Terapi fashdu atau totok darah (bloodletting) merupakan teknik pengobatan yang dilakukan sejak 3000 tahun silam. Terapi ini dilakukan dengan mengeluarkan darah dari pembuluh darah besar seperti lengan, kaki, atau kepala yang dipercaya dapat melancarkan aliran darah dan membuang zat berbahaya lainnya di dalam tubuh.
Bagaimana terapi ini dilakukan dan apakah aman bagi kesehatan? Simak ulasannya dalam artikel berikut.
Apa Itu Terapi Fashdu (Bloodletting)?
Tidak diketahui siapa pencetus terapi fashdu, namun terapi ini diketahui telah dilakukan sejak 3000 tahun silam oleh bangsa Mesir Kuno, Yunani, dan Romawi. Ilmuwan di masa lampau meyakini bahwa penyakit berasal dari ketidakseimbangan cairan tubuh seperti darah, dahak, atau cairan empedu. Ketika seseorang mengalami gangguan penyakit, maka mengeluarkan darah dipercaya menjadi pengobatan yang mujarab.
Cara melakukan terapi ini mirip dengan prosedur pengambilan donor darah, yaitu memasukkan jarum infus ke pembuluh darah arteri atau vena pada titik tubuh tertentu untuk mengeluarkan darah. Sebelum melakukan prosedur pengambilan darah, jarum infus harus dipastikan steril dan pasien akan diperiksa denyut nadinya terlebih dahulu.
Memasuki abad ke-18, terapi ini masih banyak digunakan untuk mengatasi demam, hipertensi, radang paru-paru, dan edema paru. Beberapa dokter juga menggunakan terapi bloodletting untuk mengatasi cacar dan gonore.
Namun pada pertengahan abad ke-19, mulai banyak ilmuwan mempertanyakan efektivitas terapi ini dan melakukan penelitian yang menyimpulkan bahwa terapi pengambilan darah ini tidak dapat memperbaiki kondisi kesehatan.
Baca Juga: Benarkah Tekanan Darah Tinggi Bisa Menyebabkan Mimisan?
Apakah Terapi Fashdu Efektif?
Dilansir dari Healthline, terapi fashdu atau bloodletting sebenarnya tidak membantu banyak dalam penyembuhan kesehatan. Ada beberapa kondisi yang mungkin tidak sengaja terbantu oleh terapi ini, namun kesembuhan tersebut tidak berasal dari pengaturan keseimbangan cairan tubuh.
Para ahli saat itu menduga bahwa efek positif pada kesembuhan penyakt kemungkinan berasal dari pengurangan volume darah atau komponen bahaya dalam darah yang menumpuk dalam tubuh.
Misalnya, terapi ini mungkin menyembuhkan tekanan darah tinggi, karena pengurangan volume darah. Namun perbaikan ini tidak bertahan lama. Jika kondisi ini tidak mendapat perawatan yang sesuai, tekanan darah tinggi dapat kambuh kembali.
Risiko lainnya dari terapi pengambilan darah adalah kehilangan banyak darah sehingga dapat mengancam jiwa. Praktik terapi fashdu juga meningkatkan risiko terkena infeksi dan sepsis.
Terapi ini juga tidak dianjurkan untuk kondisi yang berkaitan dengan darah seperti:
- Hemofilia
- Anemia
- Hipotensi
- Hipoglikemia
- Tubuh terlalu kurus
- Hepatitis
Baca Juga: Penyebab Tekanan Darah Terlalu Rendah (Hipotensi) dan Cara Penanganannya
Terapi Fashdu di Dunia Modern
Terapi fashdu saat ini tidak sepenuhnya ditinggalkan, namun tidak lagi digunakan sebagai pengobatan primer untuk mengatasi kondisi yang berkaitan dengan keseimbangan cairan tubuh. Saat ini, terapi pengambilan darah atau yang dikenal dengan flebotomi hadir dalam bentuk yang lebih aman dan hanya digunakan untuk kondisi tertentu seperti:
- Hemokromatosis, kelainan genetik zat besi darah yang berlebihan
- Polisitemia vera, kelainan sumsum darah yang melibatkan produksi sel darah merah yang berlebihan
- Porfiria kutanea tarda, kelainan metabolisme zat besi
Pada kasus tersebut, mengeluarkan sejumlah darah dapat mencegah kerusakan organ dan pembekuan darah yang berbahaya.
Terapi pengambilan darah modern saat ini juga dilakukan dengan menggunakan lintah. Selain mengisap darah, lintah juga mengeluarkan banyak zat yang berguna dalam pengobatan seperti antikoagulan.
Di Indonesia sendiri terapi fashdu tradisional telah dilarang praktiknya oleh Kementerian Kesehatan. Jika Anda ingin mencoba terapi totok darah sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu ke dokter atau pilihlah terapi alternatif yang lebih aman. Anda juga bisa memanfaatkan fitur konsultasi pada aplikasi Ai Care yang bisa diunduh melalui App Store atau Play Store.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainya? Cek di sini, yah!
- dr Nadia Opmalina
Zimlich, R. (2021). What Was Bloodletting All About?. Available from: https://www.healthline.com/health/bloodletting
Cihut, M. (2020). Bloodletting: Why doctors used to bleed their patients for health. Available from: https://www.medicalnewstoday.com/articles/bloodletting-why-doctors-used-to-bleed-their-patients-for-health
Nicola, S. (2022). What to Know About the History of Bloodletting. Available from: https://www.webmd.com/a-to-z-guides/what-to-know-history-bloodletting
Sehat Negeriku. (2019). Langgar Ketentuan, Kemenkes Kembali Lakukan Sidak ke Penyehat Tradisional. Available from: https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20191107/1832242/langgar-ketentuan-kemenkes-kembali-lakukan-sidak-penyehat-tradisional/#