• Beranda
  • Nutrisi
  • Seperti Apa Diet OMNI yang Diklaim Mampu Turunkan 5 Kg dalam Dua Minggu?

Seperti Apa Diet OMNI yang Diklaim Mampu Turunkan 5 Kg dalam Dua Minggu?

Seperti Apa Diet OMNI yang Diklaim Mampu Turunkan 5 Kg dalam Dua Minggu?
Credit: Freepik. Ilustrasi seseorang sedang melakukan perencanaan diet omni

Bagikan :


Saat ini telah banyak metode diet yang dijalankan untuk membantu menurunkan berat badan. Jenis diet seperti diet paleo, diet keto, diet vegan, dan intermittent fasting merupakan contoh diet yang populer di masyarakat. Salah satu jenis diet yang banyak menarik perhatian adalah diet omni yang diklaim dapat menurunkan berat badan hingga 5 kilogram dalam waktu dua minggu.

 

Apa Itu Diet Omni?

Dilansir dari Healthline, diet omni pertama kali diperkenalkan pada tahun 2013 oleh seorang perawat bernama Tana Amen. Diet ini muncul sebagai alternatif karena dari banyaknya jenis diet yang ada di masyarakat berisiko mengakibatkan penyakit kronis. Diet omni diklaim dapat memulihkan tingkat energi, mengurangi risiko penyakit kronis dan dapat menurunkan berat badan hingga 12 pounds (5 kilogram) dalam waktu dua minggu.

Secara menu, diet omni mirip dengan diet fleksitarian dimana Anda hanya boleh mengomsumsi daging merah, ikan, telur dan produk hewani lainnya. Diet ini juga mirip dengan diet paleo dimana Anda tidak mengonsumsi makanan olahan dan makanan yang melalui proses pengolahan panjang.

Dalam diet omni, Anda perlu menjalani 3 fase diet yang masing-masing diet membutuhkan waktu 2 minggu. Fase diet tersebut antara lain:

  • Fase 1: Anda mengikuti pola makan diet omni, yaitu mengonsumsi makanan yang dianjurkan dan menghindari semua makanan yang dilarang. Anda juga diperbolehkan mengonsumsi lemak sehat dan protein, serta dianjurkan memperbanyak minum air dan melakukan sauna dua kali setiap minggu.
  • Fase 2: Serupa dengan fase 1, namun Anda boleh mengonsumsi gula, tepung atau makanan penutup tetentu. Pada fase ini Anda dianjurkan menambahkan menu olahraga minimal berjalan kaki 30 menit per hari dan full-body workout.
  • Fase 3: Pada fase ini, Anda dianjurkan untuk mengonsumsi 70% makanan bersayur dan 30% sisanya merupakan makanan protein. Di fase ketiga ini Anda boleh mengonsumsi makanan yang dilarang dalam diet namun dalam jumlah terbatas. Anda dapat menjalankan pola makan ini selama 2 minggu untuk menyelesaikan tahapan diet omni sepenuhnya, atau menerapkan pola makan ini seterusnya.

 

Makanan Apa yang Boleh dan Tidak Boleh Dikonsumsi dalam Diet Omni?

Pola makan diet omni antara lain memperbanyak makanan alami seperti buah dan sayur namun mengurangi makanan olahan. Beberapa makanan yang bisa dikonsumsi dalam diet omni antara lain:

  • Beragam buah dan sayuran seperti jamur, sayuran hijau, mentimun, terung, labu, tomat
  • Daging merah, daging unggas (buang kulitnya), makanan laut
  • Telur
  • Minyak nabati seperti minyak zaitun, minyak almon, minyak kelapa
  • Kacang-kacangan yang tidak diawetkan

Sedangkan makanan yang sebaiknya dihindari dalam diet omni antara lain:

  • Makanan manis olahan seperti cake, aneka hidangan penutup dan permen
  • Minuman beralkohol
  • Kedelai, jagung dan makanan olahannya seperti tahu, susu kedelai, cornmeal
  • Makanan yang mengandung gluten seperti roti, pasta, cereal, oatmeal, nasi

Aturan utama diet omni adalah Anda mengomsumsi 70% makanan nabati dan 30% makanan berbasis protein selama 90% dari keseluruhan waktu makan. Sedangkan 10% sisanya, Anda dapat mengonsumsi makanan lainnya yang Anda inginkan meskipun tidak disarankan.

Apakah Diet Omni Aman bagi Kesehatan?

Dilansir dari Verywell Fit, diet omni merupakan pola makan yang menyehatkan karena mengonsumsi makanan kaya serat dan tidak banyak mengonsumsi makanan olahan. Namun perlu diperhatikan juga bahwa diet omni cukup berat dijalani dan dapat memicu naiknya berat badan jika pola makan tersebut tidak dipertahankan. Bagi Anda yang ingin mencoba diet omni, dianjurkan berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi sebelum melakukan diet. 

Mau tahu informasi seputar nutrisi, makanan dan tips diet lainnya? Cek di sini, ya!

 

 

 

 

Writer : Ratih AI Care
Editor :
  • dr Nadia Opmalina
Last Updated : Minggu, 16 April 2023 | 21:25