Bisakah Makanan Meningkatkan Risiko BAB Berdarah?

Bisakah Makanan Meningkatkan Risiko BAB Berdarah?
Ilustrasi makanan pedas. Credit: Freepik

Bagikan :


Siapa yang tidak panik ketika mengetahui ada darah yang keluar bersama kotoran saat buang air besar (BAB). Namun tak perlu panik, adanya darah pada tinja tidak selalu mengindikasikan penyakit serius. Bisa jadi, ini adalah efek samping dari makanan yang Anda konsumsi.

 

Tinja Berwarna Kemerahan 

Ketika Anda makan, makanan dan minuman yang masuk ke dalam saluran cerna akan diserap nutrisi serta cairannya untuk digunakan oleh tubuh. Ketika seluruh nutrisi yang bermanfaat sudah diserap oleh tubuh, maka sisa metabolisme tersebut akan dikeluarkan dalam bentuk urine serta tinja. Tinja terdiri dari sisa pencernaan makanan, protein, bakteri, garam dan zat-zat lain yang dilepaskan oleh usus.

Tekstur dan warna tinja dapat mengindikasikan masalah kesehatan yang Anda alami. Tinja yang sehat dan normal berwarna cokelat dan berbentuk seperti batang kayu dengan ukuran tidak terlalu kecil atau besar. Ketika tinja berwarna kemerahan atau muncul darah pada tinja, periksa kembali makanan Anda, kemungkinan makanan tersebut yang menyebabkan perubahan warna tinja. Tinja kemerahan adalah kondisi yang berbeda dengan munculnya darah pada tinja.

Pigmen warna dari makanan yang dikonsumsi bisa memengaruhi warna tinja, dan makanan berwarna merah atau oranye bisa membuat tinja menjadi kemerahan. Beberapa makanan yang dapat menyebabkan tinja kemerahan antara lain:

  • Buah bit
  • Buah naga
  • Sup atau jus tomat
  • Paprika merah
  • Makanan dengan pewarna makanan merah

Umumnya bila perubahan warna tinja disebabkan oleh makanan tertentu, kondisi ini tidak akan berlangsung lama. Anda juga tidak akan mengalami masalah pencernaan seperti nyeri perut. 

Baca Juga: Warna Tinja Menunjukkan Kondisi Kesehatan Anda, Lho

 

Bisakah Makanan Meningkatkan Risiko Tinja Berdarah?

Alasan ditemukannya darah saat sedang buang air besar beragam, dapat disebabkan oleh hal ringan seperti makanan atau kondisi medis lainnya seperti adanya wasir, peradangan usus, divertikulitis hingga gejala kanker usus. Selain tinja berdarah, penyakit ini umumnya disertai dengan keluhan lain seperti penurunan nafsu makan atau berat badan, nyeri atau kram perut, diare atau sembelit, dan lain-lain.

Pertama-tama ketima Anda mendapati adanya darah dalam tinja, Anda bisa mulai mengingat kembali makanan apa yang baru saja Anda konsumsi. Ada makanan yang bila dikonsumsi dalam jumlah banyak bisa meningkatkan risiko Anda mengalami keluhan pencernaan dan menyebabkan munculnya darah pada tinja. 

Makanan pedas

Makanan pedas mengandung senyawa pembawa panas bernama capsaicin. Senyawa ini banyak dijumpai dalam jumlah besar pada makanan seperti paprika atau cabai. Ketika dimakan, capsaicin akan memicu reseptor panas di tubuh yang dapat dapat menimbulkan sensasi panas seperti terbakar dari mulut hingga bokong.

Bagi sebagian orang, mengonsumsi makanan pedas dapat menyebabkan diare. Selain itu tergantung keparahannya, tinja bisa menyebabkan robekan jaringan yang parah di dinding anus sehingga menyebabkan timbulnya darah ketika buang air besar. Menyeka dubur secara berlebihan setelah buang air besar juga bisa menyebabkan munculnya luka. Pada kondisi ini biasanya darah yang muncul tidak banyak dan luka akan sembuh dengan sendirinya.

Olahan daging dan unggas tercemar

Konsumsi daging merah dan unggas yang tercemar bakteri bisa membuat Anda mengalami keracunan makanan. Salah satu gejala yang bisa muncul adalah diare berdarah. Beberapa bakteri yang dapat menyebabkan kondisi tersebut adalah Salmonella, Escherichia coli (E. coli), Campylobacter, dan listeria.

Penyakit ini dapat sembuh dengan sendirinya, namun pada beberapa kasus mungkin dibutuhkan terapi antibiotik. Untuk pencegahan keracunan makanan, sebaiknya hindari makan makanan mentah dan simpan makanan pada suhu yang tepat.

Alkohol

Konsumsi alkohol juga dapat menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan sehingga memicu masalah seperti peradangan lambung atau keluarnya darah saat buang air besar. Risiko akan semakin meningkat jika Anda juga mengonsumsi obat-obatan antinyeri golongan antiinflamasi nonsteroid (NSAID).

Baca Juga: Pilihan Makanan yang Mengandung Prebiotik untuk Menjaga Pencernaan

 

Kapan Perlu Khawatir?

Bila tinja berwarna merah muncul sesekali setelah mengonsumsi makanan yang berwarna merah, Anda tidak perlu waspada. Namun, bila selain BAB berdarah Anda juga mengalami keluhan lain, maka sebaiknya Anda perlu waspada. Perhatikan gejala yang bisa muncul menyertai tinja berdarah seperti berikut:

  • Perubahan frekuensi buang air besar
  • Mengalami nyeri pada perut atau nyeri ketika buang air
  • Terjadi berulang kali dan cukup parah
  • Sudah berlangsung selama lebih dari satu minggu
  • Penurunan berat badan

Apabila Anda mengalami gejala di atas sebaiknya segera periksakan ke dokter. 

Jika memiliki pertanyaan lainnya seputar kesehatan saluran pencernaan Anda bisa berkonsultasi ke dokter atau memanfaatkan fitur konsultasi pada aplikasi Ai Care. Unduh aplikasi Ai Care yang tersedia di App Store atau Play Store sekarang juga.

 

Mau tahu informasi seputar nutrisi, makanan dan tips diet lainnya? Cek di sini, ya!

 

 

Writer : Ratih AI Care
Editor :
  • dr Hanifa Rahma
Last Updated : Kamis, 30 November 2023 | 05:08

Knudsen, M. (2022). Do Certain Foods Cause Blood in Stool? Myth vs. Science. Available from: https://www.healthline.com/nutrition/foods-that-cause-blood-in-stool

Cleveland Clinic. Rectal Bleeding. Available from: https://my.clevelandclinic.org/health/symptoms/14612-rectal-bleeding

Palmer, C. (2023). What Causes Rectal Bleeding (Blood in Stool)? Here’s When Pooping Blood Is a Cause for Concern. Available from https://www.goodrx.com/well-being/gut-health/blood-in-your-stool-causes-of-rectal-bleeding

Sissons, B. (2023). Can food cause bloody stools? Causes and when to contact a doctor. Available from: https://www.medicalnewstoday.com/articles/can-food-cause-bloody-stools-causes-and-when-to-contact-a-doctor#

Tresca, A.J. (2023). Why Is My Poop Red?. Available from: verywellhealth.com/causes-of-red-stool-or-maroon-stool-1941727.