Orang dewasa disarankan untuk mengurangi asupan garam agar dapat menurunkan risiko tekanan darah tinggi dan masalah kesehatan lainnya. Lantas bagaimana dengan anak-anak?

Sama halnya seperti orang dewasa, anak-anak juga direkomendasikan untuk mengurangi asupan garam dalam menu makanannya. Mengurangi asupan garam pada usia anak-anak bermanfaat menurunkan risiko tekanan darah tinggi saat dewasa , risiko osteoporosis, risiko obesitas dan risiko lain seperti kanker perut, meningkatnya pertumbuhan bakteri Helicobacter pylori, asma, penyakit ginjal dan lain kondisi kesehatan lainnya.

Sayangnya membatasi asupan garam pada anak-anak menghadirkan tantangan tersendiri, apalagi menu jajanan dan makanan anak-anak umumnya memiliki kandungan garam yang tinggi.

Makanan atau Jajanan Tinggi Garam Apa Saja yang Biasa Dimakan Anak-Anak?

Coba buat daftar jajanan anak sehari-hari, baik saat di sekolah atau sedang bepergian keluar rumah. Menurut CDC, setiap makanan dan jajanan anak-anak baik yang dimakan saat pagi, sore, maupun malam hari cukup tinggi kandungan garamnya.

Jenis makanan yang kaya kandungan garam di antaranya:

• Cream soup
• Makanan yang dibalut dengan tepung roti
• Spageti kemasan
• Saus keju
• Makaroni panggang
• Piza
• Semua jenis burger, hot dog, dan roti isi
• Pretzel (kue panggang)
• Keripik kentang, dan jajanan lainnya
• Semua makanan yang mengandung sosis
• Acar
• Kentang goreng
• Nugget ayam
• Roti putih
• Saus tomat
• Ayam goreng crispy siap saji

Jika anak-anak makan di luar dan memesan burger, ayam goreng crispy, kentang goreng, hottang (hot dog kentang), dan masih makan keripik atau makanan ringan, bayangkan saja berapa banyak garam yang masuk ke dalam tubuhnya?

Tanda-Tanda Jika Anak Terlalu Banyak Makan Makanan Tinggi Garam

Makan makanan tinggi kandungan garam dapat menyebabkan efek langsung dan efek jangka panjang, di mana tanda-tandanya yang muncul adalah sebagai berikut:

• Mudah merasa haus
• Gemar makan yang gurih atau asin
• Tekanan darah tinggi
• Urine berwarna gelap atau kuning pekat
• Gemar makan jajanan kemasan
• Berat badan naik padahal tidak suka makanan manis atau berlemak
• Gemar makan di luar rumah

Berapa Banyak Garam yang Seharusnya Dikonsumsi Anak-Anak?

Apakah tanda-tanda di atas dengan mudah Anda temukan pada anak-anak? Jika ya, maka sebaiknya dapatkan pemeriksaan tekanan darah dan konsultasi dengan dokter yang akan membantu untuk mengonfirmasi dugaan Anda.

Jika orang dewasa harus membatasi asupan garam setidaknya 1 sdt per hari, maka anak-anak juga memiliki rekomendasi asupan garam hariannya sendiri sesuai dengan usianya. Untuk menurunkan risiko akibat tingginya asupan garam, Anda harus tahu berapa banyak sebenarnya batas asupan garam yang direkomendasikan untuk anak-anak sebagai berikut:

• Bayi usia 6-12 bulan 1g per hari
• Anak usia 1-3 tahun 2g per hari
• Anak usia 4-6 tahun 3g per hari
• Anak usia 7-10 tahun 5g per hari
• Anak usia 11 tahun ke atas 6g per hari

Lantas bagaimana agar anak-anak tidak terlalu banyak mengonsumsi garam? Tentunya campur tangan orang tua sangat berpengaruh terhadap berapa banyak garam yang dimakan anak-anak. Agar anak-anak tidak terlalu banyak mengonsumsi garam maka Anda harus mengubah pola memasak dan penggunaan garam pada masakan di rumah, Anda juga harus lebih cermat memilih bahan makanan yang rendah kandungan natriumnya.

Pertimbangkan pula untuk mengganti garam dengan jenis bumbu lain yang sama-sama memberikan rasa yang enak pada masakan. Saat mengajak anak bepergian dan makan di luar, pertimbangkan memilih restoran yang tidak menyajikan makanan cepat saji dan minta juru masak untuk mengurangi penggunaan garam pada masakan.

Mau tahu informasi seputar kehamilan, menyusui, kesehatan wanita dan anak-anak? Cek di sini, ya!