Nyeri Ovulasi (Mittelschmerz)

Nyeri Ovulasi (Mittelschmerz)

Bagikan :


Definisi

Ovulasi adalah salah satu proses di dalam siklus haid. Proses ini biasanya terjadi di antara siklus haid, yaitu terjadi pada sekitar 14 hari sebelum periode haid, di mana indung telur akan melepaskan sel telur. Pada beberapa hari sebelum ovulasi dan beberapa hari setelah ovulasi, masa ini disebut masa subur wanita.

Pada proses ovulasi, dapat terjadi nyeri, yang disebut dengan nyeri ovulasi. Nyeri ovulasi atau dikenal juga sebagai nyeri mittelschmerz, adalah kondisi nyeri ketika sel telur dilepaskan dari indung telur. Istilah Mittelschmerz berasal dari bahasa Jerman, yaitu untuk kata tengah (middle) dan nyeri (pain).

Nyeri ovulasi adalah hal yang wajar dan adalah efek samping terkait dari siklus haid. Nyeri ovulasi biasanya dirasakan pada bagian perut dan pinggang, pada bagian tengah atau salah satu sisi. Nyeri ovulasi mungkin mirip dengan nyeri saat haid (seperti kram), tetapi nyeri ovulasi terjadi sekitar 2 minggu (14 hari) sebelum haid terjadi.

Kebanyakan wanita tidak merasakan apapun ketika proses ovulasi. Sedangkan beberapa wanita, bisa mengalami nyeri ovulasi. Sekitar lebih dari 40% wanita yang menghasilkan sel telur pada usia produktif mengalami nyeri ovulasi.

 

Penyebab

Nyeri ovulasi disebabkan oleh sel telur yang berkembang dan lepas dari indung telur. Rasa nyeri tersebut dapat dijelaskan dalam beberapa cara.

  • Ketika sel telur berkembang pada indung telur, sel telur akan dikelilingi oleh cairan folikular.
  • Sesaat sebelum ovulasi, pertumbuhan dari folikel di mana sel telur berkembang dapat memanjang pada permukaan indung telur, sehingga dapat menyebabkan rasa nyeri.
  • Ketika proses ovulasi, sel telur dan cairan serta beberapa darah akan dilepaskan dari indung telur.

Penyebab pasti dari nyeri ovulasi belum diketahui, tetapi diperkirakan bahwa cairan atau darah menyebabkan iritasi pada bagian perut sehingga menyebabkan rasa nyeri. Rasa nyeri tersebut akan segera hilang setelah sel telur dilepaskan atau ketika tubuh menyerap cairan atau darah yang lepas tadi.

 

Faktor Risiko

Beberapa faktor penyebab nyeri ovulasi di antaranya :

  • Hormonal
    • Faktor hormon penyebab proses ovulasi sehingga menyebabkan rasa nyeri ketika proses pengembangan sel telur hingga folikel pada rahim luruh
    • Jumlah folikel juga mempengaruhi nyeri ovulasi
    • Adanya peningkatan tajam pada kadar estrogen
    • Sindrom Polikista Indung Telur (PCOS), yaitu gangguan hormon reproduksi yang menyebabkan periode haid tidak teratur
  • Kondisi atau penyakit gangguan pada rahim
    • Kista
    • Endometriosis, yaitu kondisi di mana lapisan dalam rahim tumbuh di luar dinding rahim dan umumnya memberikan rasa nyeri. 
    • Infeksi menular seksual. Kondisi nyeri ovulasi yang disertai dengan keluarnya cairan yang tidak biasa atau berbau busuk serta ada gejala demam dan rasa terbakar ketika buang air kecil adalah salah satu potensi dari infeksi menular seksual
    • Kehamilan ektopik. Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan kondisi janin berkembang di luar rahim. Hal ini dapat menyebabkan nyeri ovulasi disebabkan gejala yang mirip, yaitu rasa nyeri pada panggul di satu sisi
  • Usia. Wanita dengan usia produktif terutama dibawah 35 tahun memilki risiko lebih besar mengalami nyeri ovulasi
  • Berat badan. Orang dengan status gizi kurang (underweight) memiliki risiko lebih tinggi mengalami nyeri ovulasi.

 

Gejala

Gejala utama pada nyeri ovulasi berupa nyeri pada bagian perut dan pinggang, sedang hingga parah diikuti rasa tidak nyaman. Nyeri tersebut biasanya terjadi pada salah satu sisi dan bertahan dari beberapa menit hingga beberapa jam, berlangsung antara 3 hingga 12 jam Pada pasien yang baru mengalami operasi indung telur juga dapat mengalami nyeri hingga periode haid. Selain itu, beberapa gejala yang mungkin anda alami :

  • Pendarahan ringan vagina
  • Keluarnya cairan dari vagina
  • Mual bila nyeri parah
  • Berlangsung hingga beberapa menit atau jam, kurang lebih 24 sampai 48 jam
  • Nyeri parah (jarang terjadi)
  • Rasa nyeri berubah dari satu sisi ke sisi lainnya tiap bulan
  • Rasa nyeri tumpul, mirip dengan kram haid
  • Rasa nyeri yang terasa menusuk dan dapat parah
  • Rasa nyeri atau kram pada pertengahan siklus haid

 

Diagnosa

Dokter akan melakukan pemeriksaan berdasarkan waktu dari rasa nyeri yang dialami pasien. Ovulasi pada umumnya terjadi 14 hari sebelum periode haid. Bila nyeri muncul pada pertengahan di antara periode haid, hal ini dapat terjadi karena nyeri ovulasi.

Dokter mungkin akan meminta pasien mencatat siklus haidnya, beserta catatan apakah dirasakan nyeri dan di mana lokasi nyerinya. Pemeriksaan untuk membantu diagnosa dari nyeri ovulasi berupa pemeriksaan perut dan pinggang. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui penyebab dari nyeri seperti endometriosis atau adanya kista indung telur.

 

Pemeriksaan Penunjang

Bila diperlukan, pasien juga disarankan melakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG) melalui vagina atau foto rontgen untuk membantu menentukan penyebab dari rasa nyeri tersebut. Bila dokter mengetahui adanya yang tidak normal selama pemeriksaan anda atau rasa nyeri yang parah, pasien akan disarankan melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui penyebab dari rasa nyeri tersebut. Dokter akan berdiskusi lebih lanjut dengan pasien mengenai tahapan berikutnya.

 

Tata Laksana

Kebanyakan wanita dengan gejala nyeri ovulasi tidak membutuhkan pengobatan. Nyeri yang muncul biasanya akan hilang dengan sendirinya dalam waktu sehari. Pasien dapat menggunakan obat yang dijual bebas seperti NSAID seperti parasetamol atau ibuprofen untuk mengurangi rasa nyeri. Selain itu, pasien dapat mengompres hangat atau mandi dengan air panas untuk mengurangi rasa nyeri.

 

Jika Anda ingin mengetahui tentang obat Parasetamol, Anda dapat membacanya di sini: Parasetamol - Cara kerja, Kontraindikasi, dan Efek Samping.

 

Pil KB

Pada nyeri ovulasi parah, diskusikan dengan dokter terkait konsumsi pil KB. Pil KB hormonal dapat mencegah ovulasi sehingga anda tidak akan mengalami nyeri ovulasi. Bila anda mengkonsumsi pil KB tersebut, anda tidak dapat hamil sehingga diskusikan pada dokter bila anda berencana untuk memiliki anak.

 

Komplikasi

Pada umumnya nyeri ovulasi tidak memiliki komplikasi, tetapi penyebab nyeri yang muncul dapat membahayakan pasien. Beberapa penyebab rasa nyeri tersebut :

  • Penumpukan cairan pada perut dan terkadang dada
  • Gangguan keseimbangan elektrolit darah (natrium, kalium dan lainnya)
  • Penyumbatan pembuluh darah besar, biasanya pada kaki
  • Gagal ginjal
  • Luruhnya kista pada indung telur sehingga dapat menyebabkan pendarahan parah
  • Gangguan nafas
  • Keguguran
  • Kematian (jarang terjadi)
  • Adanya indung telur yang terpelintir


    Jika Anda ingin mengetahui lebih lanjut mengenai kista indung telur yang terpelintir, Anda dapat membacanya di sini: Torsio dan Ruptur Kista Ovarium - Pengertian, Penyebab, Gejala, dan Pengobatan.

 

Pencegahan

Nyeri ovulasi dapat dicegah dengan mencegah proses ovulasi. Beberapa obat kontrasepsi hormonal seperti pil KB dapat mencegah terjadinya ovulasi. Konsultasikan dengan dokter bila pasien berencana untuk hamil atau memiliki anak. 

 

Kapan Harus ke Dokter?

Anda dapat melakukan pemeriksaan ke dokter bila mengalami beberapa gejala berikut selama ovulasi:

  • Demam lebih tinggi dari 38°C
  • Nyeri ketika buang air kecil
  • Kulit kemerahan atau seperti terbakar pada area nyeri
  • Mual atau muntah parah
  • Rasa nyeri parah pada pertengahan siklus haid anda dan berlangsung lebih dari sehari atau berlangsung pada kebanyakan bulan
  • Obat bebas tidak dapat mengurangi rasa nyeri
  • Anda melewati periode haid anda
  • Pendarahan berat vagina antara periode haid

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!

 

 

Writer : dr Kevin Luke
Editor :
  • dr Anita Larasati Priyono
Last Updated : Selasa, 11 April 2023 | 23:18