Brand/Nama Lain
Clidiaz, Braxidin, Cliad, Clixid, Clidiaz, Librax, Melidox.
Cara Kerja
Chlordiazepoxide termasuk dalam kelas obat yang disebut benzodiazepin. Obat ini bekerja dengan mengurangi aktivitas listrik abnormal di otak. Clidinium termasuk dalam kelas obat yang disebut antikolinergik, dan membantu mengurangi kejang perut dan kram.
Indikasi
Kombinasi chlordiazepoxide dan clidinium digunakan bersama dengan obat lain untuk mengobati:
- Tukak lambung
- Sindrom iritasi usus besar (IBS, irritable bowel syndrome; suatu kondisi yang menyebabkan gejala sakit perut, kembung, sembelit, dan diare)
- Enterokolitis (peradangan di usus)
Kontraindikasi
Obat ini tidak boleh diberikan pada orang-orang dengan kondisi berikut:
- Glaukoma (kerusakan pada saraf mata akibat tingginya tekanan di dalam bola mata)
- Miastenia gravis (melemahnya otot tubuh akibat gangguan pada saraf dan otot)
- Penyumbatan saluran cerna
- Ileus paralitik (suatu keadaan ketika terdapat hambatan atau kelumpuhan pada motilitas atau pergerakan usus)
- Kolitis ulseratif (peradangan pada usus besar dan bagian akhir usus besar yang tersambung ke anus (rektum)
- Penyumbatan leher kandung kemih yang bersifat jinak
- Pembesaran kelenjar prostat
Efek Samping
- Pusing
- Mengantuk
- Lemah
- Penglihatan kabur
- Mata kering
- Mulut kering
- Mual
- Sembelit
- Perut kembung dapat terjadi
- Beri tahu dokter Anda segera jika salah satu dari efek samping yang tidak biasa tetapi serius ini terjadi:
- Keringat berkurang
- Kulit kering, panas, atau memerah
- Detak jantung cepat/tidak teratur
- Kehilangan keseimbangan
- Kesulitan berbicara
- Pingsan
- Gerakan otot tidak terkendali/tidak biasa
- Perubahan mental atau suasana hati (seperti kebingungan, gelisah, kegembiraan yang tidak biasa, depresi, pikiran aneh)
- Kesulitan buang air kecil
- Penurunan kemampuan seksual
Sediaan
Obat ini tersedia dalam bentuk tablet dengan kandungan chlordiazepoxide hydrochloride 5 mg dan clidinum bromide 2,5 mg.
Dosis
- Dewasa:
- Dosis bersifat individual berdasarkan kondisi dan respon keseluruhan pasien
- Dosis yang biasa digunakan: 1 - 2 kapsul atau tablet selama 3 - 4 kali sehari
- Lansia: dosis awal 2 kapsul/tablet per hari, dapat ditingkatkan secara bertahap sesuai kebutuhan dan toleransi pasien
Keamanan
- Obat ini dapat membuat Anda pusing, mengantuk, atau mengaburkan penglihatan Anda
- Obat ini mungkin membuat Anda lebih sedikit berkeringat, membuat Anda lebih mungkin terkena serangan panas
- Obat ini tidak dianjurkan untuk digunakan selama kehamilan. Obat ini dapat membahayakan janin. Jika Anda hamil atau berpikir Anda mungkin hamil saat sedang minum obat ini, segera beri tahu dokter Anda.
- Obat ini dikeluarkan melalui ASI dan mungkin memiliki efek yang tidak diinginkan pada bayi yang menyusui. Konsultasikan dengan dokter Anda sebelum menyusui.
Interaksi Obat
Penggunaan obat ini bersamaan dengan opioid (obat pereda nyeri dengan dosis yang cukup kuat sehingga hanya dapat diresepkan oleh dokter) berpotensi fatal, sehingga dapat menyebabkan gangguan pernapasan dan koma.
Mau tahu informasi seputar obat-obatan lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Hanifa Rahma
BPOM RI. Chlordiazepoxide. cekbpom.pom.go.id. Retrieved 15 May 2022, from https://cekbpom.pom.go.id//home/produk/69bhknndt7v4km8sdutf8ashf5/all/row/10/page/0/order/4/DESC/search/5/Chlordiazepoxide
MIMS Indonesia. Chlordiazepoxide+Clidinum Bromide. Mims.com. Retrieved 15 May 2022, from https://www.mims.com/indonesia/drug/info/chlordiazepoxide%20+%20clidinium%20bromide?mtype=generic
Web MD. Chlordiazepoxide-Clidinum - Uses, Side Effects, and More. Webmd.com. Retrieved 15 May 2022, from https://www.webmd.com/drugs/2/drug-2226/chlordiazepoxide-clidinium-oral/details
Medlineplus. Chlordiazepoxide and Clidinum. Medlineplus.gov. Retrieved 15 May 2022, from https://medlineplus.gov/druginfo/meds/a601036.html#