Mengenal Antiperspiran, Manfaat dan Risiko Kesehatannya

Ilustrasi antiperspiran. Credits: Freepik.

Bagikan :


Istilah deodoran dan antiperspiran sering digunakan secara bergantian. Padahal, keduanya adalah dua produk yang bekerja dengan cara yang berbeda dalam mengatasi masalah bau badan.

Dalam artikel kali ini akan dibahas apa itu antiperspiran, manfaat dan ada atau tidak risiko kesehatan yang mungkin muncul saat menggunakannya.

 

Apa Itu Antiperspiran?

Antiperspiran adalah produk yang dirancang untuk mengurangi keringat berlebih terutama orang dengan hiperhidrosis. Kandungan utama dalam antiperspiran yang dijual bebas adalah garam aluminium berkonsentrasi rendah, seperti aluminium klorida, aluminium klodohidrat, dan aluminium zirkonium. 

Sementara itu, antiperspiran yang diresepkan oleh tenaga kesehatan biasanya mengandung lebih banyak garam logam dari antiperspiran yang dijual di pasaran. Jenis antiperspiran ini bisa mengandung aluminium klorida dalam konsentrasi yang lebih tinggi, atau garam aluminium yang lebih kuat seperti aluminium heksahidrat. 

Konsentrasi aluminium klorida heksahidrat sebesar 10-15 persen direkomendasikan untuk mengatasi masalah keringat berlebih di ketiak. Sementara itu, untuk mengatasi masalah keringat pada tangan atau kaki, bisa diperlukan antiperspiran dengan konsentrasi lebih tinggi, sekitar 30%.

Sama seperti deodoran, antiperspiran tersedia dalam berbagai bentuk termasuk krim, bedak, semprotan, dan roll-on. Deodoran dan antiperspiran memiliki tujuan dan cara kerja yang berbeda. Jika deodoran dapat membantu menutupi bau badan yang dihasilkan bakteri berlebih, maka antiperspiran memfokuskan pengurangan produksi keringat.

 

Baca Juga: Sama-Sama Mengurangi Bau Badan, Ini Beda Deodoran dan Antiperspiran

 

Cara Kerja Antiperspiran

Antiperspiran bekerja melalui dua mekanisme umum, di antaranya:

Melalui senyawa berbasis aluminium

Antiperspiran mengandung garam logam seperti aluminium yang berinteraksi dengan mukopolisakarida, yaitu salah satu komponen pada kulit dan saluran keringat. Reaksi antara senyawa dan komponen ini bisa menyebabkan kerusakan lapisan epitel permukaan kulit, pembentukan endapan yang menyumbat saluran kelenjar keringat dan menghalangi aliran keringat ke permukaan kulit, sehingga menghentikan produksi keringat.

Melalui zat antikolinergik

Antiperspiran yang mengandung zat antikolinergik seperti glikopirolat atau diphemanil methylsulfate menargetkan suatu reseptor di kelenjar keringat. Zat ini memengaruhi reseptor tersebut dengan mengurangi sinyal saraf yang merangsang kelenjar keringat. Pada akhirnya, aktivitas kelenjar keringat seperti produksi keringat akan menurun dan masalah keringat berlebihan dapat diatasi.

 

Manfaat Menggunakan Antiperspiran

Ada beberapa manfaat yang bisa dirasakan saat menggunakan antiperspiran, di antaranya:

  • Mengurangi kelembapan dan mencegah produksi keringat berlebihan
  • Karena keringat berkontribusi terhadap bau badan, secara tidak langsung mengurangi bau badan dengan mencegah ketidakseimbangan bakteri pada kulit yang disebabkan oleh keringat berlebihan

Baca Juga: Benarkah Penggunaan Deodoran dapat Memicu Kanker?

 

Risiko Kesehatan Menggunakan Antiperspiran

Beberapa bahan aktif yang digunakan dalam antiperspiran mungkin memengaruhi kondisi kesehatan dan menyebabkan beberapa risiko, di antaranya:

Reaksi kulit

Bahan-bahan yang terkandung di dalam antiperspiran seperti garam aluminium bisa menyebabkan iritasi pada kulit terutama di area ketiak yang memiliki kulit lebih tipis. Individu dengan kulit yang sensitif atau alergi terhadap kandungan antiperspiran bisa mengalami reaksi pada kulit.

Terbentuknya kista

Antiperspiran bekerja dengan menyumbat saluran kelenjar keringat sehingga dapat mengurangi produksi keringat. Penggunaan jangka panjang antiperspiran dapat menyebabkan penyumbatan kelenjar keringat berulang yang kemudian meningkatkan risiko terbentuknya kista. Untuk mengurangi risiko hal ini, area kulit tersebut harus dibersihkan secara rutin.

Bahaya paraben

Paraben adalah zat kimia yang digunakan dalam beberapa produk kosmetik termasuk antiperspiran dan deodoran. Zat kimia ini adalah pengawet yang bekerja untuk mencegah pertumbuhan bakteri dan jamur pada produk kosmetik.

Paraben dapat diserap oleh kulit dan masuk ke dalam aliran darah. Kemiripan struktur paraben dengan hormon estrogen dikhawatirkan memengaruhi sel payudara dan meningkatkan risiko kanker payudara. Menurut FDA, belum ada bukti penelitian yang cukup mengenai apakah paraben dapat memberikan bahaya bagi manusia. Namun bila Anda khawatir mengenai pemakaian produk yang mengandung paraben, sebaiknya Anda mencari produk yang tidak mengandung bahan ini.

Risiko penyakit ginjal

Garam aluminium di dalam antiperspiran mungkin tidak aman bagi penderita masalah ginjal. Untuk itu, Anda mungkin membutuhkan persetujuan dan rekomendasi dokter sebelum menggunakan antiperspiran apabila memiliki masalah ginjal.

 

Penggunaan antiperspiran dan deodoran menjadi preferensi setiap orang. Namun, apabila Anda memiliki kekhawatiran tersendiri pada penggunaan antiperspiran, Anda bisa terlebih dahulu berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakannya.

Anda juga bisa memanfaatkan layanan konsultasi kesehatan bersama dokter kami dengan mengunduh aplikasi Ai Care melalui App Store atau Play Store.

Mau tahu tips dan trik kesehatan, pertolongan pertama, dan home remedies lainnya? Cek di sini, ya!

 

 

Writer : Agatha Writer
Editor :
  • dr Hanifa Rahma
Last Updated : Jumat, 19 Januari 2024 | 13:25

Jenna Fletcher (2023). What is the difference between deodorant and antiperspirant?. Available from: https://www.medicalnewstoday.com/articles/deodorant-vs-antiperspirant 

Scott Frothingham (2019). Benefits and Risks of Deodorants vs. Antiperspirants.  Available from: https://www.healthline.com/health/deodorant-vs-antiperspirant 

Dr. Manaasa Bandla (2022). Antiperspirant. Availale from: https://dermnetnz.org/topics/antiperspirant 

International Hyperhidrosis Society. Antiperspirant Basic. Available from: https://www.sweathelp.org/hyperhidrosis-treatments/antiperspirants/antiperspirant-basics.html

Cleveland Clinic (2022). Body Odor. Available from: https://my.clevelandclinic.org/health/symptoms/17865-body-odor 

Mayo Clinic (2022). Hyperhidrosis. Available from: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/hyperhidrosis/symptoms-causes/syc-20367152 

Noreen Iftikhar, MD (2023). What to Know About Aluminum in Deodorant and Antiperspirant. Available from: https://www.healthline.com/health/what-to-know-about-aluminum-in-deodorant 

USFDA (2022). Parabens in Cosmetics. Available from: https://www.fda.gov/cosmetics/cosmetic-ingredients/parabens-cosmetics