Vaksin HPV memiliki banyak manfaat penting terutama dalam pencegahan kanker serviks dan kondisi kesehatan lain yang terkait infeksi HPV. Untuk melindungi diri, vaksin HPV telah tersedia dan direkomendasikan untuk remaja perempuan dan laki-laki.
Salah satu metode skrining yang umum digunakan untuk deteksi dini kanker serviks adalah pap smear. Pap smear direkomendasikan karena dapat mendeteksi perubahan sel yang mungkin menjadi tanda awal kanker. Namun, perlukah Anda melakukan pap smear apabila sudah menerima vaksin HPV?
Perlindungan yang Diberikan Vaksin HPV
Vaksin HPV memberikan perlindungan terhadap beberapa jenis HPV yang paling umum menyebabkan kanker serviks. Saat ini, ada dua jenis vaksin HPV yang paling umum digunakan, yaitu Gardasil dan Cervarix. Kedua jenis vaksin ini memberikan perlindungan terhadap tipe HPV yang berbeda, di antaranya sebagai berikut:
Vaksin Gardasil
Gardasil melindungi terhadap HPV tipe 16 dan 18, yang paling sering terkait dengan kanker serviks. Selain itu, Gardasil juga melindungi terhadap dua jenis HPV lain, yaitu tipe 6 dan 11 yang tidak terkait kanker serviks namun bisa menyebabkan kondisi seperti kutil kelamin.
Vaksin Cervarix
Cervarix melindungi terhadap HPV tipe 16 dan 18 saja. Vaksin ini dirancang khusus hanya untuk melindungi terhadap jenis HPV yang paling umum menyebabkan kanker serviks.
Baca Juga: Ini Alasan Mengapa Vaksin HPV Sebaiknya Diberikan untuk Anak-Anak
Siapa yang Direkomendasikan Menerima Vaksin HPV?
WHO merekomendasikan jadwal pemberian dua dosis vaksin HPV pada usia 9-14 tahun, atau 15-20 tahun, atau di atas usia 21 tahun.
Untuk menurunkan angka kejadian kanker leher rahim di Indonesia, pemerintah Republik Indonesia berupaya memasukkan program imunisasi HPV di usia sekolah. Sehingga dosis pertama dan kedua vaksin HPV bisa diberikan kepada anak perempuan di usia 9-14 tahun melalui sekolah.
Baca Juga: Berapa Kali Harus Melakukan Tes Pap Smear?
Sudah Menerima Vaksin HPV Masihkah Perlu Pap Smear?
Setelah menerima vaksin HPV, Anda masih perlu melakukan pap smear secara teratur. Pap smear digunakan sebagai skrining untuk mendeteksi adanya perubahan sel prakanker atau kanker pada leher rahim. Prosedur ini biasanya dilakukan bersamaan pemeriksaan panggul.
Vaksin HPV memang dapat memberikan perlindungan terhadap beberapa jenis HPV yang paling umum menyebabkan kanker serviks, namun tidak memberikan perlindungan terhadap semua jenis HPV. Oleh karena itu, pap smear tetap dianggap penting dan direkomendasikan untuk dilakukan oleh wanita sejak usia 21 tahun.
Berikut adalah rekomendasi umum untuk frekuensi pap smear:
- Wanita berusia 21-65 tahun perlu melakukan pap smear ulang setiap tiga tahun
- Wanita berusia 30 tahun ke atas perlu melakukan pap smear setiap lima tahun jika prosedur digabungkan dengan tes HPV
Wanita dengan faktor risiko tertentu perlu menjalani pap smear lebih sering di usia berapapun, misalnya telah didiagnosis kanker serviks, adanya paparan dietilstilbestrol (DES) sebelum lahir, infeksi HIV, melemahnya sistem kekebalan tubuh akibat transplantasi organ, kemoterapi, penggunaan kortikosteroid jangka waktu lama, atau adanya riwayat kebiasaan merokok
Frekuensi pap smear bisa bervariasi tergantung pada riwayat kesehatan dan faktor risiko khusus. Anda mungkin perlu berdiskusi dengan dokter untuk menentukan jadwal skrining yang paling sesuai dengan kondisi kesehatan dan faktor-faktor risiko yang dimiliki.
Memiliki pertanyaan lain terkait pap smear atau kanker serviks? Anda bisa memanfaatkan layanan konsultasi kesehatan dengan mengunduh aplikasi Ai Care melalui App Store atau Play Store.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!
- dr. Monica Salim