Jika selama ini Anda bergonta ganti cara diet untuk menurunkan berat badan, Anda mungkin juga pernah mendengar atau bahkan mencoba diet keto yang sempat menjadi tren untuk menurunkan berat badan secara efektif.
Diet keto atau disebut ketogenik mengklaim dapat membantu menurunkan berat badan dalam waktu yang lebih cepat tanpa harus merasa kelaparan. Dibandingkan diet lain, dikatakan pula bahwa diet keto membuat Anda tetap merasa kenyang. Bagaimana sebenarnya diet ini dapat menurunkan berat badan lebih cepat?
Mengenal apa itu Ketosis
Istilah diet keto sendiri sebenarnya diambil dari kata ketosis, sebuah fase yang terjadi di dalam tubuh. Ketosis sendiri mengacu pada keadaan di mana tubuh mengubah simpanan lemak menjadi energi dan melepaskan keton dalam prosesnya.
Normalnya, sel-sel tubuh menggunakan glukosa sebagai bentuk energi utama. Glukosa dapat diperoleh dari karbohidrat yang terkandung di dalam makanan, termasuk gula dan makanan bertepung.
Tubuh kemudian memecahnya menjadi gula sederhana yang kemudian digunakan sebagai bahan bakar tubuh atau menyimpannya di hati dan otot sebagai glikogen. Jika tidak ada cukup glukosa, maka tubuh akan beradaptasi untuk tetap memenuhi kebutuhan tersebut dengan memecah simpanan lemak dan menggunakan glukosa dari trigliserida.
Keton adalah produk sampingan dari proses adaptasi tersebut, yang berupa asam yang menumpuk dalam darah dan dibuang tubuh melalui urine. Dalam jumlah kecil, keton menunjukkan bahwa tubuh sedang memecah lemak, sedangkan dalam kadar tinggi, keton dapat meracuni tubuh yang menyebabkan kondisi disebut ketoasidosis.
Cara Mencapai Ketosis di Dalam Tubuh
Walau terdengar mudah, nyatanya untuk memasuki fase ketosis bukanlah hal yang mudah. Untuk bisa mencapainya perlu dilakukan beberapa hal, di antaranya:
-
Mengurangi asupan karbohidrat secara signifikan
Ketosis terjadi ketika tubuh kekurangan karbohidrat sehingga memaksa tubuh menggunakan lemak sebagai sumber energi utama. Untuk mencapai fase tersebut, Anda harus mengurangi konsumsi karbohidrat hingga 50 gram setiap harinya.
Penting untuk diketahui, kebutuhan karbohidrat seseorang bisa berbeda-beda. Sehingga sebenarnya berapa jumlah karbohidrat yang harus Anda kurangi juga tidak selalu sama.
-
Meningkatkan aktivitas fisik
Semakin banyak aktivitas yang harus Anda lakukan, semakin banyak pula energi yang dibutuhkan. Untuk mendorong terjadinya ketosis, Anda disarankan untuk berolahraga dan juga meningkatkan aktivitas fisik, misalnya seperti memilih menggunakan tangga ketimbang lift atau eskalator, bersepeda saat pergi ke mana-mana, dan lain sebagainya. Selama proses ini, Anda mungkin akan merasa kelelahan, yang berarti Anda semakin dekat dengan ketosis.
-
Mempraktekkan intermittent fasting
Intermittent fasting dapat membantu mencapai ketosis lebih cepat. Intermittent fasting memungkinkan Anda memilih jadwal berpuasa yang lebih beragam, sehingga tetap bisa menyesuaikan dengan kegiatan Anda.
Namun untuk mengetahui berapa lama Anda bisa menjalani puasa ini, sebaiknya Anda tetap membicarakannya dengan dokter, terutama bila Anda memiliki masalah kesehatan kronis seperti diabetes, penyakit jantung, dan tekanan darah tinggi.
-
Meningkatkan asupan lemak sehat
Untuk menggantikan karbohidrat yang hilang, Anda direkomendasikan meningkatkan konsumsi lemak sehat seperti minyak zaitun, alpukat, minyak biji rami, kacang-kacangan, atau ikan laut dalam.
Namun, Anda juga tetap harus menghindari cara pengolahan dengan menggoreng untuk membatasi lemak jenuh dan lemak trans yang bisa merugikan tubuh.
-
Mengecek asupan protein
Seseorang yang melakukan diet keto biasanya mengonsumsi lebih banyak lemak dibandingkan protein. Kebutuhan protein pada setiap orang berbeda. Secara umum, kebutuhan protein harian sekitar 1 gram per kilogram berat badan. Namun, pada olahragawan kebutuhan protein dapat lebih tinggi yaitu sekitar 1,5 gram per kilogram berat badan.
Sekalipun ketosis dapat membantu menurunkan berat badan lebih cepat, namun Anda perlu tahu bahwa ketosis tidak selalu aman dilakukan semua orang. Berada dalam kondisi ketosis jangka panjang dapat memengaruhi kondisi kesehatan, salah satunya adalah ketoasidosis (keracunan keton).
Selain itu, diet ketogenik juga tidak dianjurkan untuk dipraktekkan penderita diabetes, memiliki riwayat gagal hati, pankreatitis atau orang dengan kolesterol tinggi.
Sebaiknya diskusikan terlebih dahulu dengan dokter apabila Anda tertarik dengan diet keto ini.
Mau tahu informasi seputar nutrisi, makanan dan tips diet lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Nadia Opmalina