Mengenal Alopecia Areata, Inilah Penyebabnya

Daftar Isi


ADS

287 x 220

Bagikan :


Anda tidak perlu merasa khawatir apabila rambut Anda rontok. Normalnya manusia akan kehilangan setidaknya 100 helai rambut setiap hari. Setiap kali ada rambut rontok, maka ada pula rambut yang tumbuh di kulit kepala. Namun, Anda boleh mulai waspada apabila jumlah kerontokan rambut lebih dari 100 helai setiap harinya. Apakah itu karena Anda mengalami kebotakan (alopecia) atau alopecia areata?

Kehilangan rambut dalam jumlah yang banyak kerap dihubungkan dengan kondisi yang disebabkan penyakit tertentu seperti problem kelenjar tiroid, diabetes atau lupus. Kondisi ini juga bisa terjadi apabila Anda mengonsumsi obat-obatan tertentu saat menjalani kemoterapi. Penyebab lainnya bisa jadi karena stres, pola diet yang tidak tepat, kekurangan protein, gizi buruk, atau riwayat genetik keluarga.

Alopecia areata, salah satu kondisi kebotakan yang terjadi karena kerontokan rambut parah dan juga dapat disebabkan oleh riwayat genetika keluarga, namun tak jarang juga problem ini dialami karena riwayat pribadi seperti gangguan autoimun. Seseorang bisa mengalami alopecia saat sel darah putih menyerang sel-sel di folikel rambut, akibatnya produksi rambut terganggu, rambut terus menerus rontok tanpa ada rambut baru yang tumbuh kembali. Tidak diketahui pasti mengapa sistem kekebalan justru menargetkan folikel rambut. Walaupun beberapa kasus dicurigai disebabkan oleh stres akut, namun untuk saat ini belum diketahui pasti penyebabnya hingga kini.

Pengobatan alopecia areata

Hingga saat ini, tidak ada obat khusus yang dapat mengobati alopecia areata. Beberapa terapi mungkin diberikan, namun tidak memberikan jaminan pasti bahwa rambut dapat tumbuh kembali dengan cepat.

Pengobatan yang paling umum dilakukan adalah pengobatan dengan kortikosteroid, yaitu pengobatan anti-inflamasi yang berfungsi menekan sistem kekebalan tubuh. Umumnya pengobatan ini dilakukan melalu injeksi lokal, aplikasi topikal, atau pengobatan oral. Selain itu, terapi obat lain juga ikut diresepkan untuk meningkatkan pertumbuhan rambut serta mempengaruhi sistem kekebalan seperti Minoxidil, Anthralin, SADBE, dan DPCP.

Alopecia areata tidak membuat seseorang merasa sakit, dan tidak menular. Sayangnya, kondisi ini kerap membuat penderitanya mengalami kesulitan beradaptasi dan masalah sosial dengan orang di sekitarnya sehingga penderita sering merasa stres dan emosional.

Hidup dengan alopecia areata

Alopecia areata tidak pilih-pilih usia maupun jenis kelamin, siapapun bisa mengalaminya, entah anak-anak ataupun dewasa. Anak-anak yang tumbuh dengan alopecia areata umumnya mengalami dampak emosi yang lebih kecil, namun seiring bertambahnya usia, pendampingan intens sangat dibutuhkan agar mereka bisa menerima kondisi dan tidak sampai mempengaruhi aspek psikis serta interaksi sosial.

Selain penerimaan diri, hidup dengan alopecia areata harus tetap memperhatikan aspek keamanan dan kenyamanan. Dalam berkegiatan sehari-hari di bawah sinar matahari, beberapa hal ini perlu tetap dilakukan:

  •  Memakai tabir surya sehingga kulit kepala terlindungi dari paparan sinar matahari
  •  Mengenakan kacamata UV untuk melindungi mata dari sinar matahari dan debu serta kotoran
  •  Menggunakan penutup kepala seperti topi, wig, atau syal sehingga tidak terpapar matahari secara langsung
  •  Dalam beberapa kasus, penderita alopecia areata juga tidak memiliki bulu hidung, sehingga perlu penggunaan salep khusus untuk menjaga membran hidung tetap lembap

 

Writer: Agatha

Editor: dr. Benita Arini Kurniadi

Last updated: 06/09/2021