Dislokasi Sendi Kaki

Dislokasi Sendi Kaki
Dislokasi sendi kaki merupakan hal yang sering terjadi pada olahraga, terutama lari, tenis, dan sepakbola.

Bagikan :


Definisi

Dislokasi sendi kaki terjadi ketika sendi yang menghubungkan tulang talus (di kaki) dan tibia (tulang kering) di tungkai terpisah. Dislokasi sendi ini sering terjadi bersamaan dengan patahnya tulang pada pergelangan kaki. Hal ini dapat terjadi akibat stres yang diberikan pada pergelangan kaki melebihi kekuatan ligamen yang menstabilisasi sendi pergelangan kaki.

 

Penyebab

Dislokasi sendi kaki terjadi akibat adanya cedera parah pada mata kaki. Cedera-cedera ini merobek satu ligamen atau lebih pada mata kaki. Ketiadaan ligamen membuat tulang-tulang yang seharusnya terikat menjadi terpisah. Kondisi ini dapat terjadi akibat kecelakaan kendaraan bermotor. Selain itu, dislokasi sendi kaki juga bisa terjadi pada olahraga, terutama olahraga yang melibatkan lompatan. Sendi kaki paling sering mengalami dislokasi ketika kaki berada dalam posisi jinjit saat jatuh ke tanah.

 

Faktor Risiko

Anda berisiko tinggi mengalami dislokasi sendi kaki apabila:

  • Anda banyak melakukan kegiatan atletik.
  • Anda pernah mengalami sprain (cedera pada ligamen), patah tulang, atau dislokasi sebelumnya.
  • Anda memiliki kelainan pada sendi kaki.
  • Anda memiliki kondisi yang menyebabkan ligamen Anda longgar, misalnya sindrom Ehlers-Danlos. (sekelompok sindrom bawaan lahir yang memengaruhi jaringan ikat di kulit, tulang, pembuluh darah dan lainnya).
  • Anda merokok atau obesitas.

 

Gejala

Gejala dislokasi pada sendi kaki yang bisa timbul adalah sebagai berikut:

  • Nyeri berat yang langsung terjadi setelah cedera.
  • Bengkak dan luka.
  • Sakit ketika area cedera disentuh.
  • Tidak dapat bertumpu pada kaki tersebut.
  • Kesulitan menggerakkan sendi kaki.
  • Kaki tampak memiliki bentuk yang tidak wajar.
  • Adanya tulang yang tampak menyentuh kulit.

 

Diagnosis

Diagnosis dislokasi sendi kaki dapat ditegakkan melalui riwayat kronologis cedera dan gejala yang Anda alami. Dokter dapat menanyakan riwayat terjadinya gejala-gejala Anda, kemudian melakukan pemeriksaan pada kaki Anda. Pemeriksaan ini dapat dilakukan untuk mengetahui adanya gejala nyeri dan bengkak, serta mencari adanya masalah saraf dan pembuluh darah pada kaki. Anda mungkin akan diminta untuk menggerakkan jari-jari kaki Anda, atau diminta untuk merasakan sentuhan pada kaki. Dokter juga akan memeriksa aliran darah dengan menekan jari kaki Anda.

Dislokasi sendi kaki dapat terjadi bersamaan dengan patah tulang kaki. Patah tulang ini dapat berupa patah tulang terbuka (yang menyebabkan lapisan kulit robek) atau tertutup. Sebelum memutuskan tindakan yang akan dilakukan pada kaki Anda, dokter dapat meminta pemeriksaan pencitraan. Pencitraan yang biasa dilakukan adalah pencitraan rontgen. Namun, jika ada masalah saraf atau pembuluh darah, dokter dapat memutuskan untuk menangani kondisi tersebut terlebih dahulu sebelum melakukan pemeriksaan rontgen.

Pada beberapa kasus tertentu, computed tomography scan (CT scan) dapat dilakukan. Namun, CT scan ini biasanya dilakukan oleh dokter spesialis ortopedi atau bedah tulang sebelum melakukan pembedahan pada kaki.

 

Tata Laksana

Jika Anda mengalami dislokasi sendi kaki, Anda biasanya akan dirujuk ke dokter spesialis ortopedi dan traumatologi. Tata laksana yang Anda terima dapat bervariasi tergantung posisi dislokasi dan adanya cedera lain. Tata laksana tersebut dapat meliputi:

  • Obat antinyeri untuk meredakan keluhan nyeri yang dirasakan.
  • Usaha untuk mengembalikan posisi tulang tanpa pembedahan (reduksi).
  • Menjaga agar kaki Anda dalam posisi lebih tinggi dan menggunakan kompres es.
  • Pembedahan gawat darurat.
  • Pembidaian agar posisi kaki terfiksasi.
  • Gips untuk menjaga posisi kaki apabila bengkak sudah berkurang.

 

Pembedahan

Anda mungkin akan membutuhkan pembedahan sebagai penanganan terhadap dislokasi sendi kaki. Saat pembedahan dilakukan, dokter akan mengembalikan posisi tulang agar sembuh dengan benar (reduksi). Dokter dapat menggunakan pelat dan sekrup khusus untuk menjaga posisi tulang, prosedur ini disebut sebagai fiksasi internal. Kerusakan pada ligamen juga akan diperbaiki.

 

Pemulihan

Selain terapi langsung pada sendi, Anda juga mungkin akan mendapatkan obat-obatan. Obat tersebut dapat berupa obat-obatan untuk mencegah pengentalan darah pada kaki. Jika cedera menyebabkan luka robek pada kulit, dokter juga dapat memberikan Anda antibiotik.

Setelah pemulihan mulai berlangsung, dokter dapat memberikan Anda bidai. Saat ini Anda sudah bisa memulai terapi fisik untuk mengembalikan fungsi kaki Anda. Terapi fisik ini dapat membantu Anda memulihkan kaki Anda, serta menjaga rentang gerak dan kekuatan kaki Anda. Selain itu, Anda mungkin perlu menggunakan kruk atau tongkat selama beberapa bulan setelah cedera terjadi. Dokter atau terapis dapat memberitahu Anda apabila Anda sudah bisa mulai beraktivitas seperti biasa.

Selama proses pemulihan, Anda dapat mengonsumsi makanan yang kaya kalsium, vitamin D, dan protein untuk membantu pemulihan. Dokter juga mungkin menyarankan untuk tidak menggunakan antinyeri tertentu karena dapat memperlambat pemulihan tulang. Jika Anda merokok, Anda sangat disarankan untuk berhenti merokok karena dapat memperlambat pemulihan tulang.

 

Komplikasi

Komplikasi dari dislokasi sendi kaki yang dapat terjadi bisa berupa:

  • Nonunion atau malunion (masalah penyatuan tulang yang patah).
  • Sinostosis, penyatuan beberapa tulang yang seharusnya tidak terjadi.
  • Terjebaknya tendon (penghubung otot dengan tulang) atau patahan tulang.
  • Cedera pada tulang rawan.
  • Fraktur pada tulang talus pada kaki.
  • Kekakuan kaki dan penurunan rentang gerak sendi.
  • Cedera pada pembuluh darah.
  • Sindrom kompartemen, terjadi peningkatan tekanan dalam ruang otot akibat perdarahan atau pembengkakan jaringan, merupakan kondisi berbahaya yang memerlukan penanganan segera.
 

Pencegahan

Dislokasi sendi kaki adalah hal yang sering terjadi pada olahraga, terutama lari, tenis, dan sepakbola. Namun, Anda dapat mencegahnya dengan cara sebagai berikut:

  • Pemanasan Sebelum Mulai Berolahraga

Anda dapat melakukan peregangan otot atau melakukan jogging lambat selama 2-3 menit untuk melatih otot Anda. Jangan memaksakan peregangan otot dengan gerakan “melambung” seperti melompat.

  • Latihan Membentuk Otot

Waktu yang dihabiskan untuk aktivitas fisik harus ditingkatkan secara berkala dalam beberapa minggu untuk membangun kekuatan dan mobilitas otot. Anda juga dapat melakukan beberapa jenis olahraga tertentu untuk membangun kekuatan otot Anda.

  • Memilih Sepatu yang Cocok untuk Kaki Anda

Jika kaki Anda agak melekuk ke dalam atau memiliki telapak yang mendatar, Anda dapat memilih sepatu yang stabil pada bagian tumit dan belakang tumit yang sangat stabil. Sementara itu, jika kaki Anda agak kaku dan memiliki telapak yang menekuk terlalu tinggi, Anda memerlukan sepatu yang lebih empuk dan halus. Anda sangat disarankan untuk memakai sepatu khusus olahraga. Ganti sepatu olahraga apabila bagian tumit mulai aus. Orang yang rutin berlari perlu mengganti sepatu minimal setiap enam bulan sekali.

  • Hindari Berlari atau Menapaki Permukaan yang Tidak Rata

Hati-hati terhadap adanya lubang dan akar pohon. Jika Anda memiliki masalah pada kaki, jalan tanah lebih halus daripada aspal, dan aspal lebih halus daripada beton. Jika memungkinkan, pilihlah permukaan yang lebih halus. Namun, jika Anda akan berlomba lari, berlatihlah pada permukaan yang sesuai dengan perlombaan Anda nantinya. Selaint itu, gunakan selotip khusus untuk mencegah cedera kaki berulang.

 

Kapan Harus ke Dokter?

Anda perlu menghubungi dokter atau langsung pergi ke IGD apabila nyeri Anda terasa lebih buruk, bukannya membaik. Anda dapat memberitahu tenaga kesehatan apabila Anda mengalami rasa baal atau bengkak pada kaki, atau Anda mengalami demam dan menggigil. Segeralah ke IGD apabila Anda mengalami gejala berat yang tiba-tiba terjadi, parah, misalnya sesak napas.

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!

 

 

Writer : dr Teresia Putri
Editor :
  • dr Hanifa Rahma
Last Updated : Kamis, 13 April 2023 | 06:03

Frank, A., Charette, R., & Groen, K. (2022). Ankle Dislocation. Ncbi.nlm.nih.gov. Retrieved 28 September 2022, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK554610/.

Keany, J., & Mills, T. (2022). Ankle Dislocation Management in the ED Clinical Presentation: History, Complications. Emedicine.medscape.com. Retrieved 28 September 2022, from https://emedicine.medscape.com/article/823087-clinical.

Tips for Preventing Foot and Ankle Injuries. ucsfhealth.org. (2022). Retrieved 28 September 2022, from https://www.ucsfhealth.org/en/education/tips-for-preventing-foot-and-ankle-injuries.

Turley, R., Wojcik, S., & Joseph, T. (2022). Ankle Dislocation - Health Encyclopedia - University of Rochester Medical Center. Urmc.rochester.edu. Retrieved 28 September 2022, from https://www.urmc.rochester.edu/encyclopedia/content.aspx?contenttypeid=134&contentid=504