Stres adalah reaksi fisik dan emosional dari seseorang jika mengalami perubahan. Stres pada manusia adalah hal yang wajar dan bagian dari dinamika kehidupan manusia. Namun jika tidak dikelola dengan baik, stres dapat memengaruhi kondisi kesehatan, termasuk masalah kesuburan.
Bagaimana Stres Memengaruhi Kesuburan?
Sejumlah penelitian menunjukkan hubungan antara stres dengan kondisi kesuburan, namun hasilnya kerap menunjukkan hasil yang bertolak belakang. Dilansir Verywell Family, American Society for Reproductive Medicine mengungkapkan bahwa meskipun kondisi tidak subur dapat menyebabkan stres, namun sebuah studi di tahun 2019 mencatat bahwa stres tidak memiliki efek negatif bagi wanita yang mencoba untuk hamil. Sebaliknya, sebuah studi di tahun 2018 menyebutkan bahwa wanita yang memiliki stres tinggi memiliki tingkat kesuburan lebih rendah, dan dalam sebuah situasi dimana salah satu pasangan mengalami stres, kemungkinan hamil juga menjadi lebih rendah.
Para ahli meyakini bahwa ada hubungan antara stres dengan kesuburan, namun belum dapat memahami sepenuhnya bagaimana stres dapat memengaruhi kesuburan seseorang. Stres yang tidak dikelola dengan baik diduga mengubah kondisi tubuh secara keseluruhan sehingga menurunkan tingkat kesuburan.
Dilansir Baby Center, berikut ini beberapa mekanisme bagaimana stres diduga dapat memengaruhi kesuburan:
1. Stres Memengaruhi Regulasi Hormon
Saat stres, organ hipotalamus di otak yang bertugas meregulasi hormon ikut mengalami tekanan. Akibatnya, produksi hormon menjadi tidak teratur dan memengaruhi siklus menstruasi seseorang. Karenanya, banyak dijumpai perempuan yang stres mengalami keterlambatan menstruasi yang berpengaruh pada tingkat kesuburan.
2. Stres Menurunkan Gairah Seksual
Bagi pasangan yang tidak menjalani bayi tabung, berhubungan intim memegang bagian penting dari program hamil. Berhubungan intim juga menjadi bagian dari pelepas stres bagi Anda dan pasangan. Namun jika Anda sedang stres, kemungkinan besar gairah seksual akan menurun sehingga memengaruhi peluang untuk hamil.
3. Stres dan Gaya Hidup Tidak Sehat
Beberapa orang menyalurkan stres dengan gaya hidup yang tidak sehat seperti minum minuman beralkohol, merokok dan makan berlebih. Makan terlalu banyak, terlebih lagi makanan tidak sehat dapat meningkatkan risiko obesitas dan memengaruhi kesuburan pada pria dan wanita. Pria yang mengalami kegemukan cenderung memiliki jumlah sperma yang lebih sedikit dibandingkan dengan pria yang memiliki berat badan ideal.
Begitu juga dengan kebiasaan merokok dan alkohol di mana pria yang memiliki kebiasaan merokok dan minum-minuman beralkohol memiliki jumlah sperma yang lebih sedikit dan cenderung mengalami kegagalan program hamil.
4. Stres Memicu Olahraga Berlebih
Salah satu pelampiasan stres yang banyak dilakukan adalah dengan meningkatkan intensitas olahraga. Namun sebuah penelitian mengungkapkan bahwa olahraga terlalu banyak dapat mengurangi kesuburan. Jika Anda berolahraga untuk meredakan stres, pastikan untuk tidak melebihi durasi olahraga yang disarankan CDC, yaitu sekitar 150 menit per minggu.
Meskipun sejumlah penelitian menunjukkan bahwa stres memengaruhi kesuburan, namun para ahli meyakini bahwa stres bukanlah penyebab satu-satunya masalah ketidaksuburan. Ada beberapa faktor lain yang memengaruhi ketidaksuburan seperti usia, gaya hidup, berat badan, riwayat kesehatan dan kondisi kesehatan fisik dan mental secara keseluruhan.
Apabila Anda dan pasangan sedang mengalami masalah ketidaksuburan, sebaiknya segera periksakan ke dokter untuk mendapatkan penanganan. Jika stres merupakan salah satu pemicu ketidaksuburan, dokter akan merekomendasikan terapi atau obat-obatan yang dapat meredakan stres yang Anda alami.
Mau tahu seputar info kesehatan yang berhubungan dengan gaya hidup, olahraga, aktivitas fisik dan lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Anita Larasati Priyono