dan cara untuk mengatasinya.

Writer : dr Tea Karina Sudharso
Editor :
  • dr Anita Larasati Priyono
Last Updated : Kamis, 17 Februari 2022 | 06:59

Hypoactive Sexual Desire Disorder. Ashasexualhealth.org. (2022). Retrieved 10 February 2022, from https://www.ashasexualhealth.org/hypoactive-sexual-desire-disorder/.

Hypoactive Sexual Desire Disorder (HSDD) | CU OB-GYN | Denver, CO. University of Colorado OB-GYN. (2022). Retrieved 11 February 2022, from https://obgyn.coloradowomenshealth.com/health-info/conditions/hypoactive-sexual-desire-disorder.

Parish, S., & Hahn, S. (2016). Hypoactive Sexual Desire Disorder: A Review of Epidemiology, Biopsychology, Diagnosis, and Treatment. Sexual Medicine Reviews, 4(2), 103-120. https://doi.org/10.1016/j.sxmr.2015.11.009