Muncul Bercak Darah pada BAB Bayi, Haruskah Khawatir?

ADS

287 x 220

Bagikan :


Setiap orang tua pasti panik melihat adanya bercak darah pada popok bayi setelah si kecil buang air besar.  Seperti orang dewasa, BAB berdarah dapat menunjukkan gangguan kesehatan yang dialami bayi. Lalu, apa penyebab BAB berdarah pada bayi?

 

Penyebab BAB berdarah pada bayi

Munculnya bercak darah pada kotoran bayi umumnya disebabkan oleh makanan yang dikonsumsi bayi. Beberapa penyebabnya tidak mengkhawatirkan, namun pada kondisi tertentu membutuhkan penanganan khusus. Dilansir dari Medical News Today, berikut ini penyebab munculnya bercak darah pada bayi:

1. Makanan yang dikonsumsi bayi

Ketika mendapati BAB berdarah pada popok si kecil, coba periksa terlebih dahulu apakah benar bercak tersebut merupakan bercak darah atau bukan. Beberapa makanan yang dikonsumsi bayi bisa menimbulkan bercak merah pada kotoran bayi seperti puree buah naga, buah bit atau tomat. Jika bercak tersebut disebabkan karena makanan bayi, maka Anda tak perlu khawatir.

2. Sembelit dan fisura ani

Sembelit pada bayi dapat terjadi sehingga menyebabkan bayi mengejan saat BAB dan dapat menyebabkan robekan kecil pada anus. Kondisi ini dikenal dengan istilah fisura ani. Bercak darah ini juga dapat disebabkan oleh konsumsi susu sapi UHT atau susu formula pada bayi.

3. Kolitis atau radang usus

Kolitis atau gangguan usus adalah peradangan yang terjadi pada lapisan dalam usus besar akibat adanya infeksi atau reaksi peradangan akibat alergi di saluran pencernaan. Kolitis dapat berkembang serius jika tidak ditangani dengan tepat. Untuk itu, jika Anda melihat tanda-tanda gangguan pencernaan pada si kecil terutama jika disertai penurunan berat badan bayi, perut kembung atau bayi terlihat lemas, sebaiknya segera periksakan ke dokter.

5. Infeksi usus

Infeksi usus juga dapat menyebabkan bercak merah pada kotoran dan umumnya bayi juga mengalami diare. Infeksi biasanya disebabkan oleh bakteri seperti Shigella, Salmonella, E. coli dan parasit. Gejala lain pada infeksi usus umumnya disertai demam dan anak tampak tidak nafsu makan.

 

Writer: Ratih

Editor: dr. Benita Arini Kurniadi

Last updated: 13/09/2021