Human immunodeficiency virus (HIV) dapat dikategorikan sebagai penyakit menular seksual, penularannya terutama melalui hubungan seksual tanpa pengaman, baik vaginal, oral maupun anal. Selain itu, HIV juga dapat ditularkan melalui penggunaan jarum suntik bersama dan penularan melalui ibu kepada janinnya.
Bila Anda merasa bahwa Anda memiliki risiko tinggi terinfeksi HIV namun Anda tidak cukup yakin, baiknya segera melakukan tes HIV.
Kapan melakukan Tes HIV
Karena seringkali gejala tidak langsung muncul dan tidak selalu terlihat, cukup sulit untuk mencurigai infeksi HIV. Inilah mengapa seringkali orang merasa bingung, kapan sebaiknya melakukan tes HIV.
Menurut WebMD, ada window periode antara paparan HIV dan hasil tes positif. Tubuh membutuhkan waktu untuk membangun respon terhadap inveksi virus, dan periodenya bisa bervariasi. Misalnya Anda melakukan hubungan seks tanpa pengaman di Jumat malam, kemudian Anda melakukan tes HIV di Senin pagi, maka tes tersebut belum bisa mendeteksi respon kekebalan terhadap virus HIV.
Virus HIV mungkin memang sudah masuk ke dalam tubuh, namun hasil tesnya bisa jadi menunjukkan hasil negatif.
Untuk itu, Anda perlu mencermati beberapa panduan berikut sebelum melakukan tes HIV:
- Apabila Anda tahu pasti kapan terakhir berhubungan seksual tanpa kondom dan memiliki risiko tinggi, maka lakukan tes setelah 3 bulan dari hari tersebut. Tes yang dilakukan tepat 3 bulan setelah terpapar akan menunjukkan 99% hasil yang akurat.
- Lakukan tes apabila Anda mengalami gejala HIV dan Anda memiliki risiko tinggi terinfeksi HIV.
Jenis-jenis tes HIV
Dilansir Cleveland Clinic, ada beberapa jenis tes HIV yang bisa Anda lakukan:
- Tes Nuclear Acid (NAT)
Tes ini digunakan untuk mencari virus di dalam darah. Tes ini dilakukan melalui pemeriksaan laboratorium menyeluruh, sehingga membutuhkan biaya yang cukup mahal. Hasil tes NAT umumnya sudah bisa diketahui dalam beberapa hari. Agar hasil tes akurat sebaiknya tes dilakukan 10-33 hari setelah terpapar HIV.
- Tes antigen/antibodi
Antigen adalah zat asing yang dapat mengaktifkan sistem kekebalan tubuh. Tes ini dilakukan dengan mencari antigen dan antibodi HIV di dalam tubuh. Secara umum, sebagian orang akan menghasilkan antibodi dan antigen yang cukup untuk mendeteksi HIV dalam 2-6 minggu setelah terpapar. Tes ini tidak membutuhkan waktu lama, dan hanya memakan waktu 30 menit.
- Tes antibodi HIV
Ketika bersentuhan dengan virus, sistem kekebalan tubuh akan membentuk antibodi. Tes antibodi akan mencari apakah ada antibodi yang terbentuk di dalam tubuh, yang menandakan bahwa tubuh telah terinfeksi. Tes ini juga tidak membutuhkan waktu yang lama, dan hanya memakan waktu 30 menit dengan cara mengambil sampel melalui setetes darah dari tusukan jari.
Umumnya, orang akan memiliki antibodi yang cukup untuk mendapatkan hasil tes positif dalam waktu 3-12 minggu setelah tertular HIV.
- Tes mandiri
Dilansir Healthline, kini Anda juga bisa melakukan tes mandiri di rumah dengan tes antibodi. Anda bisa melakukan tes sendiri di rumah dengan menggunakan sampel cairan tubuh.
Apabila Anda masih merasa kurang yakin dengan jenis tes yang ingin dipilih, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter, agar Anda bisa memilih tes HIV sesuai dengan kebutuhan dan kondisi Anda.
- dr Nadia Opmalina
Shane Murphy (2021). How Soon After Condomless Sex Should I Get Tested for HIV?. Available from: https://www.healthline.com/health/hiv-aids/hiv-prevention/sex-no-condom-HIV-test
Rachel Reiff Ellis (2020). What Is the HIV Window Period?. Available from: https://www.webmd.com/hiv-aids/hiv-your-body
Cleveland Clinic (2016). HIV Testing. Available from: https://my.clevelandclinic.org/health/diagnostics/4849-hiv-testing