• Beranda
  • Lifestyle
  • Waspada, Ini Dampak Buruk Terlalu Sering Menonton Televisi pada Otak

Waspada, Ini Dampak Buruk Terlalu Sering Menonton Televisi pada Otak

Bagikan :


Menonton televisi adalah kegiatan yang banyak disukai mulai dari anak-anak hingga dewasa. Namun sebuah penelitian terbaru menyebutkan bahwa gemar menonton televisi pada usia paruh baya dapat menurunkan fungsi kognitif otak saat lanjut usia. Mengapa demikian?

Menonton televisi dan risiko penurunan kemampuan kognitif otak

Beberapa penelitian terbaru menyebutkan bahwa orang yang berada di usia paruh baya atau sekitar 40-60 tahun yang gemar menonton televisi memiliki risiko gangguan kesehatan otak di masa mendatang. Dalam penelitian ini menonton televisi dikaitkan dengan sedentary lifestyle atau gaya hidup yang tidak aktif dan tidak banyak bergerak, dan dapat menyebabkan perburukan kesehatan otak di usia lanjut.

Penelitian tersebut menggunakan aktivitas menonton televisi sebagai ukuran dalam gaya hidup yang tidak aktif. Waktu yang dihabiskan untuk duduk sembari menonton televisi tersebut kemudian dikaitkan dengan kesehatan otak. Untuk mengukur kesehatan otak, peneliti melakukan tanya jawab tentang kebiasaan menonton, kemampuan menyelesaikan tes kognitif dan menjalani pemeriksaan pencitraan otak dengan MRI.

Dalam penelitian tersebut dinyatakan bahwa orang yang menonton televisi dalam kategori sedang dan tinggi mengalami penurunan kemampuan otak dan mengurangi komponen area kelabu yang ada di otak. Area kelabu tersebut merupakan bagian otak yang terlibat dalam pengambilan keputusan, pendengaran dan penglihatan. Setiap peserta menambah durasi menonton televisi sebanyak 1 jam, maka komponen area kelabu dalam otaknya berkurang hingga 0,5 persen. 

Temuan lain dalam penelitian tersebut adalah bahwa dampak positif dari gaya hidup aktif berolahraga tidak mampu mengimbangi dampak negatif dari kebiasaan menonton televisi ini. Namun demikian, bukan berarti berolahraga tidak efektif untuk menjaga kesehatan otak.

Butuh penelitian lebih lanjut

Meskipun telah disebutkan berbagai risiko kebiasaan menonton televisi terlalu lama dengan penurunan kemampuan kognitif seseorang, namun para ahli merasa perlu penelitian lebih lanjut. Misalnya, apakah penurunan kognitif saat menonton televisi tersebut terjadi karena selama menonton televisi seseorang hanya duduk diam dan tidak ada stimulasi di otak atau karena hal lain.

Pasalnya, perilaku menetap yang tidak merangsang kerja otak seperti menonton televisi sering dikaitkan dengan risiko lebih besar mengalami gangguan kognitif di usia lanjut. Sedangkan perilaku menetap yang memberi stimulasi otak seperti membaca buku, bermain catur, mengerjakan puzzle atau mengisi teka-teki silang justru baik dan dapat mengurangi risiko demensia.

Tips untuk menjaga kesehatan otak di usia lanjut

Para peneliti sepakat bahwa kesehatan otak di usia lansia sedikit banyak bergantung pada kebiasaan dan gaya hidup yang dilakukan sejak usia muda. Beberapa kegiatan yang bisa dilakukan untuk menjaga fungsi otak di masa mendatang di antaranya banyak melakukan kegiatan fisik dengan intensitas sedang seperti:

  • Jogging
  • Menari
  • Berkebun
  • Bersepeda
  • Bermain tenis

Sedangkan bagi Anda yang gemar melakukan kegiatan fisik berat bisa mencoba olahraga lari, berenang, aerobik, dan bersepeda dengan intensitas yang lebih berat. Selain itu, Anda juga dapat melakukan kegiatan lain yang merangsang otak seperti merajut, bermain alat musik, belajar bahasa baru, menggambar dan melukis.

Writer : Ratih AI Care
Editor :
  • dr Hanifa Rahma
Last Updated : Minggu, 16 April 2023 | 02:57

Mastroianni, B (2019). Binge-Watching TV May Be Dulling Your Brain. Available from: Binge-Watching TV May Be Dulling Your Brain

Pugle, M (2021). Too Much TV in Your 40s, 50s Can Affect Brain Health: What You Can Do. Available from: healthline.com/health-news/too-much-tv-in-your-40s-50s-can-affect-brain-health-what-you-can-do

Fancourt, D, Steptoe, A (2019). Television viewing and cognitive decline in older age: findings from the English Longitudinal Study of Ageing. Available from: nature.com/articles/s41598-019-39354-4