TB Tulang

TB Tulang
TB tulang adalah salah satu jenis penyakit TB ekstraparu.

Bagikan :


Definisi

Tuberkulosis atau TB adalah penyakit infeksi yang terutama memengaruhi organ paru, namun pada beberapa kasus penyakit ini bisa menyebar ke bagian tubuh lain. Ketika TB menyebar ke organ lain, penyakit ini disebut sebagai TB ekstraparu.

Salah satu jenis TB ekstraparu adalah TB tulang, infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis yang menyerang tulang, sendi atau tulang belakang. TB tulang bisa menyerang semua jenis tulang di tubuh. Jenis TB tulang yang paling sering ditemukan adalah penyakit Pott atau TB spinal (tulang belakang). Selanjutnya, jenis TB tulang yang banyak ditemukan adalah TB arthritis dan TB osteomielitis ekstraspinal.

Di seluruh dunia, kasus TB tulang berjumlah sekitar 10-35 persen dari kasus TB ekstraparu. Menurut profil kesehatan Indonesia, Insiden kasus TB mencapai 316 per 100.000 penduduk pada tahun 2018. Namun terjadi penurunan jumlah kasus dari 568.987 di tahun 2019 menjadi 351 di tahun 2020.

 

Bila Anda tertarik untuk membaca artikel mengenai TB paru, Anda bisa membacanya di sini.

 

Penyebab

Semua kasus TB disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, dan TB tulang juga disebabkan oleh infeksi bakteri ini. TB paru umumnya menular melalui udara dengan droplet atau percikan air liur.

Sementara TB tulang dapat menyebar melalui kontak dengan cairan tubuh atau nanah dari orang yang terinfeksi. Ketika Anda berkontak dengan bakteri, bakteri tersebut kemudian dapat menyebar melalui pembuluh darah atau pembuluh limfe (aliran getah bening) ke tulang, tulang belakang atau sendi.

Bila sistem kekebalan tubuh baik, bakteri TB bisa ditekan oleh sistem imun dan tidak menimbulkan infeksi atau gejala walaupun bakteri sudah berada di tubuh. Namun, pada kondisi ketika kekebalan tubuh sedang turun, infeksi TB di tubuh bisa aktif (TB aktif) dan menimbulkan respon pada tubuh manusia.

 

Faktor Risiko

TB tulang adalah jenis TB yang langka dan paling sering dilihat di tempat dengan infeksi AIDS yang luas. TB tulang banyak memengaruhi pasien HIV/AIDS karena mereka memiliki kekebalan tubuh yang lemah, sehingga mereka lebih mudah terinfeksi.

Infeksi TB tulang pada wilayah endemis TB, di mana banyak kasus TB ditemukan di daerah tersebut, banyak ditemukan pada orang dewasa. Mereka kebanyakan pernah mengalami infeksi TB sebelumnya walaupun tidak bergejala, dan infeksi baru aktif di kemudian hari.

Kemungkinan reaktivasi TB meningkat bila seseorang mengalami penurunan kekebalan tubuh, bisa karena:

  • Malnutrisi
  • Peningkatan usia
  • Perburukan penyakit ginjal

 

Gejala

TB tulang tidak selalu mudah dikenali. Umumnya keluhan nyeri tidak timbul pada awal perjalanan penyakit. Hal ini membuat TB tulang sering baru diketahui ketika kerusakan tulang yang terjadi sudah signifikan.

Gejala yang bisa timbul dari TB tulang bervariasi mulai dari ringan hingga berat, yaitu:

  • Nyeri punggung yang berat
  • Pembengkakan di area sekitar tulang
  • Peradangan pada punggung atau sendi
  • Sulit bergerak atau berjalan, terutama pada anak
  • Pembentukan kantung nanah (abses)
  • Kelemahan otot
  • Kekakuan
  • Demam
  • Keringat malam sampai beberapa kali ganti pakaian
  • Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas
  • Kelainan bentuk tulang atau tulang belakang
  • Gejala penurunan fungsi saraf
  • Lumpuh bagian tubuh atau lumpuh total
  • Pemendekan tulang pada anak anak

 

Diagnosis

Tantangan terbesar dalam mendiagnosis TB tulang adalah prosesnya, terutama karena biasanya tidak ada bukti gangguan aktif pada area dada di sebagian besar kasus seperti pada TB paru. Petunjuk gejala biasanya datang dari riwayat penyakit pasien dan kemungkinan pasien berkontak dengan pasien TB atau pernah memiliki TB sebelumnya.

Umumnya, terdapat beberapa pemeriksaan lanjutan yang bisa disarankan oleh dokter seperti:

  • Kultur Bakteri

Diagnosis TB tulang ditegakkan melalui pemeriksaan mikroskopi dan kultur dari sampel yang diperiksa. Dokter bisa mengambil sampel darah atau jaringan untuk diperiksa bila terdapat infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis pada pasien.

  • Tes TCM

Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengidentifikasi bila terdapat infeksi M. tuberculosis  di tubuh Anda, serta memeriksa apakah Anda memiliki resistensi obat terhadap antituberkulosis seperti obat rifampisin.

  • Tes biopsi

Sampel jaringan dari tulang bisa diambil untuk diperiksa lebih lanjut di bawah mikroskop, apakah jaringan terinfeksi TB.

  • Tes Imunologi

Dokter juga dapat menggunakan cairan tubuh anda atau darah anda untuk melihat antibodi Tb, pada beberapa kasus pemeriksaan HIV juga diperlukan.

  • Tes Radiologi

Dokter juga akan memeriksa keadaan paru anda, dan dokter juga akan menyarankan untuk melakukan foto X Ray dada kepada anda. Jika anda mengalami deformitas, dokter juga akan menyarankan anda untuk melakukan CT scan. Jika anda mengalami penurunan fungsi saraf, dokter akan menyarankan anda untuk melakukan tes MRI untuk melihat jaringan lunak di sekitar tulang anda.

computed tomography (CT) guidance is useful in regions where available.

Terdapat juga pemeriksaan yang bertujuan untuk melihat TB laten. Berikut ini adalah pemeriksaan TB laten:

  1. Pemeriksaan mantoux, dilakukan dengan menyuntikkan suatu zat pada kulit.
  2. Interferon-gamma release assay (IGRA), mengukur kadar interferon-gamma yang dilepaskan dalam darah setelah terstimulasi oleh protein dari M. tuberculosis.

 

Tata Laksana

TB tulang adalah infeksi yang membutuhkan pengobatan dalam waktu lama dan rutin, tidak boleh ada satu hari pengobatan yang terlewat. Butuh komitmen dari pasien, tenaga kesehatan serta pemerintah. Pengobatan harus dipantau secara langsung untuk mendapat hasil yang tuntas, dan agar tidak terjadi resisten obat pada pasien. Berikut ini adalah obat-obatan yang dapat digunakan untuk mengobati TB tulang:

  • Obat antituberkulosis

Obat antituberkulosis seperti rifampisisn, sptreptomisin, kanamisin, isoniazid, protionamide, sikloserin dan pirazinamid adalah obat yang sering digunakan untuk pengobatan infeksi Mycobacterium tuberculosis.

Durasi optimal pengobatan TB tulang sendiri tidak menentu. Pada sebagian besar pasien yang menerima terapi lini pertama, memerlukan waktu pengobatan sekitar 6-9 bulan. Durasi yang lebih lama (9-12 bulan) biasanya diperlukan pada pasien yang memiliki penyakit TB tulang stadium lanjut, atau tidak menerima pengobatan rifampisin karena mungkin sudah resisten.

  • Kortikosteroid

Kortikosteroid adalah obat yang dapat digunakan untuk mengurangi peradangan. Obat ini digunakan untuk mencegah komplikasi seperti peradangan di sekitar tulang.

  • Operasi

Prosedur operasi biasanya diperlukan bila pasien mengalami gangguan tulang belakang dan mengalami gejala perburukan saraf atau perubahan bentuk tulang belakang. Pasien dengan pembentukan kantung nanah pada dinding dada juga perlu dioperasi. 

 

Komplikasi

TB tulang akan memiliki beberapa komplikasi jika pengobatan tidak diselesaikan sampai tuntas, yaitu:

  • Kerusakan tulang
  • Keterlibatan gangguan saraf
  • Perubahan bentuk tulang belakang 
  • Sepsis atau respon tubuh terhadap infeksi luas di tubuh yang bisa menimbulkan kerusakan organ

 

Pencegahan

Pencegahan infeksi TB dapat dilakukan dengan langkah berikut:

  1. Hindari kontak dengan pasien TB agar tidak ikut tertular.
  2. Bila sedang batuk, tutup mulut dengan masker atau lipatan siku dan jangan buang dahak sembarangan.
  3. Jaga agar rumah atau ruangan terventilasi dengan baik.
  4. Rajin menggunakan masker selama berada di luar ruangan.
  5. Jika Anda terinfeksi TB, lakukan pengobatan dengan tuntas agar bakteri tidak resisten atau terjadi perburukan penyakit.

 

Kapan Harus ke dokter?

Jika Anda mengalami gejala TB paru atau gejala TB tulang seperti disebutkan di atas, segera kunjungi dokter untuk mendapat penanganan yang tepat. 

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!

 

 

Writer : dr Arifin Muhammad Siregar
Editor :
  • dr Hanifa Rahma
Last Updated : Selasa, 7 Maret 2023 | 08:35