Myelitis

Penyebab myelitis belum diketahui secara pasti sampai saat ini, namun kondisi ini diduga dipicu oleh beberapa hal seperti infeksi atau gangguan sistem kekebalan tubuh.

Bagikan :


Definisi

Myelitis atau biasa disebut myelitis transversa merupakan peradangan pada sumsum tulang belakang. Gangguan saraf ini merusak salah satu komponen saraf yang disebut mielin. Myelitis transversa mengganggu pengiriman sinyal dari saraf sumsum tulang belakang ke seluruh tubuh, sehingga menyebabkan rasa sakit, kelemahan otot, kelumpuhan, masalah sensorik atau sensasi, disfungsi kandung kemih, dan gangguan usus. Penyebab myelitis belum diketahui secara pasti sampai saat ini, namun kondisi ini diduga dipicu oleh beberapa hal seperti infeksi atau gangguan sistem kekebalan tubuh. Penderita myelitis umumnya dapat sembuh dan kembali berjalan dengan normal, namun pada kasus yang berat, penderita dapat mengalami kelumpuhan permanen.

Durasi penyakit ini beragam, mulai dari 3-6 bulan atau bertahan seumur hidup. Myelitis bisa terjadi pada pria dan wanita dan di semua kelompok usia, walaupun ada peningkatan insiden pada usia 10, 20, dan 40 tahun ke atas. Tidak ditemukan peningkatan kasus yang signifikan pada salah satu ras.

 

Penyebab

Penyebab pasti dari myelitis belum diketahui, walaupun ditemukan adanya mekanisme inflamasi pada 60% kasus. Secara umum, dugaan penyebab penyakit ini bisa dikelompokkan sebagai berikut:

  • Inflamasi sistemik autoimun
  • Gangguan sistem saraf pusat multifokal
  • Infeksi
    • Virus: virus herpes, cytomegalovirus, virus Epstein Barr, HIV, virus influenza, virus Zika, virus yang ditemukan pada penyakit Hepatitis B, campak dan rubella
    • Bakteri: Treponema pallidum pada sifilis, bakteri pada penyakit tuberkulosis, penyakit Lyme, batuk rejan, tetanus, difteri, infeksi kulit, gastroenteritis, dan pneumonia
    • Jamur
    • Parasit

Infeksi bisa disebabkan oleh virus, bakteri dan jamur, dan mikroba tersebut menginfeksi sumsum tulang belakang dan menyebabkan myelitis. Selain virus yang disebutkan di atas, ada virus lain yang bisa memicu reaksi autoimun tanpa secara langsung menginfeksi sumsum tulang belakang. Parasit dan jamur juga dapat menginfeksi sumsum tulang belakang walaupun angka kejadian penyakitnya lebih jarang.

Beberapa kondisi penyakit lain yang dapat menimbulkan myelitis seperti pada sklerosis multipel, di mana terjadi kelainan sistem kekebalan tubuh yang menghancurkan serabut mielin di sekitar saraf sumsum tulang belakang dan otak. Myelitis dapat menjadi tanda awal dari munculnya sklerosis multipel atau sebagai pertanda kekambuhan penyakit. Myelitis pada sklerosis multipel biasanya hanya menimbulkan gejala pada satu sisi tubuh saja.

Neuromyelitis optik adalah suatu kondisi yang menyebabkan peradangan dan kehilangan serabut mielin di sekitar sumsum tulang belakang dan saraf di mata yang mentransmisikan informasi ke otak. Myelitis pada kondisi neuromyelitis optik biasanya memengaruhi kedua sisi tubuh. Gangguan autoimun juga dapat berkontribusi pada myelitis transversa seperti lupus dan sindrom Sjorgen.

Penyakit lainnya yang juga bisa menjadi penyebab myelitis adalah sarkoidosis, suatu kondisi dimana terjadi peradangan di banyak lokasi tubuh, termasuk sumsum tulang belakang dan saraf optik. Gejala sarkoidosis berkembang lebih lambat bila dibandingkan dengan penyakit neuromyelitis optik.

 

Faktor Risiko

Penyakit myelitis bisa terjadi pada semua jenis kelamin dan usia. Pada banyak kasus, penyebab penyakit ini adalah idiopatik, yang berarti penyebab pasti dari penyakit ini belum diketahui dengan pasti. Namun, ditemukan reaksi inflamasi pada pasien myelitis, terdapat peningkatan protein imun IL-6. 

Myelitis transversa bisa muncul bersama penyakit lain. Oleh karena itu, bila pasien sebelumnya menderita penyakit autoimun atau gangguan saraf pusat, proses peradangan yang ada pada penyakit lain juga bisa memengaruhi sumsum tulang belakang. Myelitis ada sebagai komplikasi penyakit yang sudah ada tersebut.

Penyakit-penyakit yang bisa menjadi faktor risiko munculnya myelitis adalah neuromyelitis optik, sklerosis multipel, systemic lupus erythematosus, sindrom Sjogren, sarkoidosis, dan infeksi akibat virus, bakteri, jamur, atau parasit.

 

Gejala

Gejala dari myelitis yang bisa dikenali adalah nyeri pada bagian punggung bawah yang muncul secara mendadak. Kondisi ini bisa mengenai bagian lain seperti dada, perut atau tungkai, tergantung bagian saraf tulang belakang yang terkena. Gangguan sensorik seperti rasa terbakar, kesemutan, dingin atau mati rasa juga ditemukan pada pasien myelitis. Gejala motorik bervariasi tergantung lokasi peradangan yang terjadi dan saraf mana yang terkena. Bila peradangan memengaruhi saraf servikal atau saraf leher, semua anggota gerak atas dan bawah bisa terpengaruh, dari kelemahan pada tungkai atas atau bawah, bahkan pada beberapa penderita bisa mengalami kelumpuhan. Peradangan saraf leher terjadi pada 20% kasus myelitis. Selain itu, semua pasien biasanya mengalami gangguan ketika buang air kecil dan buang air besar dalam berbagai derajat keparahan. Gejala dapat terjadi secara tiba-tiba dalam hitungan beberapa jam atau berangsur-angsur dalam beberapa hari atau minggu.

 

Diagnosis

Untuk menegakkan diagnosis myelitis transvera, dapat melalui wawancara mendalam (anamnesa) mengenai gejala yang dialami pasien, waktu munculnya penyakit, bila terdapat gejala penyerta lainnya serta riwayat penyakit pasien. Dokter juga akan melakukan pemeriksaan fungsi saraf pada pasien. Bila terdapat indikasi, atau untuk mencari tahu penyebab pasti penyakit, pemeriksaan penunjang dapat dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis seperti pemindaian dengan MRI (Magnetic Resonance Imaging) untuk melihat tanda peradangan pada saraf tulang belakang. Pungsi lumbal (lumbal puncture), dilakukan dengan mengambil sampel cairan tulang belakang untuk diperiksa dalam laboratorium, dan pemeriksaan antibodi untuk memeriksa kemungkinan adanya neuromyelitis optica.

 

Tata Laksana

Tata laksana myelitis ditujukan untuk meringankan gejala yang dirasakan. Pemberian terapi berbeda-beda sesuai dengan penyakit yang mendasarinya. Obat-obatan yang digunakan untuk mengatasi myelitis antara lain adalah obat pereda nyeri, obat antivirus, kortikosteroid, dan obat imunosupresif. Terapi plasmaferesis, yaitu mengganti cairan plasma darah dengan cairan infus, dilakukan kepala penderita yang mengalami gangguan sistem kekebalan tubuh dan tidak berespon dengan pengobatan lain. Pada pasien myelitis disarankan untuk melakukan terapi pemulihan dengan cara terapi okupasi untuk mengajarkan kembali kemampuan dasar, agar pasien bisa menjalankan aktivitas sehari-hari dengan normal. Psikoterapi juga bermanfaat untuk mengatasi gangguan psikologis yang menyertai seperti kecemasan, depresi, atau disfungsi seksual. Fisioterapi berperan dalam membantu memperbaiki kekuatan dan fungsi otot, serta memperbaiki gerakan tubuh pasien. 

 

Komplikasi            

Komplikasi yang sering terjadi pada kasus myelitis adalah nyeri jangka panjang yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan mengurangi kualitas hidup. Kekakuan atau kram otot biasanya terjadi di bagian kaki dan bokong. Kelumpuhan sebagian anggota tubuh atau kelumpuhan total dapat terjadi dan menetap setelah gejala pertama muncul. Komplikasi lain yang bisa muncul adalah disfungsi seksual, stres dan kecemasan, serta depresi akibat nyeri kronik.

 

Pencegahan

Myelitis dapat dicegah dengan menghindari faktor penyebabnya. Namun, memang ada beberapa penyebab yang sulit untuk dihindari. Menghindari episode berulang dari penyakit ini dapat dilakukan dengan mengonsumsi obat untuk menjaga sistem kekebalan tubuh. 

 

Kapan Harus ke Dokter ?

Disarankan untuk segera ke dokter apabila merasakan gejala nyeri, khususnya bila disertai gangguan fungsi sensorik dan motorik. Beberapa kelainan saraf dapat menyebabkan masalah sensasi, dan gangguan buang air kecil dan buang air besar. Bila ditemukan kompresi pada tulang belakang, biasanya membutuhkan tindakan pembedahan. Pada penderita sklerosis multipel, neuromyelitis optik, atau lupus disarankan untuk kontrol rutin ke dokter dan mengikuti anjurannya.

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!

Writer : dr Vega Audina
Editor :
  • dr Hanifa Rahma
Last Updated : Jumat, 14 April 2023 | 15:22

Cleveland Clinic Medical Professional (2019). Transverse myelitis. Available from: https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/8980-transverse-myelitis

Mayo Clinic Staff (2021). Transverse myelitis - Symptoms and causes. Available from: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/transverse-myelitis/symptoms-causes/syc-20354726

Johns Hopkins Medicine (2021). What is Transverse Myelitis (TM)?. Available from: https://www.hopkinsmedicine.org/neurology_neurosurgery/centers_clinics/transverse_myelitis/about-tm/what-is-transverse-myelitis.html

Simone C, Emmady P (2021). Transverse Myelitis. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK559302/