Sejak ditemukan pertama kali pada 24 November 2021 di Afrika Selatan, Omicron kini telah terdeteksi di lebih dari 110 negara, termasuk di Indonesia. Juru bicara vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan yaitu dr. Siti Nadia Tarmizi, mengatakan bahwa masih terus berlangsung penambahan kasus konfirmasi varian Omicron di Indonesia, dan sebagian besar kasusnya didominasi oleh WNI yang baru kembali dari perjalanan luar negeri.
Berdasarkan hasil pemantauan, sebagian besar pasien yang terinfeksi varian Omicron memiliki gejala ringan atau positif tanpa gejala. Adapun gejala yang paling banyak muncul adalah batuk (49%) dan pilek (27%).
Apa yang bisa anda sampaikan pada Anak?
Sebagai orang tua tentunya ada rasa cemas yang mulai muncul saat membaca kabar tersebut, terutama apabila anak-anak Anda sudah mulai kembali bersekolah tatap muka dan melakukan kegiatan di luar rumah. Untuk membantu meredakan kecemasan orang tua, seorang profesor dan ketua psikologi di Roosevelt University di Chicago, Steven Meyers, PhD, seperti dilansir WebMD memberikan panduan untuk dilakukan oleh orang tua di antaranya:
-
Memberikan informasi yang tepat
Berikan informasi yang tepat soal varian Omicron pada anak-anak, sehingga mereka tahu apa risiko yang dihadapi dan bisa lebih berhati-hati. Terutama apabila di dalam keluarga ada anggota keluarga yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, maka informasi tersebut akan membantu memberikan panduan pada anak-anak untuk tetap ikut waspada.
-
Jangan merasa seperti tahu segalanya
Alih-alih bertindak seolah tahu segalanya, informasikan juga pada anak-anak bahwa dunia sains dan penelitian yang ada merupakan hal yang terus berkembang, dan bisa mengalami perubahan. Varian Omicron adalah virus yang memiliki banyak mutasi dan masih terus diteliti, sehingga adanya berita baru mengenai varian ini adalah hal yang umum terjadi di dunia medis. Anak-anak juga harus diberikan pemahaman bahwa selain perubahan pada virus, peraturan dan keputusan pemerintah untuk menghadapi Omicron atau varian Covid-19 lain juga akan ikut berubah.
-
Diskusikan tentang keselamatan
Apabila anak merasa takut untuk bepergian atau ke sekolah, jelaskan pula manfaat vaksinasi dan panduan protokol kesehatan yang dapat membantu mencegah penularan Covid-19. Setiap anak mungkin akan menunjukkan reaksi berbeda ketika sudah mendapatkan informasi tentang Covid-19, namun berikan pengertian bahwa dengan mematuhi protokol kesehatan, risiko penularan akan menurun.
-
Amati gejala kecemasan yang mungkin muncul
Hidup selama 2 tahun di tengah pandemi, tidak memungkiri bahwa orang tua dan anak-anak dapat mengalami stres dan kecemasan. Amati gejala-gejala stres dan kecemasan pada anak yang mungkin bermanifestasi dengan sakit kepala, sakit perut, atau gangguan tidur. Selalu buka kesempatan untuk berkomunikasi dan siapkan waktu untuk mendengarkan keluhan dan cerita mereka setiap saat.
-
Bantu anak-anak remaja untuk mengatasi FOMO
FOMO seperti dilansir Very Well Mind adalah fenomena nyata yang saat ini dialami banyak remaja. Perasaan takut kehilangan kesenangan dan takut ketinggalan jaman ketika tidak bisa ikut nongkrong dengan teman-teman bisa muncul kapan saja di era pandemi ini. Namun berikan pengertian pada mereka bahwa infeksi virus ini bukan tentang dirinya saja, tetapi juga tentang anggota keluarga dan orang terdekat yang bisa ikut terinfeksi.
Jangan lupa lakukan protokol kesehatan
Untuk mencegah bertambah dan meluasnya penularan, pemerintah berupaya melakukan pencegahan promotif dan preventif, memperkuat fasilitas pelayanan kesehatan, dan mencukupi stok obat-obatan terapi Covid-19. Dikatakan pula bahwa varian Omicron ini memiliki kecepatan penularan yang lebih tinggi dari varian Covid-19 lainnya, sehingga masyarakat diminta untuk tetap waspada.
Hingga saat ini, ilmuwan masih terus mempelajari tentang penularan Omicron dan memperbarui informasi yang ada. Untuk meningkatkan perlindungan diri dan keluarga, hal yang terpenting adalah tetap mematuhi protokol kesehatan dengan menggunakan masker, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan mendapatkan vaksinasi.
- dr Hanifa Rahma
Hochwald, L (2022). Omicron Is Here: 5 Ways Parents Can Help Their Kids. Available from: https://www.webmd.com/lung/news/20220106/omicron-parents-help-kids
Kementerian Kesehatan RI (2022). Kasus Konfirmasi Terus Meningkat, Kemenkes Terbitkan Surat Edaran Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 Varian Omicron. Available from: https://www.kemkes.go.id/article/view/22010500001/kasus-konfirmasi-terus-meningkat-kemenkes-terbitkan-surat-edaran-pencegahan-dan-pengendalian-covid-1.html
Kementerian Kesehatan RI (2022). Kasus Omicron Bertambah, Pemerintah Lakukan Antisipasi Cegah Lonjakan Kasus. Available from: https://www.kemkes.go.id/article/view/22010300001/kasus-omicron-bertambah-pemerintah-lakukan-antisipasi-cegah-lonjakan-kasus.html
Unicef (2021). What we know about the Omicron variant. Available from: https://www.unicef.org/coronavirus/what-we-know-about-omicron-variant#children
Scott, E (2021). How to Deal With FOMO in Your Life. Available from: https://www.verywellmind.com/how-to-cope-with-fomo-4174664