Salah satu masalah kulit yang dialami bayi adalah bruntusan yang dapat menimbulkan gatal. Bruntusan pada bayi merupakan hal yang normal namun terkadang membuat bayi rewel. Untuk mengatasinya, ibu perlu mengetahui jenis bruntusan yang dialami bayi dan penyebabnya.

Jenis-Jenis dan Penyebab Bruntusan pada Bayi

Bruntusan pada bayi dapat muncul sejak bayi berusia baru lahir hingga berusia 18 bulan. Kondisi ini sebenarnya wajar karena kulit bayi sedang beradaptasi dengan lingkungan di sekitarnya, namun terkadang membuat orang tua resah karena menyebabkan bayi rewel. 

Bruntusan pada bayi biasanya akan hilang dengan sendirinya selama beberapa hari tanpa perlu pengobatan khusus atau jika penyebab bruntusan dapat diatasi. Beberapa jenis bruntusan yang dapat dialami bayi antara lain:

Biang keringat

Biang keringat pada bayi disebabkan oleh adanya sumbatan pada pori-pori yang menutupi kelenjar keringat. Keringat yang tidak bisa keluar menyebabkan terbentuknya bintik merah yang disertai rasa gatal atau panas.

Biasanya biang keringat terjadi ketika cuaca terasa panas atau lembap. Masalah kulit ini paling sering dialami bayi baru lahir yang berusia 1-3 minggu. Seiring dengan perkembangan kondisi kulit bayi, biang keringat akan mereda dengan sendirinya.

Baca Juga: Bolehkah Bayi Memakai Minyak Eucalyptus?

Milia 

Milia dapat dialami bayi hingga dewasa, namun pada bayi baru lahir milia dikenal dengan istilah neonatal milia. Milia pada bayi terlihat seperti bayi memiliki komedo, yaitu bintik putih di hidung bayi. Milia terjadi ketika sel kulit mati terjebak di permukaan kulit atau mulut. Kondisi ini biasanya dialami bayi yang baru lahir hingga berusia 1-2 minggu.

Eksim

Eksim pada bayi menyebabkan kulit bayi terasa kasar, kering dan mengalami bruntusan. Biasanya eksim muncul pada wajah bayi. Bayi yang mengalami eksim dapat kambuh kembali ketika dewasa.

Eksim terjadi ketika barrier kulit di lapisan terluar masih lemah dan belum dapat berfungsi normal. Selain kulit kering dan bruntusan, gejala eksim yang dapat muncul adalah bayi mengalami perubahan warna kulit menjadi lebih gelap (hiperpigmentasi).

Jerawat bayi

Jerawat pada bayi adalah salah satu masalah kulit yang umum terjadi pada bayi dan bukan kondisi yang berbahaya. Jerawat pada bayi biasanya muncul pada usia 2-6 minggu, atau dapat muncul pada bayi baru lahir.

Lokasi yang sering timbul jerawat antara lain di pipi, dagu, kulit kepala, leher atau dada. Berbeda dengan jerawat pada orang dewasa, jerawat pada bayi biasanya tidak menyebabkan peradangan parah dan meninggalkan bekas. 

Baca Juga: Produk Perawatan Kulit yang Aman Diberikan pada Bayi

Cara Mengatasi Bruntusan pada Bayi

Bruntusan pada bayi umumnya disebabkan karena kulit bayi belum berkembang sempurna. Beberapa masalah bruntusan pada bayi biasanya tidak membutuhkan penanganan khusus. Namun bruntusan yang dialami bayi dapat membuat bayi rewel dan tidak nyaman.

Untuk mengatasi bruntusan pada bayi, Anda dapat mengatasinya dengan cara berikut: 

• Jaga kebersihan kulit bayi dengan membersihkan area bruntusan dengan lembut menggunakan waslap atau handuk
• Gunakan produk perawatan bayi yang aman untuk kulit sensitif bayi, biasanya produk ini tidak mengandung pewangi dan bahan-bahan pemicu alergi
• Hindari memencet, menggaruk, atau menggosok dengan kasar bruntusan atau jerawat yang muncul karena dapat menimbulkan luka
• Hindari mengoleskan krim dan obat lain yang tidak diformulasikan untuk bayi
• Apabila kondisi bruntusan semakin parah diiringi gejala lainnya seperti demam dan mata berair sebaiknya periksakan ke dokter

Bruntusan pada bayi umumnya akan hilang dengan sendirinya dalam 1-2 minggu. Jika bruntusan tidak kunjung membaik sebaiknya segera periksakan ke dokter. 

Anda juga dapat menggunakan fitur konsultasi bersama dokter terkait masalah bruntusan pada bayi dengan mengunduh aplikasi Ai Care di Playstore atau Appstore. 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!