Perikondritis

Perikondritis
Ilustrasi perikondritis pada daun telinga.

Bagikan :


Definisi

Perikondritis adalah infeksi jaringan yang menutupi bagian tulang rawan bagian luar telinga yang disebut sebagai pina atau auricle. Tulang rawan merupakan jaringan tebal yang membentuk bagian luar telinga. Tulang rawan memiliki jaringan tipis di sekitarnya yang disebut sebagai perikondium. Jaringan ini disebut sebagai perikondrium yang memiliki fungsi untuk memberikan nutrisi sekaligus melindungi tulang rawan.

Infeksi ini terkadang disebut sebagai perikondritis aurikular atau perikondritis pinna, walaupun pada akhirnya disederhanakan menjadi perikondritis. Angka kejadian perikondritis belum diketahui secara pasti, tetapi umumnya terjadi akibat trauma pada telinga. Misalnya luka, luka bakar, dan tindik telinga yang menyebabkan nyeri, bengkak, dan kemerahan di bagian luar telinga. Terkadang dapat terjadi penumpukan nanah yang terbentuk diantara jaringan telinga dan tulang rawan.

 

Penyebab

Perkondritis disebabkan oleh infeksi bakteri. Bakteri yang paling umum menyebabkan infeksi salah satunya Pseudomonas aeruginosa (yang sering diteumkan di dalam air yang terkontaminasi). Selain itu, bakteri seperti Staphylococcus aureus (bakteri yang berada pada kulit), Eschericia coli, dan Staphylococcus pyogenes (bakteri yang berada di kulit) dapat menyebabkan perikondritis.

Pada kondisi normal, perikondrium yang utuh tidak dapat terinfeksi oleh bakteri. Namun, bila ada cedera atau luka pada daun telinga dan perikondrium mengalami luka, maka bakteri dapat masuk ke dalamnya dan menyebabkan infeksi.

Perikondritis dapat terjadi ketika bakteri memasuki tulang rawan pada bagian luar telinga. Hal ini sering terjadi pada luka atau trauma telinga. Penyebab umum terjadinya perikondritis adalah tindik pada bagian atas tulang rawan telinga. Tipe tindikan ini dapat melukai tulang rawan, di mana dapat memberikan kesempatan untuk bakteri masuk. Penyebab lain yang dapat menyebabkan perikondritis antara lain:

  • Trauma pada bagian sisi samping kepala
  • Kontak pada olahraga
  • Luka bakar
  • Gigitan serangga
  • Akupuntur
  • Operasi telinga (jarang terjadi)
  • Infeksi telinga yang tidak diobati (jarang terjadi)
  • Trauma kecil seperti lecet pada telinga (jarang terjadi)
  • Infeksi Herpes zoster (jarang terjadi)

 

Faktor Risiko

Beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan peluang terjadinya perikondritis antara lain:

  • Gaya hidup
    • Tindik telinga
    • Akupuntur telinga
    • Olahraga dengan kontak fisik
  • Kondisi medis, seperti diabetes tidak terkontrol, kondisi peradangan, atau penyakit yang melemahkan daya tahan tubuh secara kronis
  • Higienitas yang kurang

 

Gejala

Gejala yang paling umum dari perikondritis berupa rasa nyeri pada telinga, kemerahan pada area sekitar luka, dan bengkak pada bagian luar telinga. Umumnya, perikondritis hanya terjadi pada bagian atas telinga luar, tidak sampai ke bagian dalam lubang telinga. Namun, bila infeksi ini telah menimbulkan nanah, ada kemungkinan nanah tersebut keluar dari bagian dalam telinga. 

Beberapa gejala lain perikondritis meliputi:

  • Demam
  • Hangat atau panas pada telinga
  • Daun telinga terlihat lunglai (floppy ear)

 

Diagnosis

Pemeriksaan untuk memastikan perikondritis dapat meliputi anamnesis dan pemeriksaan fisik. Dokter akan menanyakan gejala yang Anda alami serta riwayat kesehatan sebelumnya. Misalnya apakah baru mengalami luka atau trauma pada telinga. Luka tersebut meliputi tindik telinga, luka bakar, luka tergores, atau riwayat akupuntur. 

Kemudian, dokter akan memeriksa telinga Anda untuk memastikan kondisi telinga. Hal tersebut dilakukan dengan melihat dan mengamati bentuk telinga. Dokter akan melihat apakah ada perubahan bentuk dari telinga normal, seperti bengkak atau kemerahan. Dokter juga dapat melakukan perabaan pada telinga.

Pada kondisi tertentu, dokter akan meminta Anda melakukan pemeriksaan tambahan, seperti rontgen telinga untuk melihat kondisi tulang - tulang di telinga Anda.

 

Tata Laksana

Secara umum, pengobatan perikondritis menggunakan antibiotik. Jenis antibiotik yang digunakan bergantung dari tingkat keparahan kondisi dan jenis bakteri penyebab infeksi. Jenis antibiotik yang umum digunakan untuk pengobatan perikondritis adalah florokuinolon. Anda dapat mengkonsumsi antibiotik ini melalui mulut (oral) atau secara topikal dengan mengoleskan langsung pada kulit Anda.

Pengobatan perikondritis pada telinga dapat atau tidak dapat menggunakan florokuinolon dengan mempertimbangkan efek sampingnya. Hal ini didukung oleh beberapa penelitian mengenai efek samping dari antibiotik tersebut berupa kekakuan pada otot dan robeknya otot tendon pada anak - anak, tetapi pada American Academy of Pediatrics menyatakan bahwa penggunaan antibiotik aman untuk anak - anak.

Dokter akan menghilangkan objek asing dari telinga Anda, termasuk tindik telinga dan luka tusuk. Dokter juga akan merekomendasikan untuk mengonsumsi kortikosteroid melalui mulut, kompres air hangat, dan obat antinyeri. Operasi diperlukan bila terjadi penumpukan nanah yang menyebabkan terputusnya aliran darah ke tulang rawan telinga. Dokter akan membuat goresan pada bagian bernanah sehingga nanah dapat keluar dan menghilangkan jaringan atau kulit yang mati. Goresan ini dapat membantu aliran darah berjalan mencapai tulang rawan Anda kembali.

 

Baca juga artikel mengenai salah satu jenis antibiotik florokuinolon: Ciprofloxacin

 

Komplikasi

Diagnosis dan pengobatan yang terlambat dilakukan dapat menyebakan komplikasi serius. Bila dibiarkan, nanah dapat menyumbat aliran darah ke telinga, sehingga merusak tulang rawan dan kematian jaringan yang disebut nekrosis.

Nekrosis dapat menyebakan perubahan bentuk telinga secara permanen yang disebut dengan telinga kol atau cauliflower ear. Komplikasi lain dari perikondritis seperti:

  • Daun telinga terlihat lunglai (floppy ear)
  • Penurunan pendengaran secara mendadak
  • Vertigo
  • Gangguan keseimbangan
  • Pusing
  • Keluarnya cairan dari telinga
  • Gendang telinga pecah dan menyebabkan penurunan pendengaran mendadak

 

Pencegahan

Pencegahan perikondritis adalah dengan meghindari tindik telinga pada bagian atas telinga tulang rawan. Risiko infeksi semakin rendah bila Anda melakukan tindik telinga pada bagian earlobe. Beberapa cara lainnya untuk mencegah perikondritis meliputi:

  • Hindari akupuntur pada bagian telinga
  • Segera berobat jika terdapat infeksi telinga
  • Hindari olahraga dengan risiko kontak fisik yang besar
  • Usahakan tidak sering menggaruk telinga

 

Kapan Harus ke Dokter?

Pengobatan perikondritis sejak dini merupakan salah satu langkah penting penyembuhan dan meminimalisasi komplikasi. Bila Anda mengalami gejala perikondritis seperti rasa nyeri, kemerahan, bengkak, dan rasa hangat disekitar telinga, sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan perawatan.

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!

Writer : dr Kevin Luke
Editor :
  • dr Ayu Munawaroh, MKK
Last Updated : Minggu, 16 April 2023 | 05:05