Definisi
Fraktur atau yang biasa dikenal sebagai patah tulang adalah kondisi diskontinuitas (tidak terhubungnya) tulang. Dislokasi merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan posisi yang tidak sesuai. Fraktur tulang belakang adalah patahnya tulang belakang, sedangkan dislokasi tulang belakang berarti perubahan posisi dari susunan tulang belakang.
Sumsum tulang belakang manusia dilindungi oleh 33 buah tulang belakang. Tulang-tulang ini berukuran kecil dan saling bertumpuk secara vertikal dengan satu sama lain. Di bagian tengah tulang belakang terdapat rongga kecil tempat sumsum tulang manusia. Untuk menjaga posisi tulang belakang tetap baik, tulang belakang memiliki ligamen yang menjaga kesatuan tulang-tulang tersebut. Ligamen ini menjaga posisi tulang belakang tetap lurus dan tidak berpindah-pindah. Regio tulang belakang dibagi menjadi tiga area utama yaitu daerah leher (servikal), daerah dada (torakal), dan daerah panggul (lumbar).
Fraktur tulang belakang dapat terjadi di sepanjang tulang belakang. Sekitar 64% fraktur terjadi pada torakolumbar (pinggang), umumnya setinggi T12-L1 dan 5–10% kejadian fraktur tulang belakang berada pada regio leher (fraktur servikal).
Fraktur maupun dislokasi tulang belakang merupakan kondisi yang cukup berbahaya dan memiliki tingkat morbiditas serta mortalitas yang tinggi. Pasien cedera tulang belakang umumnya berada di usia produktif, sehingga kondisi ini dapat sangat mengganggu kualitas hidup penderitanya. Tulang yang patah atau bergeser dapat menjepit bahkan merobek sumsum tulang di dalamnya, sehingga menyebabkan gangguan saraf. Setiap tahunnya terdapat 10,000 kasus baru cedera tulang belakang yang terjadi. Hal ini meningkatkan jumlah pasien cedera tulang belakang yang telah ada, yaitu sekitar 180,000–200,000 kasus.
Penyebab
Penyebab utama dari fraktur maupun dislokasi tulang belakang adalah cedera. Kecelakaan mobil (45%), jatuh dari ketinggian (20%), olahraga ekstrem (15%), kekerasan atau cedera fisik (15%), dan kejadian lainnya (5%) merupakan penyebab yang utama dari kelainan tulang belakang. Kondisi medis lain seperti osteoporosis dan tumor spinal (tumor tulang belakang) juga dapat mempengaruhi kepadatan tulang sehingga tulang menjadi lebih mudah patah.
Terdapat beberapa tipe cedera tulang belakang, antara lain:
- Fraktur kompresi merupakan fraktur atau patah tulang yang disebabkan oleh tekanan vertikal (sesuai sumbu tubuh) yang cepat dan berat. Tekanan tiba-tiba tersebut dapat menekan tulang belakang sehingga tulang menjadi terjepit dan retak atau bahkan patah. Jika kekuatan yang menimpanya cukup tinggi, tulang belakang dapat hancur di saat yang sama, disebut burst fracture. Fraktur kompresi umumnya dialami oleh orang yang memiliki osteoporosis, tumor tulang belakang, atau kondisi tulang yang tidak sepadat orang normal.
- Burst fracture merupakan patah tulang belakang yang disebabkan oleh kekuatan yang tinggi, sehingga tulang belakang hancur seketika. Tidak seperti fraktur kompresi, burst fracture umumnya terjadi pada beberapa tulang belakang. Segmen tulang yang pecah dapat menyebar ke tempat lain sehingga menyebabkan kerusakan parah sumsum tulang.
- Dislokasi adalah kondisi bergesernya tulang belakang dari posisi yang seharusnya. Hal ini disebabkan oleh tarikan atau robekan dari ligamen yang menjaga posisi tulang belakang tersebut. Pada dislokasi, tulang hanya bergeser dan tidak patah. Contoh kejadian yang dapat menyebabkan dislokasi tulang belakang adalah pada kecelakaan mobil, seat belt yang menahan badan agar tidak terbentur ke depan dapat menarik terlalu keras hingga ligamen pun ikut tertarik. Dislokasi tulang belakang dapat menyebabkan instabilitas (ketidakseimbangan) tulang belakang dalam jangka panjang, sehingga membutuhkan braces untuk sementara waktu.
- Fraktur-dislokasi adalah kondisi terjadinya fraktur dan dislokasi tulang belakang secara bersamaan. Kondisi ini menyebabkan tulang belakang sangat tidak stabil dan membutuhkan operasi.
Faktor Risiko
Fraktur dan dislokasi tulang belakang sering dialami oleh:
- Usia 18-25% (sekitar 80% kasus)
- Laki-laki memiliki risiko 4 kali lebih tinggi untuk mengalami fraktur tulang belakang dibandingkan perempuan
Gejala
Gejala dari fraktur tulang belakang bergantung pada keparahan dan lokasi cedera tersebut. Gejala-gejala yang dapat dialami antara lain:
- Nyeri leher
- Rasa baal di kulit
- Rasa kesemutan
- Kaku otot
- Kelemahan
- Gangguan buang air kecil (mengompol, tidak dapat berkemih) atau buang air besar
- Tidak dapat menggerakkan anggota tubuh atau hanya dapat menggerakkan sebagian
Diagnosis
Pada kondisi cedera atau kecelekaan, Anda akan dibawa ke IGD. Dokter akan memastikan jalan napas dan pernapasan Anda tetap aman. Setelah kondisi Anda stabil, dokter akan memeriksa bagian tulang belakang Anda. Leher Anda perlu dipastikan tidak bergerak agar tidak menyebabkan kerusakan yang lebih berat. Setelah dipastikan tidak terdapat cedera leher, dokter Anda akan melakukan pemeriksaan komprehensif (head to toe).
Dokter Anda akan menanyakan mengenai mekanisme cedera, adanya pingsan, kebas, dan baal; adanya gangguan gerakan pada anggota gerak, dan kondisi medis lainnya (osteoporosis, keganasan, dan obat-obatan yang sedang Anda konsumsi). Pemeriksaan lanjutan yang perlu dilakukan antara lain:
- Rontgen untuk mengevaluasi tulang dan menemukan lokasi fraktur
- CT scan untuk mengevaluasi perubahan struktur secara lebih detil dibandingkan rontgen
- MRI untuk melihat jaringan lunak di sekitar tulang belakang, termasuk sumsum tulang. Pemeriksaan ini tidak dilakukan pada kondisi emergensi karena membutuhkan waktu yang cukup lama.
Tata Laksana
Pengobatan fraktur tulang belakang akan berfokus pada pengurangan gejala nyeri dan mempertahankan posisi pasien agar tidak menyebabkan kerusakan lebih lanjut. Kondisi lain yang juga dapat mengancam jiwa seperti cedera dada juga perlu ditatalaksana segera.
Pilihan pengobatan cedera tulang belakang, antara lain:
- Braces atau orthotik berfungsi untuk menjaga kesejajaran tulang belakang dan membatasi gerak selama fase peyembuhan. Setelah 8–12 minggu, brace akan dilepas.
- Instrumentasi dan fusi merupakan prosedur oeprasi untuk mengatasi fraktur yang tidak stabil. Kedua tulang akan disatukan menggunakan pelat atau logam. Tujuannya agar tulang belakang di bagian bawah dan atas membentuk struktur yang stabil.
- Verteboplasti adalah prosedur minimal invasif untuk mengatasi kompresi tulang belakang yang disebabkan oleh osteoporosis atau tumor. Prosedur ini bertujuan untuk meningkatkan kepadatan tulang sehingga tidak mengganggu sumsum tulang di tengahnya.
Komplikasi
- Bekuan darah pada panggul dan tungkai akibat tidak bergerak dalam waktu lama (pada proses penyembuhan)
- Emboli paru
- Ulkus dekubitus
- Perdarahan
- Infeksi
- Kebocoran cairan spinal
- Komplikasi luka bekas operasi
- Gangguan saraf
- Nyeri berkelanjutan
Pencegahan
Beberapa hal di bawah ini dapat menurunkan risiko terjadinya fraktur dan dislokasi tulang belakang, antara lain:
- Berhati-hatilah ketika menyetir. Kecelakaan merupakan penyebab utama timbulnya gangguan pada tulang belakang. Berkendara dengan hati-hati dan gunakan sabuk pengaman ketika berkendara
- Hindari jatuh. Pastikan lantai rumah Anda tidak licin, bila ada orang tua yang rentan jatuh di rumah, Anda bisa memasang grip bar atau pegangan dinding di rumah atau di dalam kamar mandi.
- Awasi kondisi kesehatan Anda dengan konsumsi obat-obatan yang sesuai anjuran dan petunjuk pemakaian dari tenaga kesehatan
- Periksakan kondisi medis Anda secara rutin agar dapat segera mendapatkan tata laksana yang adekuat
Kapan harus ke Dokter?
Jika Anda mengalami kecelakaan, jatuh, merasakan nyeri tiba-tiba pada punggung dengan riwayat infeksi atau kanker, segera periksakan diri Anda ke fasilitas kesehatan terdekat. Waktu antara munculnya gejala dan intervensi medis sangat memengaruhi kesembuhan dari pasien.
Jika Anda menemukan seseorang yang dicurigai mengalami cedera sumsum tulang belakang, lakukan hal-hal berikut.
- Segera cari bantuan
- Pastikan posisi leher tidak berubah sebelum diperiksa oleh dokter
- Berikan pertolongan pertama tanpa menggerakkan leher atau kepala
- dr Anita Larasati Priyono