Intoleransi makanan adalah respon sistem pencernaan ketika mengalami iritasi saat mencerna makanan tertentu.
Intoleransi makanan berbeda dengan alergi makanan. Dilansir Cleveland, alergi makanan dapat terjadi apabila sistem kekebalan tubuh salah mengenali jenis protein atau zat yang ada di dalam makanan. Sedangkan intoleransi hanya terjadi bila pencernaan mengalami iritasi, dan tidak selalu dialami tubuh.
Gejala intoleransi makanan:
- Mual
- Sakit perut
- Kram perut dan kembung
- Muntah
- Mual
- Diare
- Sakit kepala
- Mudah tersinggung dan gugup
Intoleransi makanan tidak selalu terjadi setiap Anda makan makanan tertentu. Akan lebih mudah jika Anda membuat catatan agar tahu gejala apa yang muncul ketika Anda makan makanan tertentu dan mengalami intoleransi makanan.
Makanan yang umumnya menyebabkan intoleransi makanan, seperti dilansir Livestrong berikut ini:
- Laktosa
Intoleransi makanan yang paling sering dialami adalah intoleransi laktosa. Laktosa adalah salah satu zat gula yang ada di dalam produk susu. Jika Anda mengalami intoleransi laktosa dan masih ingin mengonsumsi susu, Anda bisa memilih susu berbahan nabati seperti susu almond atau susu kedelai.
- Gluten
Gluten adalah protein yang ditemukan dalam gandum. Intoleransi gluten tidak sama seperti yang dialami penyakit Celiac. Pada penyakit Celiac, sistem kekebalan tubuh bereaksi terhadap gluten sehingga menyebabkan adanya reaksi alergi. Namun, intoleransi gluten juga mungkin menunjukkan gejala yang hampir sama seperti penyakit Celiac, yaitu peradangan di dalam organ pencernaan.
- Telur
Sama halnya seperti gluten dan laktosa, sebagian orang juga dapat mengalami intoleransi makanan saat makan telur, terutama kuning telur.
- Kacang
Meskipun intoleransi makanan terhadap kacang reaksinya tidak separah alergi, namun tetap dapat menyebabkan rasa tidak nyaman di pencernaan.
Cara mencegah intoleransi makanan
Ada beberapa hal sederhana yang bisa Anda lakukan untuk mencegah intoleransi makanan seperti dilansir Cleveland Clinic, antara lain:
- Memperhatikan gejala yang muncul setelah makan makanan tertentu, dan membatasi porsinya apabila masih ingin makan makanan tersebut di kemudian hari
- Ketika makan di luar, tanyakan kepada penjual apakah ada bahan makanan yang menyebabkan reaksi intoleransi makanan
- Membaca label kemasan dan mencari tahu apakah ada bahan tertentu yang menyebabkan intoleransi makanan. Sebaiknya menghindari makanan yang mengandung MSG atau zat aditif lainnya
Jika reaksi intoleransi makanan terjadi, Anda bisa mengatasi gejalanya dengan mengonsumsi antasid yang dapat menurunkan asam lambung agar perut kembali terasa nyaman.
- dr Nadia Opmalina