Kolangitis

Ilustrasi infeksi pada saluran empedu

Bagikan :


Definisi

Kolangitis adalah penyakit radang atau inflamasi yang terjadi di saluran empedu. Kolangitis juga dikatakan termasuk dalam suatu tipe penyakit yang terjadi di liver. Ada beberapa jenis kolangitis yang diketahui, yaitu kolangitis bilier primer, kolangitis sclerosing primer, kolangitis sekunder, dan kolangitis imun.

Saluran empedu membawa cairan empedu dari liver dan kantung empedu menuju usus halus. Cairan empedu berwarna hijau ke kuningan agak coklat ini berperan dalam memecah dan menyerap lemak yang berasal dari makanan. Selain itu, cairan empedu juga berperan dalam membersihkan sisa metabolisme dari liver.

Apabila saluran empedu mengalami radang atau ada hambatan, maka cairan empedu akan kembali menuju liver. Hal inilah yang dapat menyebabkan gangguan pada liver dan beberapa masalah lainnya. Beberapa jenis kolangitis dapat bersifat ringan. Namun, ada beberapa jenis kolangitis yang bersifat berat dan mengancam nyawa.

Ada dua jenis utama dari kolangitis, yaitu kolangitis kronik yang terjadi perlahan-lahan dan dapat menimbulkan keluhan selama bertahun-tahun, dan kolangitis akut yang terjadi tiba-tiba dan dapat menimbulkan keluhan selama periode yang singkat.

Kolangitis cenderung jarang terjadi. Di Amerika serikat, diperkirakan ada kurang dari 200,000 kasus dari kolangitis akut tiap tahunnya. Rerata usia yang terkena biasanya sekitar 50-60 tahun.

 

Penyebab

Ada beberapa penyebab dari kolangitis, namun terkadang penyebabnya pun tidak diketahui dengan jelas. Kolangitis kronis dapat disebabkan oleh penyakit autoimun. Hal ini berarti bahwa sistem pertahanan tubuh sendiri menyerang saluran empedu secara tidak disengaja sehingga dapat menyebabkan radang atau inflamasi pada saluran empedu. Apabila hal ini berlangsung lama, maka proses inflamasi tersebut dapat meninggalkan bekas luka atau terjadinya pertumbuhan jaringan keras di dalam saluran empedu sehingga membuat saluran empedu menjadi kaku dan menyempit.

Pada kolangitis akut, ada beberapa kemungkinan penyebab, seperti infeksi bakteri. Selain itu, kolangitis dapat juga terjadi karena saluran empedu yang terhambat oleh sesuatu seperti batu empedu atau tumor. Infeksi yang menyebabkan kondisi ini dapat menyebar ke organ liver.

Ada beberapa penyebab lingkungan atau eksternal yang dapat menyebabkan kolangitis baik akut atau kronis, diantaranya infeksi seperti infeksi virus, bakteri, jamur, atau parasit, dan merokok, serta zat kimia tertentu.

 

Faktor Risiko

Beberapa faktor risiko yang berperan dalam terbentuknya kolangitis adalah:

  • Memiliki riwayat batu empedu sebelumnya
  • Kolangitis sclerosing 
  • HIV
  • Saluran empedu yang menyempit
  • Pada kasus yang cukup jarang yaitu memiliki riwayat berpergian ke negara di mana Anda dapat terkena infeksi cacing atau parasit
  • Usia 30-50 tahun merupakan usia yang rentan terhadap kejadian kolangitis
  • Jenis kelamin, kolangitis sclerosing primer sering dialami oleh laki-laki, sedangkan kolangitis bilier primer sering dialami oleh perempuan

 

Gejala

Gejala yang dapat dirasakan oleh pasien dapat bervariasi bergantung pada jenis kolangitis yang diderita dan sudah berapa lama mengalami kolangitisnya. Setiap orang dengan kolangitis dapat memiliki gejala dan tanda yang berbeda. Kebanyakan orang dengan kolangitis dapat tidak mengetahui gejala yang mengarah ke kolangitis. Beberapa gejala awal yang dapat ditemukan pada kolangitis kronis adalah:

  • Mudah lelah
  • Kulit terasa gatal
  • Mata kering
  • Mulut kering

Apabila kolangitis kronis yang dirasakan sudah ada dalam waktu yang lama, maka gejala yang dirasakan meliputi:

  • Sakit perut area kanan atas
  • Keringat malam
  • Kaki dan pergelangan kaki yang bengkak
  • Tampak area gelap pada kulit
  • Nyeri otot
  • Nyeri sendi atau tulang
  • Kembung (akibat ada cairan di area perut)
  • Adanya xanthoma (deposit lemak) di area sekitar mata dan kelopak mata, siku, lutut, telapak tangan serta telapak kaki
  • Diare atau mencret
  • Buang air besar berwarna abu-abu (pucat)
  • Penurunan kesadaran
  • Perubahan mood
  • Masalah ingatan

Apabila Anda mengalami kolangitis akut, maka Anda dapat merasakan beberapa gejala yang mencakup:

  • Demam tinggi lebih dari 1 hari
  • Nyeri atau rasa kram pada perut sisi kanan atas
  • Menggigil
  • Mual dan muntah
  • Nyeri punggung
  • Kuning pada kulit dan mata
  • urine berwarna gelap
  • Tekanan darah rendah
  • Penurunan kesadaran

 

Diagnosis

Diagnosis kolangitis adalah diagnosis yang dapat ditegakkan melalui wawancara medis, pemeriksaan fisik, hingga pemeriksaan penunjang bila tersedia dan diperlukan untuk dilakukan.

Pada wawancara medis, dokter akan menanyakan gejala yang dirasakan oleh pasien saat ini. Gejala-gejala yang ada dapat mengarahkan ke suatu penyakit tertentu sehingga Anda perlu mengutarakan gejala yang dirasakan selengkap mungkin dan disertai dengan sejak kapan gejala tersebut mulai dirasakan. Informasi ini penting bagi dokter untuk menegakkan diagnosis medis tertentu. Apabila gejala yang dirasakan mengarah ke penyakit kolangitis, maka dokter akan melanjutkan ke pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.

Pada pemeriksaan fisik, dokter akan melakukan pemeriksaan sesuai dengan gejala yang dirasakan oleh pasien, sehingga dapat ditemukan beberapa tanda klinis yang merupakan tanda objektif yang didapatkan oleh dokter melalui pemeriksaan fisik.  

Pada kasus kolangitis, dokter dapat menemukan adanya pembengkakan atau pembesaran pada organ liver atau organ limpa melalui pemeriksaan area perut, lalu juga dapat ditemukan adanya rasa nyeri tekan pada area perut sisi kanan atas. Selain itu, mata berwarna kuning juga dapat ditemukan pada kolangitis.

Pemeriksaan penunjang juga memiliki peran dalam menegakkan atau memastikan diagnosis dari kolangitis. Pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan laboratorium berupa kolesterol yang tinggi dapat ditemukan pada kolangitis. Selain itu, pemeriksaan darah lengkap dapat menilai kadar sel darah putih. Apabila ada infeksi, maka nilainya akan tinggi. Pemeriksaan fungsi liver dapat menentukan apakah fungsi liver dalam batas normal atau tidak. Pemeriksaan antibodi anti-mitokondria dapat dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan lainnya.

Selain pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan ultrasound atau USG dapat dipertimbangkan untuk menilai kondisi liver, kantung empedu, dan saluran empedu. CT scan, MRCP (magnetic resonance cholangiopancreatography), ERCP (endoscopic retrograde cholangiopancreatography), atau PTC (percutaneous transhepatic cholangiography) juga dapat dilakukan apabila dibutuhkan.

  • MRCP (magnetic resonance cholangiopancreatography). Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui masalah yang terjadi di dalam perut. Pemeriksaan ini dapat mendeteksi apabila terdapat batu pada saluran empedu.
  • ERCP (endoscopic retrograde cholangiopancreatography). Pemeriksaan ini dilakukan untuk mencari dan menatalaksana masalah pada liver, kantong empedu, saluran empedu, dan pankreas.
  • PTC (percutaneous transhepatic cholangiography). Pemeriksaan ini menggunakan jarum, jarum disuntikkan melalui kulit dan ke liver. Kemudian pewarna dimasukkan ke dalam saluran empedu sehingga dapat dilihat dengan jelas pada pencitraan.

 

Tata Laksana

Penegakkan diagnosis yang tepat pada kolangitis sangat penting. Beberapa penderita kolangitis merasakan gejala yang cukup serius, sehingga perlu melakukan pemeriksaan ke dokter atau ke unit gawat darurat. 

Jika Anda menderita kolangitis, mungkin Anda memerlukan perawatan di rumah sakit. Dokter akan memberikan cairan, obat antinyeri dan antibiotik melalui infus. Apabila penyebab kolangitis akibat adanya sumbatan, dokter akan mengalirkan cairan empedu dan menemukan penyebabnya. Pada kebanyakan kasus, dokter menggunakan metode ERCP (endoscopic retrograde cholangiopancreatography).

Pembedahan mungkin diperlukan apabila pengobatan tidak memberikan hasil yang baik. Pembedahan dengan membuka saluran empedu untuk mengalirkan dan mengurangi penumpukan cairan.

 

Komplikasi

Komplikasi yang dapat timbul berupa:

  • Sirosis
  • Gagal hati/liver
  • Batu empedu
  • Pembesaran limpa
  • Infeksi darah atau sepsis dapat terjadi apabila tidak tertangani sejak dini

 

Pencegahan

Tidak ada pencegahan khusus untuk kasus kolangitis. Meskipun demikian, pencegahan agar tidak terjadi infeksi yang berulang pada saluran empedu dapat dilakukan tindakan pemasangan stent (selang) pada saluran empedu. Penanganan batu empedu, tumor atau adanya infeksi parasit juga dapat menurunkan risiko terjadinya kolangitis pada beberapa orang.

 

Kapan Harus ke Dokter?

Jika Anda mengalami gejala kolangitis seperti di atas, sebaiknya Anda memeriksakan diri lebih lanjut ke dokter spesialis penyakit dalam (Sp.PD). Dokter akan melakukan wawancara medis, pemeriksaan fisik, hingga pemeriksaan penunjang tertentu untuk menetapkan diagnosis pasti dari penyakit yang mendasarinya dan tata laksana yang tepat dan sesuai kebutuhan.

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!

Writer : dr Apri Haryono Hafid
Editor :
  • dr Nadia Opmalina
Last Updated : Kamis, 30 Juni 2022 | 13:29

Mohammad Alizadeh A. H. (2017). Cholangitis: Diagnosis, Treatment and Prognosis. Journal of clinical and translational hepatology, 5(4), 404–413. Available from: Cholangitis: Diagnosis, Treatment and Prognosis - PMC (nih.gov)

Virgile J, Marathi R. Cholangitis. [Updated 2021 Jul 5]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK558946/

Medline Plus. Cholangitis. April 2020. https://medlineplus.gov/ency/article/000290.htm

Healthline. Cholangitis. November 2021. https://www.healthline.com/health/cholangitis

John Hopkins Medicine. Cholangitis. Cholangitis | Johns Hopkins Medicine