Depresi merupakan salah satu masalah kesehatan mental yang bisa dialami oleh siapa saja, termasuk pada remaja. Pada remaja, depresi memiliki gejala yang berbeda dengan depresi yang biasa dialami orang dewasa.
Selain perbedaan gejala, depresi pada remaja juga memiliki beragam kondisi. Ada beberapa jenis depresi yang umum dialami remaja. Dengan mengenali definisi dan gejalanya, Anda dapat segera melakukan penanganan dini jika remaja Anda mengalami gejala tersebut.
Jenis-Jenis Depresi yang Umum Dialami Remaja
Depresi secara umum digambarkan sebagai gangguan suasana hati dimana Anda merasakan kesedihan dan kehilangan minat akan sesuatu. Depresi juga dikenal sebagai gangguan depresi mayor atau depresi klinis.
Kondisi ini dapat memengaruhi perasaan dan perilaku Anda dan memicu masalah emosional dan fisik lainnya. Depresi dapat memengaruhi aktivitas sehari-hari dan membuat Anda merasa hidup saat ini sudah tidak layak untuk dijalani.
Dilansir dari Verywell Mind, ada 4 jenis depresi yang umum dialami remaja, yaitu:
1. Adjustment Disorder With Depressed Mood
Adjustment Disorder atau gangguan penyesuaian yang terjadi ketika seseorang mengalami perubahan dalam hidupnya. Kondisi ini sering dialami anak-anak dan remaja, namun kondisi ini juga dapat memengaruhi dewasa.
Biasanya hal ini dapat terjadi ketika pindah ke daerah baru, perceraian orang tua, meninggalnya anggota keluarga, teman dekat atau binatang peliharaan. Kondisi ini juga bisa dialami oleh remaja yang tiba-tiba didiagnosis penyakit kronis yang berbahaya.
Gangguan penyesuaian ini dapat berlangsung selama 6 bulan. Jika gejala gangguan penyesuaian terus bertahan hingga melebihi 6 bulan maka sebaiknya periksakan ke dokter untuk mendapat pemeriksaan lanjutan.
2. Persistent Depressive Disorder (Dysthymia)
Gangguan depresi persisten atau distimia adalah gangguan depresi yang terjadi dalam jangka panjang. Remaja yang mengalami distimia ditandai dengan pribadi yang tidak bersemangat atau tidak berenergi, susah merasa bahagia, tidak percaya diri, dan merasa tidak berdaya.
Gangguan depresi persisten tidak seberat gangguan depresi mayor, namun gejala depresi yang muncul dapat menjadi gangguan depresi ringan, sedang hingga berat. Biasanya kondisi ini ditandai dengan perubahan pola makan, pola tidur, sulit konsentrasi dan sulit mengambil keputusan.
3. Gangguan bipolar
Gangguan bipolar merupakan salah satu masalah kesehatan mental yang banyak dialami remaja. Remaja yang mengalami bipolar akan mengalami perubahan suasana hati yang ekstrem, mulai dari sangat bahagia (mania) menjadi sangat sedih (depresi).
Belum diketahui penyebab gangguan bipolar namun kondisi ini diduga berkaitan dengan faktor genetik. Anak remaja akan memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami bipolar apabila dalam keluarganya terdapat riwayat gangguan bipolar.
4. Depresi mayor
Depresi mayor atau depresi berat merupakan bentuk depresi yang paling berat dimana penderitanya akan selalu merasa sedih dan putus asa dalam jangka waktu yang lama. Menurut National Institute of Mental Health, diperkirakan 13% remaja yang berusia 12-17 tahun pernah mengalami depresi berat.
Anak-anak yang berusia lebih muda memiliki risiko untuk mengalami depresi, apa pun jenis kelaminnya. Namun setelah masa pubertas, anak perempuan memiliki risiko lebih tinggi didiagnosis mengalami depresi.
Gejala depresi di antaranya kesedihan yang terus-menerus, mudah marah, selalu berpikiran negatif atau merasa tidak berguna, sering bolos sekolah, makan atau tidur berlebih, menghindari interaksi sosial, sering mengalami nyeri dan sakit fisik, serta mengalami penurunan nilai akademis di sekolah.
Penanganan Depresi pada Remaja
Dalam penanganan depresi pada remaja dibutuhkan partisipasi aktif orang tua sejak pemantauan gejala. Banyak orang tua yang tidak menyadari bahwa anak remajanya memiliki gejala depresi. Oleh karena itu jika orang tua menunjukkan salah satu atau beberapa gejala depresi maka sebaiknya segera bicarakan hal tersebut dengan anak.
Apabila gejala depresi terus berlanjut hingga lebih dari 2 minggu maka segera ajak anak untuk periksa ke dokter atau psikolog. Penanganan depresi akan bergantung dari usia anak, gejala yang dirasakan, dan tingkat keparahan depresi anak. Semakin cepat depresi dideteksi dan ditangani maka kondisi anak akan lebih cepat tertolong.
Mau tahu tips dan trik kesehatan, pertolongan pertama, dan home remedies lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Nadia Opmalina