PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder) adalah kondisi yang dapat muncul karena peristiwa traumatis. Sebelumnya, PTSD lebih sering dikaitkan dengan veteran perang. Namun, saat ini bisa dipahami bahwa siapapun bisa mengalami PTSD setelah mengalami peristiwa traumatis, termasuk KDRT.
Pemicu PTSD dalam Rumah Tangga
PTSD termasuk gangguan mental yang bisa dialami ketika seseorang menyaksikan atau mengalami suatu peristiwa traumatis yang bisa membahayakan keselamatan dirinya atau sangat memengaruhi kejiwaannya. Rumah seharusnya menjadi tempat bernaung yang aman bagi penghuninya.
Namun, rumah dan keluarga bisa menjadi sumber stres berkelanjutan bila Anda mengalmi kekerasan fisik atau seksual. PTSD dalam rumah tangga bisa terjadi setelah kekerasan yang dialami memengaruhi kestabilan psikologis.
Ada hal-hal yang bisa terhubung dengan trauma dan memicu suatu reaksi fisik pada korban PTSD. Pemicu PTSD dalam rumah tangga bisa berasal dari berbagai hal, di antaranya:
Pemicu sensorik
Suara, bau, atau pemandangan tertentu yang berhubungan dengan peristiwa traumatis dan pelaku penyebabnya. Contohnya, hal-hal seperti suara pecahan kaca, pintu yang dibanting, teriakan, bau asap rokok, bau kopi atau parfum, melihat suatu kendaraan yang digunakan atau suatu gaya rambut yang mengingatkan Anda dengan trauma atau pelaku penyebab trauma Anda, bisa memicu respon fisik pada tubuh.
Situasi yang mengingatkan
Mengalami kembali suatu situasi atau berada di lingkungan yang berhubungan atau memiliki kemiripan dengan trauma Anda, bisa memicu ketakutan yang sangat ekstrem. Tempat tertentu seperti kamar yang menjadi tempat Anda mengalami kekerasan, atau situasi yang mengingatkan Anda akan suatu percakapan spesifik, bisa menjadi pemicu PTSD.
Interaksi dengan orang yang terlibat
Orang-orang yang berada di dekat Anda saat trauma, atau individu yang menjadi pelaku kekerasan dan memberikan Anda trauma juga bisa menjadi pemicu PTSD. Berbicara, melihat dan bertemu dengan orang yang terlibat dalam peristiwa traumatis dapat memberikan stres berat bagi penderitanya.
Baca Juga: Mengapa Korban KDRT Sulit Melepaskan Diri dari Hubungan Kekerasan?
Tanda-Tanda PTSD Dalam Rumah Tangga
Gejala PTSD dalam rumah tangga bisa beragam, semuanya berhubungan dengan cara kerja otak dan perubahan pada otak. Menurut para pakar, gejala PTSD yang pernah terlihat adalah sebagai berikut:
- Perubahan perilaku seperti menjadi agresif dan impulsif
- Munculnya emosi seperti amarah atau kesedihan mendalam
- Tanda-tanda kognitif seperti perubahan identitas
- Kesulitan dalam hubungan
- Munculnya gejala fisik tanpa penyebab medis yang jelas, seperti:
- Kesulitan tidur
- Rasa malu atau bersalah
- Mimpi buruk
- Sulit percaya dengan orang lain
- Cenderung menghindar dari orang lain
- Mudah terkejut
- Murung atau mengalami hal-hal negatif
Trauma yang berulang dapat menyebabkan gejala yang lebih luas dan beragam, khususnya jika trauma berlangsung sangat lama. Gejala bisa muncul segera setelah peristiwa traumatik terjadi. Gejala bila tidak diatasi dapat bertahan selama berbulan-bulan hingga bertahun-tahun setelahnya.
Baca Juga: Ketahui Tanda-Tanda dan Faktor Penyebab PTSD
Bisakah PTSD Akibat KDRT Diobati?
PTSD akibat kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) bisa diobati meskipun proses pemulihan tidak selalu mudah. Ada berbagai jenis perawatan yang bisa digunakan untuk membantu orang yang mengalami PTSD akibat KDRT, di antaranya:
Psikoterapi
Psikoterapi seperti terapi perilaku kognitif (CBT) bisa membantu seseorang dengan PTSD dalam mengontrol gejala PTSD dan mencegah agar kondisinya tidak semakin memburuk. Pasien juga bisa dibantu untuk memproses trauma yang telah dialami dan mengubah pola pikir negatif akibat trauma yang dialami.
Pendekatan holistik
Pendekatan ini melibatkan pengelolaan stres dan kesehatan mental yang lebih luas, misalnya seperti yoga, meditasi, olahraga, yang dapat mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan fisik secara umum.
Mendapatkan dukungan sosial
Sangatlah penting untuk mendapatkan dukungan dari keluarga, teman atau kelompok yang memahami pengalaman trauma serupa. Proses ini membantu mengatasi isolasi sosial, penarikan diri, memberikan ruang aman untuk berbicara dan merasa mendapat dukungan dalam proses pemulihan.
Pengobatan medis
Terkadang dokter perlu meresepkan obat-obatan untuk membantu mengelola gejala yang menyertai seperti kecemasan, gangguan tidur, maupun depresi yang terkait dengan PTSD. Namun, obat-obatan perlu diberikan bersamaan dengan terapi lain dan bukan pengobatan utama.
Segera dapatkan pertolongan medis dari dokter saat Anda mengalami trauma kekerasan dalam rumah tangga Anda. Anda juga bisa memanfaatkan layanan konsultasi kesehatan dengan menggunakan aplikasi Ai Care melalui App Store atau Play Store.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Hanifa Rahma
Office on Women's Health (2021). Post-traumatic stress disorder. Available from: https://www.womenshealth.gov/mental-health/mental-health-conditions/post-traumatic-stress-disorder
Nancy Lovering (2022). Can Domestic Violence Cause PTSD?. Available from: https://psychcentral.com/ptsd/domestic-violence-ptsd-and-triggers
American Psychiatric Association (2022). What is Posttraumatic Stress Disorder (PTSD)?. Available from: https://www.psychiatry.org/patients-families/ptsd/what-is-ptsd
Mandy French (2023). PTSD symptoms in women. Available from: https://www.medicalnewstoday.com/articles/ptsd-symptoms-in-women