Pankreatitis

Bagikan :


Definisi

Pankreatitis merupakan peradangan pada pankreas, sebuah kelenjar yang terletak di belakang lambung. Pankreas menghasilkan enzim-enzim yang membantu pencernaan makanan dan hormon yang mengatur kadar gula darah, yaitu insulin. Pankreatitis terjadi pada 5-80 orang dari 100.000 penduduk.

Penyebab

Pankreas menghasilkan enzim pencernaan yang akan bekerja aktif setelah sampai di usus halus. Namun, pada pankreatitis, enzim pencernaan sudah aktif dan mengiritasi serta memicu peradangan pada sel-sel pankreas. Penyebab pankreatitis bermacam-macam, namun dua yang tersering yaitu :

  • Adanya batu empedu. Batu empedu dapat menghalangi saluran empedu yang juga menjadi jalur keluar enzim-enzim dari pankreas, sehingga enzim tidak dapat keluar dengan lancar dan malah mencerna sel-sel pankreas
  • Konsumsi alkohol berlebih. Konsumsi alkohol berlebih dapat menyebabkan enzim-enzim berkumpul di sel-sel pankreas dan aktif lebih cepat sehingga mencerna sel-sel pankreas. Tidak hanya itu, konsumsi alkohol meningkatkan kadar protein pada getah pankreas sehingga membentuk endapan protein yang dapat menyumbat saluran untuk mengeluarkan getah tersebut.

Penyebab pankreatitis lainnya adalah :

  • Riwayat prosedur Endoscopic Retrograde Cholangiopancreatography (ERCP) yang dapat dilakukan untuk diagnosis dan tata laksana masalah pada saluran empedu
  • Cedera pada perut
  • Obat-obatan
  • Peningkatan kadar trigliserida dalam darah (hipertrigliseridemia)
  • Peningkatan kadar kalsium darah (hiperkalsemia)
  • Kanker pankreas
  • Pembedahan perut
  • Fibrosis kistik yang menyebabkan cairan pencernaan menjadi lebih kental dan mudah mengendap
  • Infeksi
  • Obesitas
  • Autoimun (kondisi yang menyebabkan sel kekebalan tubuh menyerang sel diri sendiri)
  • Penyebab pankreatitis yang tidak dapat diketahui secara pasti, disebut sebagai idiopatik.

 

Faktor Risiko

Pankreatitis memiliki berbagai faktor risiko terkait penyebabnya.

  • Mengonsumsi alkohol secara rutin 4-5 gelas per hari selama 5-15 tahun berturut-turut meningkatkan risiko pankreatitis
  • Perokok aktif berisiko tiga kali lebih tinggi untuk mengalami pankreatitis dibandingkan nonperokok
  • Obesitas
  • Diabetes
  • Riwayat keluarga dengan pankreatitis
  • Pada umumnya, pankreatitis lebih banyak terjadi pada laki-laki dibandingkan dengan perempuan. Pada laki-laki, pankreatitis lebih sering terjadi akibat merokok, sementara pada perempuan, akibat penyakit pada saluran empedu
  • Pankreatitis lebih sering terjadi pada usia sekitar 30-40 tahun

 

Gejala

Pankreatitis dapat terjadi secara akut atau kronik.

Pankreatitis akut bersifat lebih cepat dan biasanya memiliki gejala yang lebih disadari, seperti :

  • Nyeri perut bagian atas dan menjalar ke punggung
  • Nyeri perut ketika disentuh
  • Demam
  • Denyut nadi cepat
  • Mual dan muntah
  • Nyeri perut tersebut biasanya dideskripsikan muncul tiba-tiba, semakin nyeri, sampai akhirnya terus-menerus nyeri, bisa hingga lebih dari 1 hari
  • Nyeri dapat berkurang dengan posisi duduk dan membungkuk.

Sementara itu, pankreatitis kronik dapat ditandai dengan nyeri perut yang tidak separah pankreatitis akut, gejala yang dapat muncul antara lain :

  • Nyeri perut yang memburuk setelah makan
  • Penurunan berat badan tanpa perubahan diet
  • BAB yang berminyak dan berbau busuk (steatorea).

 

Diagnosis

Untuk menentukan diagnosis pankreatitis, dokter dapat melakukan berbagai pemeriksaan. Pemeriksaan tersebut dapat berupa :

  • Pemeriksaan langsung seperti tanda vital, berupa tekanan darah, denyut nadi, laju napas, dan suhu. Pada orang dengan pankreatitis, dapat ditemukan demam dan denyut nadi cepat.
  • Pemeriksaan pada perut, untuk mencari adanya nyeri perut akibat sentuhan, refleks otot perut yang berkontraksi sebagai bentuk pertahanan terhadap nyeri, serta kembung.
  • Beberapa pasien dapat mengalami kuning apabila batu empedu menyumbat salurannya.
  • Beberapa pemeriksaan lainnya dapat membantu memastikan pankreatitis akut sebagai penyebab gejala.
  • Pemeriksaan laboratorium dapat dilakukan untuk membantu diagnosis pankreatitis, seperti enzim pankreas yaitu amilase (yang memecah amilum atau gula) dan lipase (yang memecah lipid atau lemak).
    • Pemeriksaan enzim hati dapat dilakukan untuk mencari kemungkinan penyebab pankreatitis berupa batu empedu.
    • Pemeriksaan ureum, kreatinin, dan elektrolit darah diperlukan untuk mengetahui adanya masalah pada cairan tubuh.
    • Pengukuran gula darah juga diperlukan karena sel pankreas yang menghasilkan insulin dapat rusak pada pankreatitis.
    • Pemeriksaan kalsium, kolesterol, dan trigliserida dapat membantu menentukan penyebab pankreatitis atau menemukan komplikasi dari pankreatitis.
    • Pemeriksaan darah lengkap dapat dilakukan dan biasanya menunjukkan adanya peningkatan jumlah sel darah putih sebagai penanda peradangan. Pemeriksaan penanda radang lain seperti C-reactive protein (CRP) juga dapat dilakukan. Analisis gas darah dapat dilakukan apabila pasien tampak sesak.
  • Pemeriksaan pencitraan biasanya tidak terlalu dibutuhkan dalam mendiagnosis pankreatitis. Namun, pencitraan dapat dilakukan untuk membantu membersihkan sel-sel pankreas yang sudah mati, misalnya dengan bantuan ultrasonografi (USG).
    • Pemeriksaan magnetic resonance cholangiopancreatography (MRCP) dapat digunakan untuk menentukan tata laksana, terutama apabila ERCP dicurigai akan memperburuk peradangan. ERCP sendiri hanya dapat dilakukan apabila pankreatitis akut cukup parah dan disebabkan oleh adanya penyumbatan oleh batu empedu, serta jika keadaan pasien semakin parah.

 

Tata Laksana

Biasanya, pasien dengan pankreatitis akut akan datang ke IGD karena nyerinya yang cukup parah dan menetap. Pertama, tenaga kesehatan akan mengutamakan pemasangan infus untuk memastikan kebutuhan cairan tercukupi, salah satunya agar reaksi peradangan pada seluruh tubuh menurun. Jika pasien sadar dan sanggup, makanan dapat diberikan lewat mulut. Namun, apabila pankreatitis terlalu parah, pemasangan selang makan dapat dilakukan untuk mempermudah makan. Antinyeri juga dapat diberikan untuk menurunkan nyeri akibat peradangan tersebut.

Selanjutnya, pasien dapat dirujuk ke dokter spesialis untuk dilakukan ERCP darurat apabila pankreatitis disertai dengan kolangitis (peradangan saluran empedu). Prosedur ini dapat dilakukan untuk mengambil batu empedu, bila ada. Pembedahan dapat pula dilakukan untuk mengambil kantung empedu apabila dipenuhi dengan batu empedu.

Jika pankreatitis akut disebabkan oleh hipertrigliseridemia, pemberian insulin dan obat kolesterol dapat dilakukan untuk memperbaiki gejala. Antibiotik akan diberikan hanya jika pankreatitis disebabkan oleh infeksi.

Penanganan pankreatitis kronik dapat melibatkan kontrol nyeri, konseling untuk berhenti merokok dan membatasi konsumsi alkohol, serta penggantian enzim pankreas. Pasien juga disarankan untuk makan dengan diet rendah lemak dalam jumlah sedikit. Kontrol dapat dilakukan sesuai anjuran dokter untuk menentukan adanya kebutuhan terapi lanjutan.

 

Komplikasi

Komplikasi pankreatitis dapat berupa :

  • Gagal ginjal akibat adanya gangguan terhadap cairan dan elektrolit
  • Masalah pernapasan karena adanya perubahan zat kimia yang memengaruhi pernapasan atau bahkan menurunkan kadar oksigen
  • Infeksi pankreas
  • Pseudokista atau kantung berisi cairan dan sisa-sisa jaringan pada pankreas yang jika pecah akan menyebabkan komplikasi seperti perdarahan dan infeksi
  • Gizi buruk akibat penurunan jumlah enzim yang dapat dihasilkan pankreas untuk mencerna makanan
  • Diabetes akibat kerusakan pada sel-sel yang menghasilkan insulin, serta
  • Kanker pankreas, terutama pada pankreatitis kronik yang berlangsung lama

 

Pencegahan

Pankreatitis dapat dicegah dengan menurunkan konsumsi alkohol dan berhenti merokok. Selain itu, pankreatitis sulit untuk dicegah untuk pertama kalinya. Apabila pankreatitis sudah pernah terjadi, pankreatitis selanjutnya dapat dicegah dengan menghindari penyebab sebelumnya. Apabila pankreatitis terjadi karena adanya batu empedu, pengambilan kantung empedu dengan pembedahan dapat dilakukan. Jika alkohol menjadi penyebab, konseling oleh dokter, psikolog, atau konselor adiksi dapat dilakukan secara rutin untuk membantu seseorang menurunkan kecanduannya terhadap alkohol.

 

Kapan Harus ke Dokter?

Segeralah buat perjanjian dengan dokter apabila Anda atau orang di sekitar Anda mengalami nyeri perut yang bersifat tiba-tiba dan menetap. Apabila nyeri sangat parah sehingga penderita tidak dapat duduk tenang atau tidak dapat menemukan posisi yang nyaman, sebaiknya penderita harus segera dibawa ke IGD terdekat untuk ditata laksana lebih lanjut.

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!

 

Writer : dr Teresia Putri
Editor :
  • dr Nadia Opmalina
Last Updated : Selasa, 8 November 2022 | 11:33

Mohy-ud-din, N., & Morrissey, S. (2021). Pancreatitis. Retrieved 7 January 2022, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK538337/

Pancreatitis - Symptoms and causes. (2021). Retrieved 7 January 2022, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/pancreatitis/symptoms-causes/syc-20360227

Tang, J. (2021). Acute Pancreatitis: Practice Essentials, Background, Pathophysiology. Retrieved 7 January 2022, from https://emedicine.medscape.com/article/181364-overview