Tekanan darah yang normal berada di kisaran 120/80 mmHg atau lebih rendah. Ketika tekanan darah Anda berada di antara 130-139 atau lebih tinggi/ 80-89 atau lebih tinggi, maka Anda disebut mengalami hipertensi (tekanan darah tinggi).
Tekanan darah tinggi bisa dialami siapa saja, termasuk wanita khususnya ibu hamil dan lansia. Sama seperti tekanan darah tinggi pada pria, tekanan darah tinggi pada wanita berisiko membahayakan janin dan ibu hamil serta meningkatkan risiko strok, gagal ginjal, serangan jantung, demensia, gangguan penglihatan dan melemah atau menebalnya pembuluh darah di ginjal.
Tanda-Tanda Tekanan Darah Tinggi pada Wanita
Secara umum tekanan darah tinggi tidak memiliki tanda-tanda khusus. Bahkan penyakit ini sering dikenal sebagai penyakit dalam diam karena nyaris tidak ada yang merasakan perkembangan gejalanya.
Gejala tekanan darah tinggi biasanya mulai terlihat saat kondisi sudah makin parah. Gejala tekanan darah tinggi pada wanita di antaranya seperti:
- Perubahan rona kemerahan kulit
- Bintik merah di bagian putih mata
- Pusing
Satu-satunya cara untuk mengetahui tekanan darah tinggi adalah secara rutin melakukan pemeriksaan tekanan darah. Dengan memantau tekanan darah serta disiplin mengonsumsi obat, maka tekanan darah dapat dikontrol agar tidak meningkatkan risiko penyakit lain.
Risiko Preeklamsia pada Ibu Hamil
Saat tekanan darah tinggi terjadi selama kehamilan, maka kondisi ini bisa membahayakan janin dan ibu hamil. Tekanan darah tinggi selama kehamilan dikaitkan dengan kondisi serius yang disebut preeklamsia.
Komplikasi kehamilan ini selain disebabkan tekanan darah tinggi, di dalam urine juga terdeteksi kadar protein tinggi yang mengindikasikan adanya kerusakan ginjal atau kerusakan organ lainnya.
Preeklamsia biasanya dimulai setelah usia 20 minggu kehamilan. Tanpa pengobatan, preeklamsia dapat menyebabkan komplikasi serius, bahkan fatal bagi ibu dan janin.
Preeklamsia juga sering menyebabkan ibu hamil harus melahirkan lebih awal sehingga meningkatkan risiko kebutuhan perawatan bayi di inkubator.
Tekanan Darah Tinggi pada Lansia
Lansia wanita lebih mungkin mengalami tekanan darah tinggi setelah menopause. Setelah berhasil didiagnosis dengan tekanan darah tinggi, maka Anda disarankan untuk melakukan pemantauan rutin terhadap tekanan darah di rumah.
Dokter juga akan meresepkan pengobatan, menyarankan olahraga rutin serta pola diet sehat.
Mengontrol tekanan darah sangat penting untuk kesehatan jantung dan kesehatan otak. Penelitian menemukan bahwa menurunkan tekanan darah sistolik hingga kurang dari 120 pada lansia secara signifikan mengurangi risiko penyakit kardiovaskular, gangguan kognitif ringan, risiko penyakit alzheimer dan kematian.
Orang dengan riwayat hipertensi sebaiknya melakukan pemeriksaan tekanan darah rutin. Segera kunjungi dokter apabila Anda mengalami kelelahan, mual, sesak napas, pusing, keringat berlebih dan juga detak jantung yang tidak beraturan saat memiliki riwayat tekanan darah tinggi.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!
- dr. Monica Salim
Mayo Clinic (2022). High blood pressure (hypertension). Available from: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/high-blood-pressure/symptoms-causes/syc-20373410
Deborah Weatherspoon, Ph.D, MSN and S.Behring (2022). What Are the Symptoms of High Blood Pressure in Women?. Available from: https://www.healthline.com/health/high-blood-pressure-symptoms-women
Mayo Clinic (2022). Preeclampsia. Available from: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/preeclampsia/symptoms-causes/syc-20355745
National Institute on Aging (2022). High Blood Pressure and Older Adults. Available from: https://www.nia.nih.gov/health/high-blood-pressure-and-older-adults
WebMD (2021). When to Call Your Doctor About High Blood Pressure. Available from: https://www.webmd.com/hypertension-high-blood-pressure/guide/hypertension-when-call-your-doctor