Brand/Nama Lain
Merk dagang yang mengandung atosiban di Indonesia hingga saat ini adalah Tractocile.
Cara Kerja
Atosiban bekerja dengan cara berkompetisi dengan hormon oksitosin yang berperan dalam kontraksi uterus atau rahim. Kontraksi rahim akan berkurang frekuensinya serta disertai penurunan tonus atau ketegangan otot rahim. Hal ini akan membuat proses kontraksi rahim tertahan, diharapkan persalinan prematur tidak terjadi.
Indikasi
Atosiban merupakan obat yang biasa dimanfaatkan dalam bidang kandungan dan kehamilan untuk menunda kejadian persalinan prematur. Atosiban diperlihatkan dapat menunda persalinan prematur sampai 48 jam.
Kontraindikasi
Kontraindikasi penggunaan atosiban adalah:
- Tidak bisa digunakan pada ibu hamil dengan usia kandungan < 24 minggu atau > 33 minggu
- Mengalami pecah ketuban dini pada usia kehamilan > 30 minggu
- Pre-eklampsia berat, ditandai dengan tekanan darah tinggi, ditemukan protein pada urine, serta tanda gangguan organ lainnya
- Eklampsia sebagai komplikasi dari pre-eklampsia
- Dicurigai adanya infeksi di dalam rahim
- Mengalami kelainan plasenta seperti:
- Plasenta previa (letak plasenta rendah atau menutup leher rahim, sebagian atau seluruhnya)
- Solusio plasenta (terpisahnya plasenta dari rahim sebelum bayi lahir)
Efek Samping
Efek samping umumnya jarang terjadi. Meskipun demikian, ada beberapa efek samping yang mungkin terjadi dari pemberian obat ini, misalnya:
- Mual
- Muntah
- Sakit kepala
- Pusing berputar
- Bercak merah di kulit
- Gatal-gatal
- Jantung berdebar-debar
- Demam
- Sulit tidur
- Demam
- Perdarahan rahim
- Penurunan tekanan darah (hipotensi)
- Peningkatan kadar gula di dalam darah (hiperglikemia)
Sediaan
Beberapa sediaan atosiban yang dapat ditemukan hingga saat ini adalah cairan injeksi 37,5 mg/5 mL dan 6,75 mg/0,9 mL.
Dosis
Dosis dewasa:
- 6,75 mg pada dosis pertama melalui suntikan selama 1 menit selanjutnya diikuti dengan infus 0,3 mg/menit (24 mL/jam) selama 3 jam
- Kemudian 0,1 mg/menit (8 mL/jam) selama 45 jam dengan lama pemberian total selama <48 jam
- Dosis maksimal 330,75 mg
Keamanan
Kehamilan:
Termasuk FDA Kategori N (belum diketahui dengan jelas mengenai risiko berbahaya pada janin) sehingga perlu dikonsultasikan terlebih dahulu pada dokter dalam penggunaannya agar dapat diawasi.
Interaksi Obat
Obat-obat pelemas kontraksi uterus lain (golongan penghambat kanal kalsium)
Penggunaan atosiban bersamaan dengan obat pelemas kontraksi uterus golongan penghambat kanal kalsium berpotensi meningkatkan risiko kejadian gangguan paru berupa edema paru. Oleh karena itu, penggunaan obat yang bersamaan dengan atosiban perlu diawasi oleh dokter untuk mencegah kejadian yang tidak diinginkan.
Mau tahu informasi seputar obat-obatan lainnya? Yuk, baca lebih banyak artikelnya di sini!
- dr Hanifa Rahma