Benarkah Stres dapat Menyebabkan Rambut Rontok?

Credit: Freepik. Salah satu penyebab kerontokan rambut yang jarang disadari adalah stres.

Bagikan :


Rambut rontok sering menjadi permasalahan yang banyak dikeluhkan baik pria maupun wanita. Kerontokan rambut dapat dipengaruhi banyak hal seperti usia, kehamilan dan gaya hidup. Salah satu penyebab kerontokan rambut yang jarang disadari adalah stres. Benarkah demikian?

 

Bagaimana Stres Dapat Memengaruhi Kerontokan Rambut?

Kerontokan rambut adalah masalah yang dapat dialami berbagai kalangan, mulai remaja hingga dewasa. Pada umumnya kerontokan rambut bukanlah masalah serius yang perlu dikhawatirkan, namun pada beberapa kondisi, kerontokan rambut dapat menjadi tanda Anda mengalami masalah kesehatan.

Beberapa kasus kerontokan rambut juga dapat bersifat permanen yang berujung pada kebotakan. Umumnya hal ini terjadi apabila dalam keluarga memiliki riwayat kebotakan.

Namun kerontokan rambut akibat stres biasanya bersifat sementara. Ketika Anda berhasil mengelola stres dan memperbaiki nutrisi dengan tepat, rambut Anda dapat tumbuh lebat kembali.

Dilansir dari Mayo Clinic, stres dapat memengaruhi kerontokan rambut. Beberapa jenis kerontokan rambut akibat stres antara lain:

1. Telogen Effluvium

Kerontokan rambut akibat stres dapat disebabkan oleh telogen effluvium. Kondisi ini ditandai dengan banyaknya rambut yang memasuki masa istirahat atau masa telogen yang cukup lama sehingga rambut terasa menipis.

Pertumbuhan rambut dapat dibagi menjadi tiga fase, yaitu:

  • Fase anagen, dimana rambut mulai tumbuh dan bertahan selama kurang lebih 2-6 tahun
  • Fase katagen, yaitu masa transisi
  • Fase telogen atau masa istirahat dimana rambut akan rontok dan tumbuh kembali dalam 2-3 bulan

Telogen effluvium terjadi ketika seseorang mengalami trauma fisik dan emosional yang menyebabkan rambut memasuki masa istirahat.

Normalnya hanya 10% dari rambut yang memasuki masa istirahat, namun pada telogen effluvium kondisi ini dapat menyebabkan sepertiga dari keseluruhan rambut memasuki masa istirahat.

Jenis stres yang dialami pada telogen effluvium umumnya stres akibat penyakit, stres pascaoperasi, stres karena kehilangan orang terdekat, hingga kelahiran anak. Biasanya, kerontokan ini dapat terjadi 90-120 hari setelah Anda mengalami masa-masa stres tersebut.

2. Trikotilomania

Trikotilomania adalah gangguaan dimana seseorang sulit menahan diri untuk tidak menarik rambut dari kulit kepala, alis, dan area lainnya dari tubuh Anda. Biasanya hal ini terjadi ketika seseorang sedang marah atau menghadapi emosi negatif seperti tegang, kesepian, bosan dan frustasi.

3. Alopecia Areata

Alopecia areata adalah kondisi kebotakan atau kerontokan rambut yang disebabkan oleh autoimun. Pada pasien alopecia areata, sistem kekebalan tubuh menyerang dan merusak rambut hingga menyebabkan kerontokan dan kebotakan. Biasanya kondisi ini ditandai dengan kepala pitak dan dapat terjadi secara bertahap maupun tiba-tiba.

 

Penanganan Kerontokan Rambut Akibat Stres

Stres karena kerontokan rambut biasanya tidak bersifat permanen. Kondisi ini dapat diperbaiki dengan memperbaiki gaya hidup dan pengelolaan stres yang baik. Beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi kerontokan rambut akibat stres antara lain:

1. Memperbaiki Asupan Nutrisi

Makanan yang Anda konsumsi dapat memengaruhi pertumbuhan dan kesehatan rambut. Saat rambut rontok, Anda dapat mengonsumsi buah-buahan berwarna cerah, sayuran berwarna hijau gelap dan minyak zaitun. Makanan-makanan tersebut kaya akan vitamin C, B dan E yang dapat menunjang pertumbuhan rambut.

2. Mengelola Stres

Belajar mengelola stres dapat menurunkan risiko Anda mengalami kerontokan rambut. Anda dapat mempelajari berbagai teknik pengelolaan stres seperti latihan relaksasi, melakukan hobi yang Anda sukai, atau olahraga.

3. Penggunaan Obat-Obatan

Untuk mengatasi kerontokan rambut, dokter dapat merekomendasikan penggunaan obat-obatan seperti minoksidil, kortikosteroid atau mengoleskan minyak jarak di area yang mengalami kerontokan. Agar penggunaan obat-obatan lebih tepat sasaran sebaiknya konsultasikan ke dokter sebelum pemakaian obat tersebut.

 

Stres dapat memengaruhi masa istirahat rambut sehingga membuat rambut terlihat menipis dan rontok. Untuk mengatasi stres dan masalah lainnya yang disebabkan oleh stres, Anda dapat berkonsultasi ke dokter atau psikolog. 

Mau tahu tips dan trik kesehatan, pertolongan pertama, dan home remedies lainnya? Cek di sini, ya!

 

Writer : Ratih AI Care
Editor :
  • dr Nadia Opmalina
Last Updated : Minggu, 16 April 2023 | 11:54

Rud, M. (2022). Yes, Stress Can Cause Hair Loss—Here's What You Need to Know. Available from: https://www.byrdie.com/stress-hair-loss-5666968

Mayo Clinic. Can Stress Cause Hair Loss?. Available from: https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/stress-management/expert-answers/stress-and-hair-loss/faq-20057820#

Jay, K. (2019). Does Stress Cause Hair Loss?. Available from: https://www.healthline.com/health/stress/stress-hair-loss

 

NIH. (2021). How Stress Cause Hair Loss. Available from: https://www.nih.gov/news-events/nih-research-matters/how-stress-causes-hair-loss