Tidak mudah menerima kabar ketika menerima hasil pemeriksaan yang menyatakan bahwa Anda didiagnosis positif HIV. Wajar jika Anda merasa bingung, sedih, takut dan muncul berbagai pikiran negatif mengenai kondisi kesehatan Anda. Di tengah kegundahan yang Anda rasakan, Anda perlu meyakini bahwa terinfeksi HIV bukanlah akhir dari hidup Anda.
Apa yang Harus Dilakukan Setelah Didiagnosis Positif HIV?
Hingga saat ini masih banyak masyarakat yang salah kaprah terhadap virus HIV dan penyakit AIDS. masih banyak masyarakat yang menganggap bahwa HIV dan AIDS adalah sama, dan orang yang terinfeksi HIV pasti tidak akan berumur panjang.
Tentunya, faktanya tidak demikian. Orang yang terinfeksi HIV memiliki kesempatan untuk menekan perkembangan virus hingga menjadi AIDS. Dengan pengobatan dan penanganan yang tepat, orang dengan HIV/AIDS memiliki kesempatan berkarya yang sama dengan orang lain yang tidak terinfeksi HIV/AIDS.
Baca Juga: Mengenal Pengobatan HIV dan AIDS
Untuk itu, Anda perlu mengetahui apa saja yang perlu dilakukan setelah didiagnosis positif HIV. Berikut ini ulasannya:
1. Segera Lakukan Pemeriksaan
Ketika hasil pemeriksaan menunjukkan hasil positif, hal ini berarti viral load HIV yang ada di tubuh Anda cukup tinggi. Meskipun Anda tidak merasakan gejala atau keluhan lainnya, sebaiknya segera periksakan diri Anda ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan lanjutan.
Semakin cepat Anda mendapat penanganan, semakin cepat juga Anda mendapatkan pengobatan yang efektif untuk mencegah perkembangan virus. Dilansir dari laman HIV Info, setelah didiagnosis positif maka Anda perlu menjalani evaluasi dasar HIV atau HIV baseline evaluation.
Pemeriksaan ini penting untuk menentukan tingkat keparahan infeksi HIV, memeriksa kondisi pasien untuk mempersiapkan menjalani terapi antiretroviral (ARV) seumur hidup dan menentukan jenis obat apa yang sebaiknya dikonsumsi.
Dalam pemeriksaan ini, pasien perlu menjalani beberapa tes, yaitu:
Tes CD4
Tes CD4 bertujuan untuk mengukur jumlah sel darah CD4 di dalam sampel darah pasien. Sel CD4 adalah bagian dari sistem kekebalan tubuh yang bertugas melawan infeksi dalam tubuh. Virus HIV menyerang sel CD4 sehingga tubuh kehilangan kekebalannya. Dengan melakukan tes CD4, Anda dapat mengetahui kadar CD4 dalam tubuh.
Baca Juga: Mengenal Perbedaan HIV dan AIDS
Tes Viral Load
Tes viral load mengukur seberapa banyak virus HIV dalam darah. Jika kadar virus seseorang tinggi, maka ia berisiko mengalami AIDS. Dengan rutin mengonsumsi obat HIV, diharapkan dapat menurunkan kadar virus HIV sehingga viral load tidak terdeteksi.
Setelah terapi antiretroviral dimulai, pemeriksaan CD4 dan viral load dilakukan secara berkala untuk memonitor kepatuhan pasien mengonsumsi obat ARV.
Tes Resistensi Obat
Dalam meresepkan obat untuk HIV, dokter perlu mengetahui kondisi kesehatan Anda termasuk kekebalan tubuh Anda pada jenis obat-obatan tertentu. Tes resistensi obat ini diperlukan untuk mengidentifikasi jenis obat mana yang sesuai dan efektif untuk kondisi kesehatan Anda.
Selain dilakukan pada pasien yang baru terdiagnosis HIV, pemeriksaan ini umumnya dilakukan setelah pasien menjalani pengobatan ARV namun tidak menunjukkan penurunan viral load.
2. Segera Jalani Pengobatan
Setelah didiagnosis positif HIV, dokter akan meresepkan obat-obatan ARV yang perlu dikonsumsi setiap hari. Obat ARV berfungsi untuk menghambat pertumbuhan sel virus HIV dalam tubuh. Dengan minum obat ARV secara rutin, jumlah virus dalam darah akan berkurang sehingga meminimalisir risiko infeksi yang semakin parah.
Obat-obatan ARV adalah obat yang aman dikonsumsi jangka panjang. Beberapa efek samping yang timbul umumnya ringan seperti sakit kepala atau mual dan muntah. Namun pada beberapa orang pengobatan ARV tidak menunjukkan gejala sama sekali.
3. Cari Dukungan Moral
Menjalani hidup dengan HIV bukanlah hal yang mudah. Selain berhadapan dengan kondisi fisik yang berisiko melemah, Anda juga harus berhadapan dengan stigma negatif yang melekat pada ODHIV/ODHA (Orang dengan HIV/AIDS). Tidak sedikit ODHIV dan ODHA yang mengalami gangguan mental. Apabila Anda membutuhkan bantuan untuk mengalami masalah mental akibat HIV, jangan ragu untuk memeriksakan diri ke psikolog.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!
- dr. Monica Salim