Sakit tenggorokan atau faringitis adalah ketika tenggorokan berwarna merah, bengkak dan nyeri terutama saat menelan. Umumnya, sakit tenggorokan disebabkan oleh infeksi virus dan akan mereda tanpa pengobatan dalam 3-4 hari. Namun apabila sakit tenggorokan disebabkan oleh infeksi bakteri, maka dibutuhkan pengobatan antibiotik untuk mencegah penularan, komplikasi dan kondisi yang memburuk.
Pada varian Delta, anosmia (kehilangan penciuman) adalah gejala yang paling umum dirasakan. Sedangkan pada varian Omicron sakit tenggorokan menjadi salah satu gejala yang paling umum dirasakan. Dilansir Everyday Health, penelitian melaporkan bahwa 53% kasus Omicron mengalami gejala sakit tenggorokan, sedangkan pada varian Delta hanya 34% kasus saja yang dilaporkan disertai gejala sakit tenggorokan. Dikabarkan pula bahwa varian Omicron lebih banyak menyerang sistem pernapasan bagian atas, inilah mengapa pada varian ini sakit tenggorokan menjadi gejala yang paling sering dikeluhkan.
Gejala sakit tenggorokan terkait Covid-19
Rasa sakit tenggorokan terkait Covid-19 sebenarnya tidak berbeda jauh dibandingkan sakit tenggorokan saat pilek atau influenza. Secara umum, sakit tenggorokan yang terkait Covid-19 memiliki karakteristik sebagai berikut:
- Rasa sakit dan tenggorokan terasa tebal, khususnya saat menelan atau berbicara
- Rasa kering atau gatal pada tenggorokan
- Bagian belakang tenggorokan kemerahan dan mengalami peradangan
Gejala sakit tenggorokan pada varian Omicron ini dilaporkan juga tidak berbeda antara mereka yang sudah divaksin atau yang belum divaksin. Perbedaannya, mereka yang belum divaksin berisiko mengalami gejala yang memburuk. Sedangkan mereka yang sudah divaksin cenderung mengalami gejala yang ringan, disertai dengan kelelahan, nyeri otot, tanpa kesulitan bernapas, tanpa sesak napas, dan hanya rasa tidak nyaman saja.
Menurut Mayo Clinic, ada beberapa perbedaan antara sakit tenggorokan terkait Covid-19 dan sakit tenggorokan karena pilek.
Sakit tenggorokan terkait Covid-19 seringkali disertai gejala sebagai berikut:
- Batuk kering
- Nyeri otot
- Kelelahan
- Bersin (jarang)
- Hidung berair atau tersumbat
- Demam
- Diare
- Mual dan muntah
- Kehilangan penciuman atau rasa
Sakit tenggorokan terkait pilek seringkali disertai gejala sebagai berikut:
- Batuk
- Hidung berair dan tersumbat
- Demam (kadang-kadang)
Sakit tenggorokan terkait pilek tidak disertai mual, muntah atau diare, dan seringkali tidak kehilangan penciuman. Sekalipun hidung tersumbat, hidung Anda mungkin masih bisa mencium bau.
Apa yang harus dilakukan bila sakit tenggorokan?
Tidak semua sakit tenggorokan terkait dengan Covid-19, untuk itu apabila saat ini Anda mengalami sakit tenggorokan atau tenggorokan terasa gatal, disertai maupun tidak disertai gejala lain, apabila Anda berisiko terpapar Covid-19 maka sebaiknya lakukan tes PCR.
Selain itu, lakukan beberapa langkah berikut:
- Lakukan tracing kontak dan gejala yang dirasakan
- Melakukan isolasi di rumah, dan menggunakan masker ketika berada di dalam rumah
- Mencari pertolongan medis terkait gejala dan pengobatan yang harus diambil serta tes PCR
- Minum air dengan cukup agar tubuh terjaga cairan tubuhnya. Tambahkan teh hangat dengan madu, atau kaldu hangat untuk membantu mengatasi sakit atau iritasi pada tenggorokan
- Berkumur dengan air garam atau obat kumur untuk meredakan sakit tenggorokan
- Makan permen lozenges (pelega tenggorokan) untuk menjaga agar tenggorokan tetap lembab serta menstimulasi produksi air liur
- Menggunakan humidifier untuk menjaga kelembaban udara di dalam ruangan yang juga dapat meringankan iritasi tenggorokan
- Beristirahat cukup untuk membantu sistem kekebalan tubuh melawan infeksi
- Konsumsi obat pereda nyeri seperti asetaminofen, naproxek, ibuprofen atau aspirin untuk membantu meredakan nyerinya
Apabila gejala yang Anda rasakan berkembang menjadi kesulitan bernapas, rasa sesak atau tertekan di dada, bibir, kuku berubah warna kebiruan, kesulitan untuk tetap terjaga maka sebaiknya cari pertolongan medis segera untuk mendapatkan perawatan di rumah sakit atau fasilitas kesehatan khusus perawatan Covid-19.
- dr Ayu Munawaroh, MKK