Polip Hidung

Bagikan :


Definisi

Polip hidung atau yang ditandai dengan adanya benjolan bertangkai yang tumbuh di bagian hidung, merupakan benjolan jinak, teraba lunak, dan tidak nyeri. Pertumbuhan tersebut akibat adanya peradangan kronis atau jangka panjang pada lapisan hidung. Peradangan berupa bengkak, iritasi, atau kemerahan. Polip hidung juga berhubungan dengan penyakit asma, infeksi berulang, alergi, sensitivitas obat, atau gangguan kekebalan tubuh tertentu.

Polip hidung yang berukuran kecil bisa tidak menimbulkan gejala. Sementara polip yang berukuran lebih besar atau berkelompok, dapat menyumbat saluran hidung dan menyebabkan masalah pernapasan. Kehilangan indra penciuman dan infeksi sering terjadi pada kasus polip hidung.

Polip hidung dapat mengenai siapa saja, namun lebih sering terjadi pada orang dewasa. Obat-obatan seringkali dapat mengecilkan atau menghilangkan polip hidung. Jika belum merespon dengan obat, diperlukan pembedahan untuk menghilangkannya. Meski pengobatan atau pembedahan telah berhasil, polip hidung masih dapat timbul kembali.

 

Penyebab

Para ilmuwan belum sepenuhnya memahami penyebab dari polip hidung, mengapa beberapa orang lebih berisiko mengalami peradangan jangka panjang, atau mengapa iritasi dan peradangan dapat memicu terbentuknya polip pada orang-orang tertentu.

Pembengkakan dan peradangan terjadi pada lapisan penghasil cairan atau selaput lendir hidung dan rongga sinus. Beberapa penelitian menunjukan bahwa orang dengan polip hidung memiliki respons imun dan penanda kimia yang berbeda pada selaput lendir nya dibandingkan mereka yang tidak memiliki polip hidung. 

Polip hidung dapat terbentuk pada usia berapa pun, namun paling sering terjadi pada orang dewasa muda dan setengah baya. Polip hidung dapat terbentuk di titik mana saja pada sinus dan saluran hidung. Namun, polip paling sering muncul pada rongga sinus di dekat mata, hidung, dan tulang pipi yang normalnya mengalirkan cairan menuju ke hidung.

 

Faktor Risiko

Setiap kondisi yang memicu peradangan jangka panjang pada saluran hidung atau sinus, seperti infeksi atau alergi, dapat meningkatkan risiko terkena polip hidung.

Kondisi yang sering dikaitkan dengan polip hidung meliputi:

  • Asma, penyakit yang menyebabkan saluran napas membengkak dan menyempit
  • Sensitif terhadap obat aspirin
  • Sinusitis alergi jamur, yaitu alergi terhadap jamur di udara
  • Fibrosis kistik, yaitu kelainan genetik yang menyebabkan cairan tubuh lebih kental dan lengket, termasuk lendir pada hidung dan rongga sinus
  • Sindrom Churg-Strauss, merupakan penyakit langka yang menyebabkan radang pada pembuluh darah
  • Kekurangan vitamin D

Riwayat keluarga juga diperkirakan berperan pada timbulnya polip hidung. Ada beberapa bukti bahwa variasi genetik tertentu lebih berisiko mengalami polip hidung.

 

Gejala

Polip hidung berhubungan dengan penyakit sinusitis kronis atau rhinosinusitis, yaitu iritasi dan pembengkakan pada lapisan saluran hidung dan sinus yang berlangsung lebih dari 12 minggu. Namun, rhinosinusitis atau sinusitis kronis juga dapat terjadi tanpa polip hidung.

Polip hidung bertekstur lunak, sehingga jika ukurannya kecil, Anda mungkin tidak menyadarinya. Pertumbuhan ganda atau polip yang berukuran besar dapat menghalangi saluran hidung dan sinus.

Tanda dan gejala umum polip hidung meliputi:

  • Hidung berair dan tersumbat
  • Postnasal drip, yaitu mengalirnya lendir dari hidung ke tenggorokan
  • Penurunan atau hilangnya indra penciuman
  • Hilangnya indra perasa
  • Nyeri wajah atau sakit kepala
  • Nyeri pada gigi atas
  • Rasa tertekan pada dahi dan wajah
  • Mendengkur
  • Mimisan

 

Diagnosis

Dokter membuat diagnosis berdasarkan informasi gejala dan riwayat kesehatan pasien, serta pemeriksaan fisik umum dan pemeriksaan hidung. Polip dapat terlihat dengan bantuan senter sederhana. Untuk menunjang diagnostik, dokter dapat merekomendasikan beberapa pemeriksaan berikut:

  • Endoskopi hidung. Sebuah selang kecil dengan lensa pembesar yang menyala atau kamera kecil di ujungnya akan membantu dokter untuk memeriksa secara detail kondisi di dalam hidung dan sinus.
  • CT scan. Gambar yang diperoleh melalui CT scan dapat membantu dokter menentukan ukuran dan lokasi polip pada area sinus yang lebih dalam dan mengevaluasi tingkat pembengkakan dan iritasi yang terjadi. Pemeriksaan ini juga membantu dokter menyingkirkan penyebab sumbatan hidung lainnya, seperti kelainan struktur, pertumbuhan kanker, atau non-kanker.
  • Tes alergi. Dokter dapat menyarankan tes kulit untuk menentukan apakah reaksi alergi berperan terhadap peradangan kronis. Dengan tes ini, sejumlah kecil agen penyebab alergi atau alergen ditusukan ke kulit lengan bawah atau punggung atas. Dokter lalu mengamati tanda alergi yang muncul pada kulit. Jika tes kulit tidak dapat dilakukan, dokter dapat memesan tes darah yang menyaring antibodi spesifik terhadap berbagai alergen
  • Tes untuk fibrosis kistik. Jika Anda memiliki anak yang didiagnosis dengan polip hidung, dokter dapat menyarankan pemeriksaan untuk mengetahui apakah terdapat penyakit fibrosis kistik, yaitu penyakit bawaan yang mempengaruhi kelenjar penghasil lendir, air mata, keringat, air liur, dan cairan pencernaan. Tes diagnostik standar untuk fibrosis kistik adalah tes keringat, yang menentukan apakah keringat anak lebih asin daripada keringat orang pada normalnya.
  • Tes darah. Dokter akan melakukan tes darah untuk menilai kadar vitamin D. Kandungan vitamin D yang rendah di dalam darah berhubungan dengan polip hidung.

 

Tata Laksana

Sinusitis kronis, dengan atau tanpa polip hidung, merupakan kondisi yang menantang untuk disembuhkan secara total. Anda perlu bekerja sama dengan dokter untuk melakukan pengobatan jangka panjang, termasuk mengelola gejala dan mengobati faktor-faktor risiko, seperti alergi.

Tujuan pengobatan polip hidung adalah mengurangi ukuran polip atau menghilangkannya. Obat-obatan biasanya menjadi pilihan pertama. Pembedahan terkadang diperlukan, namun tidak memberikan solusi permanen karena polip cenderung bisa kambuh kembali.

Obat-obatan

Pengobatan polip hidung biasanya dimulai dengan obat-obatan, yang bahkan bisa membuat polip mengecil atau menghilang. Obat yang biasa digunakan meliputi:

  • Kortikosteroid semprot hidung. Obat ini bertujuan untuk mengurangi pembengkakan dan iritasi. Pengobatan ini dapat mengecilkan atau menghilangkan polip sepenuhnya. Kortikosteroid hidung termasuk fluticasone, budesonide, mometasone, triamcinolone, atau beclomethasone, dan harus dengan resep dokter
  • Kortikosteroid oral (tablet) dan injeksi (suntikan). Jika kortikosteroid hidung tidak efektif, dokter dapat meresepkan kortikosteroid oral baik sendiri atau kombinasi dengan semprotan hidung. Karena kortikosteroid oral dapat menyebabkan efek samping yang serius, dokter hanya meresepkan untuk jangka waktu terbatas. Kortikosteroid suntik digunakan jika polip hidung lebih berat.
  • Obat untuk mengobati polip hidung dan sinusitis kronis. Jika Anda memiliki polip hidung dan sinusitis kronis, dokter akan memberikan suntikan obat dupilumab. Obat ini dapat mengurangi ukuran polip hidung dan mengurangi penyumbatan
  • Obat lainnya. Dokter juga akan meresepkan obat untuk mengobati kondisi yang berperan menimbulkan pembengkakan jangka panjang pada sinus atau saluran hidung, seperti obat antihistamin untuk mengobati alergi dan antibiotik untuk mengobati infeksi kronis atau berulang.

Metode desensitisasi aspirin, di bawah perawatan spesialis alergi yang berpengalaman, dapat bermanfaat bagi beberapa pasien dengan polip hidung karena sensitivitas aspirin. Pengobatan ini dilakukan dengan meningkatkan jumlah aspirin yang dikonsumsi secara bertahap saat berada di bawah perawatan dokter untuk membantu tubuh mentoleransi penggunaan aspirin dalam jangka panjang.

Pembedahan

Jika penggunaan obat tidak mengecilkan atau menghilangkan polip hidung, Anda mungkin memerlukan pembedahan dengan bantuan alat endoskopi untuk menghilangkan polip dan memperbaiki masalah pada rongga sinus yang membuatnya rentan terhadap peradangan dan perkembangan polip.

Pada operasi endoskopi, dokter bedah memasukkan selang kecil dengan lensa pembesar yang menyala atau kamera kecil ke dalam lubang hidung dan mengarahkannya ke rongga sinus. Dengan alat khusus, dokter mengangkat polip atau apapun yang menghalangi aliran cairan sinus. Dokter juga dapat memperbesar bukaan sinus yang mengarah ke saluran hidung. Pembedahan endoskopi biasanya dilakukan sebagai prosedur rawat jalan.

Setelah operasi, Anda akan menggunakan semprotan hidung kortikosteroid untuk mencegah kambuhnya polip hidung. Dokter juga merekomendasikan bilas hidung dengan cairan garam fisiologis (sesuai dengan cairan tubuh) untuk mempercepat penyembuhan setelah operasi.

 

Komplikasi

Polip hidung dapat menyebabkan komplikasi karena menghalangi aliran udara dan pengeluaran cairan sinus atau lendir. Komplikasi juga timbul akibat iritasi dan peradangan jangka panjang yang mendasari timbulnya polip.

Komplikasi yang mungkin terjadi antara lain:

  • Obstructive sleep apnea, merupakan kondisi yang berpotensi serius di mana Anda berhenti bernafas beberapa saat ketika tidur
  • Serangan asma. Sinusitis kronis dan polip dapat memperberat penyakit asma
  • Infeksi sinus. Polip hidung dapat membuat Anda lebih rentan terhadap infeksi sinus yang sering kambuh

 

Pencegahan

Anda dapat mengurangi kemungkinan munculnya atau kambuhnya polip hidung melalui langkah berikut:

  • Atasi alergi dan asma. Ikuti rekomendasi dokter mengenai cara mengobati alergi dan asma yang Anda alami. Jika gejala tidak terkontrol, konsultasi dengan dokter terkait pengobatan yang tepat.
  • Hindari zat-zat yang dapat mengiritasi hidung. Sebisa mungkin, hindari menghirup zat-zat di udara yang dapat memicu pembengkakan atau iritasi pada hidung dan sinus seperti alergen (zat penyebab alergi), asap tembakau, asap kimia, serta debu dan kotoran halus.
  • Lakukan pola hidup bersih. Cuci tangan secara teratur dan menyeluruh merupakan salah satu cara terbaik untuk melindungi diri dari infeksi bakteri dan virus yang dapat menyebabkan peradangan pada saluran hidung dan sinus.
  • Menjaga kelembaban rumah. Menggunakan pelembab udara dapat membantu melembabkan saluran pernapasan, melancarkan aliran lendir dari sinus, serta membantu mencegah penyumbatan dan peradangan. Bersihkan pelembab udara setiap hari untuk mencegah kontaminasi bakteri pada alat pelembab.
  • Gunakan obat semprot hidung. Gunakan semprotan cairan saline atau pencuci hidung untuk membilas saluran hidung. Tindakan ini dapat memperlancar aliran lendir serta menghilangkan alergen dan iritan lainnya. Peralatan bilas hidung juga harus dicuci dengan air khusus yang steril lalu dibiarkan di udara terbuka hingga kering.

 

Kapan Harus ke Dokter? 

Konsultasi dengan dokter jika gejala bertahan lebih dari 10 hari. Gejala sinusitis kronis dan polip hidung bisa mirip dengan banyak kondisi lainnya, termasuk flu biasa.

Cari penanganan medis segera atau hubungi nomor darurat setempat jika Anda mengalami:

  • Kesulitan bernapas yang serius.
  • Perburukan gejala secara tiba-tiba.
  • Penglihatan ganda, penglihatan berkurang, atau kemampuan menggerakkan mata terbatas.
  • Pembengkakan yang parah di sekitar mata.
  • Sakit kepala yang semakin berat disertai demam tinggi atau ketidakmampuan mengangkat kepala.

 

Mau cari tahu seputar penyakit telinga, hidung, tenggorokan lainnya? Cek di sini, ya! 

Writer : dr Aprilia Dwi Iriani
Editor :
  • dr Ayu Munawaroh, MKK
Last Updated : Minggu, 16 April 2023 | 11:48

Nasal polyps. (2021). Retrieved 10 March 2022, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/nasal-polyps/symptoms-causes/syc-20351888

Case-Lo C. (2018). Nasal polyps. Retrieved 10 March 2022, from https://www.healthline.com/health/nasal-polyps 

Nasal polyps. (2021). Retrieved 10 March 2022, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/15250-nasal-polyps

Nasal polyps. (2020). Retrieved 10 March 2022, from https://www.nhs.uk/conditions/nasal-polyps/

del Toro E, Portela J. (2021). Nasal Polyps. Retrieved 10 March 2022, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560746/

Brazier Y. (2017). All about nasal polyps. Retrieved 10 March 2022, from https://www.medicalnewstoday.com/articles/177020