Membatasi porsi dan frekuensi makan adalah salah satu cara yang banyak dilakukan untuk menurunkan berat badan. Saat ini di masyarakat dikenal pola makan diet OMAD (One Meal a Day), yang menganjurkan Anda untuk makan sekali dalam sehari. Diet ini terbilang ekstrem, namun tak sedikit orang yang menerapkannya.
Apa Itu Diet OMAD (One Meal a Day?)
Diet OMAD (One Meal a Day) atau makan sekali dalam sehari adalah konsep mengatur pola makan dimana Anda dianjurkan untuk berpuasa selama 23 jam dan hanya diperbolehkan makan satu porsi makanan berat dalam waktu 1 jam.
Pada dasarnya, diet OMAD adalah intermittent fasting dengan jendela makan yang lebih sempit dan porsi makan yang sangat terbatas. Diet ini merupakan bentuk defisit kalori sehingga Anda juga perlu membatasi jumlah kalori yang disantap saat makan berat.
Jika dibandingkan dengan metode intermittent fasting lainnya dengan jendela makan 16/8 (8 jam makan dan 16 jam berpuasa) diet OMAD termasuk diet yang ekstrem. Beberapa pelaku diet OMAD umumnya hanya makan pada saat makan malam, namun ada juga yang hanya makan saat sarapan atau makan siang.
Seperti halnya intermittent fasting, metode diet ini diyakini memiliki beberapa manfaat kesehatan seperti mengurangi risiko penyakit jantung, menurunkan kadar gula darah dan mengurangi peradangan.
Baca Juga: Benarkah Diet Mediterania Efektif untuk Menurunkan Kolesterol?
Apakah Diet OMAD Aman bagi Kesehatan?
Seperti diet lainnya, metode diet OMAD memiliki kelebihan dan kekurangan. Di balik manfaat diet OMAD untuk menjaga kesehatan dan menurunkan berat badan, pola makan ini dianggap memiliki beberapa kekurangan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dari diet OMAD, antara lain:
Diet ini sulit dilakukan secara konsisten. Aturan ketat dari diet OMAD membuat para pelaku diet ini kesulitan untuk mempertahankan pola makan ini dalam jangka panjang. Dilansir dari WebMD, sekitar 65% dari pelaku diet ini memutuskan untuk tidak melanjutkan pola makan diet OMAD.
Membuat Anda lebih mudah lapar. Pola makan sekali sehari dianggap lebih memicu rasa lapar dibanding pola makan sehari tiga kali. Dengan pola makan tersebut tubuh akan menghasilkan hormon ghrelin yang membuat Anda lebih mudah lapar.
Dianggap tidak efektif dibanding defisit kalori. Para ahli berpendapat diet OMAD hanya membuat Anda lebih lapar dan tidak menyebabkan penurunan berat badan lebih banyak jika dibandingkan dengan makan tiga kali sehari namun dengan metode defisit kalori.
Baca Juga: Mitos Seputar Nutrisi yang Dapat Menggagalkan Diet
Meningkatkan risiko naiknya kadar kolesterol dan tekanan darah. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan pada kelompok kecil menyebutkan bahwa diet OMAD dapat meningkatkan risiko tekanan darah dan kadar kolesterol tinggi. Bagi pemilik kadar kolesterol dan tekanan darah tinggi, dianjurkan untuk menghentikan diet OMAD jika pola makan ini meningkatkan kadar kolesterol dan tekanan darah.
Meningkatkan kadar gula darah. Penelitian lain mengungkapkan bahwa orang yang menerapkan diet OMAD dan makan hanya sekali di sore hari memiliki kadar gula darah lebih tinggi saat keesokan harinya. Selain itu tubuhnya juga lebih sulit untuk mengelola kelebihan kadar gula darah.
Diet OMAD merupakan salah satu jenis intermittent fasting yang cukup ekstrem. Membiasakan diri dengan hanya sekali asupan makan setiap harinya dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan lainnya, namun setiap orang memiliki reaksi yang berbeda pada penerapan pola makan ini. Jika Anda berencana menerapkan diet OMAD sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu ke dokter.
Mau tahu informasi seputar nutrisi, makanan dan tips diet lainnya? Cek di sini, ya!
- dr. Monica Salim