Gangguan Elektrolit pada Anak

Gangguan Elektrolit pada Anak
Memiliki kadar elektrolit yang normal penting untuk menjaga kesehatan

Bagikan :


Definisi

Gangguan elektrolit pada anak adalah sekelompok kondisi yang disebabkan oleh gangguan sementara pada kadar elektrolit tubuh, di mana kadar elektrolit menjadi terlalu tinggi atau terlalu rendah di tubuh. Perubahan kadar elektrolit bisa menjadi tanda adanya suatu masalah di tubuh.

Elektrolit adalah mineral bermuatan listrik yang terdapat dalam dalam cairan tubuh seperti darah. Contoh elektrolit adalah natrium, kalium, klorida, kalsium, magnesium, fosfat dan bikarbonat.

Elektrolit memiliki peran dalam:

  • Menyeimbangkan kadar air dan (pH) asam-basa di tubuh.
  • Pengiriman sinyal antar sel saraf.
  • Kontraksi dan relaksasi otot.
  • Memelihara fungsi otak dan jantung, dll.

Elektrolit didapat dari makanan dan minuman yang dikonsumsi. Organ ginjal membantu menjaga keseimbangan kadar elektrolit dengan menyaring elektrolit, air dan zat nutrisi lainnya dari darah, lalu diserap lagi oleh tubuh. Memiliki kadar elektrolit yang normal penting untuk menjaga kesehatan jaringan saraf, otot, serta organ lainnya di tubuh seperti otak, jantung, paru atau ginjal.

 

Salah satu pemeriksaan elektrolit adalah pemeriksaan natrium darah yang bisa Anda baca di sini.

 

Penyebab

Gangguan elektrolit pada anak paling sering terjadi karena:

  • Muntah-muntah
  • Diare
  • Tidak makan atau minum cukup air
  • Demam
  • Keringat berlebihan
  • Obat-obatan tertentu

Gangguan elektrolit bisa terjadi pada anak bila anak mengalami dehidrasi (kekurangan cairan) atau terlalu banyak cairan di tubuh. Dehidrasi sendiri terjadi saat tubuh kehilangan terlalu banyak cairan dan tidak dapat menggantikannya dengan cukup cepat serta dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh.

Anak terutama rentan mengalami dehidrasi karena ukuran tubuh mereka yang masih kecil dengan laju metabolisme yang cepat, membuat tubuh anak menggantikan cairan dan elektrolit dalam tempo yang lebih cepat dibandingkan orang dewasa.

Di bawah ini adalah beberapa kondisi kekurangan atau kelebihan elektrolit.

 

Kalsium

Anak dengan penyakit ginjal kronis, gangguan nutrisi atau kelainan tiroid seperti penyakit Graves, dapat memiliki kadar kalsium yang tinggi. Ketika kadar kalsium anak terlalu banyak atau terlalu sedikit di tubuh, bisa timbul gangguan seperti batu ginjal atau gangguan ritme jantung.

Jika Anda tertarik untuk membaca artikel mengenai pemeriksaan kalsium darah, Anda bisa membacanya di sini.

 

Kalium

Anak dapat mengalami kekurangan kalium pada kondisi:

  • Muntah atau diare yang membuat elektrolit keluar dari tubuh.
  • Penggunaan obat-obatan seperti diuretik (obat untuk membantu mengeluarkan cairan dari tubuh) atau laksatif (obat untuk memperlancar buang air besar).
  • Ketoasidosis diabetik, kondisi di mana tubuh mengalami penumpukan keton (produk sampingan hasil pemecahan lemak). Kondisi ini dapat terjadi pada anak dengan diabetes. 

Sementara itu, kalium cenderung meningkat pada anak dengan:

  • Fungsi ginjal yang buruk, di mana mineral tidak dapat dibuang melalui urine.
  • Gangguan kelenjar adrenal yang terletak di atas ginjal, yang berperan dalam regulasi tekanan darah dan metabolisme.

 

Natrium

Natrium berperan dalam menjaga kadar cairan di tubuh. Umumnya kondisi ketidakseimbangan natrium disebabkan oleh:

  • Dehidrasi
  • Keringat berlebihan
  • Luka bakar berat
  • Penyakit ginjal

 

Faktor Risiko

Karena anak rentan mengalami dehidrasi, semua kondisi medis yang dapat menyebabkan dehidrasi pada anak seperti muntah hebat, diare berat dan demam tinggi bisa meningkatkan risiko gangguan cairan dan elektrolit pada anak. 

Ketidakseimbangan elektrolit juga sering ditemukan pada anak dengan kondisi medis yang serius.

  • Penyakit ginjal kronis berisiko untuk mengalami gangguan elektrolit. Hal ini karena kemampuan ginjal untuk mempertahankan kadar cairan dan elektrolit yang normal jauh berkurang.
  • Penyakit jantung dapat membuat tubuh mengalami gangguan dalam regulasi natrium dan air.
  • Gangguan hormon dari kelenjar tiroid atau paratiroid di leher.
  • Infeksi sistemik yang berada di peredaran darah.
  • Efek samping obat-obatan tertentu.
  • Pola makan anak tidak bergizi seimbang dan terjadi kekurangan atau kelebihan elektrolit, dll.

 

Gejala

Gejala gangguan elektrolit dapat bervariasi tergantung pada elektrolit apa yang tidak seimbang kadarnya di tubuh. Keluhan umumnya jarang muncul pada kondisi ringan dan baru terlihat bila gangguan elektrolit sudah tergolong berat. Keparahan penyakit juga dipengaruhi dengan kondisi medis lain yang diderita anak.

Gangguan elektrolit bisa menimbulkan gejala seperti:

  • Kekurangan cairan
  • Urine berwarna pekat
  • Kelemahan tubuh
  • Kram atau spasme otot
  • Pusing
  • Sakit kepala
  • Sembelit atau diare
  • Mual muntah
  • Sulit bernapas
  • Nadi berdenyut cepat

Pada kondisi berat, gangguan elektrolit bisa menimbulkan gejala seperti:

  • Kejang
  • Penurunan kesadaran hingga koma
  • Asidosis metabolik, kondisi terdapat penumpukan asam pada cairan tubuh
  • Rhabdomyolisis, kondisi terjadinya penghancuran jaringan otot dan protein yang rusak dilepas dalam darah
 

 

Diagnosis

Dokter akan mewawancarai orang tua mengenai keluhan yang dialami anak serta sudah berapa lama keluhan dirasakan. Riwayat penyakit serta pengobatan anak juga dapat ditanyakan. Dokter selanjutnya akan melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium untuk mendiagnosis gangguan cairan dan elektrolit pada anak.

 

Pemeriksaan Fisik

Selama pemeriksaan fisik, dokter akan menilai tingkat keparahan gangguan dan mencari tanda untuk mengidentifikasi penyebabnya. Saat pemeriksaan fisik, keadaan umum dan tanda-tanda vital seperti tekanan darah, nadi, napas dan suhu akan diperiksa. Tanda-tanda dehidrasi kemudian diperiksa melalui tampilan mata, turgor kulit, tingkat kegelisahan anak, serta apakah anak masih bisa minum.

Pemeriksaan dari kepala hingga kaki akan dilakukan, terutama bila anak memiliki riwayat penyakit seperti gangguan hormon, penyakit ginjal atau penyakit jantung.

 

Pemeriksaan Laboratoium

Pemeriksaan darah dan urine digunakan untuk mengonfirmasi ketidakseimbangan elektrolit dan menilai derajat keparahannya. Berikut adalah kadar elektrolit yang normal pada anak:

  • Natrium: 136 - 145 mEq/liter
  • Kalium: 3,5 - 5.0 mEq/liter
  • Kalsium: 8,8 - 11,2 mg/dL
  • Magnesium: 1,5 - 2,5 mEq/liter
  • Fosfor: 3,6 - 5,6 mg/dL

Berdasarkan hasil pemeriksaan ini dan kondisi medis yang ada, dokter dapat membangun rencana terapi untuk memperbaiki ketidakseimbangan cairan dan elektrolit dan mencegah komplikasi.

 

Tata Laksana

Jika anak tiba-tiba mengalami muntah, diare atau demam yang disertai dengan keringat banyak, maka konsumsi air atau cairan rehidrasi oral seperti oralit dapat membantu mengembalikan keseimbangan elektrolit. Banyak cairan rehidrasi tersedia di toko dan kemungkinan bisa membantu pada kondisi yang tergolong ringan sebagai pertolongan pertama.

Anak dengan gangguan elektrolit dan cairan derajat sedang hingga berat, atau bila anak tidak bisa minum karena penurunan kesadaran atau sangat sakit, akan diberikan terapi cairan melalui infus. Cairan akan diberikan melalui pembuluh darah untuk memulihkan kondisi anak. Terapi pada akan diawasi oleh dokter untuk mencegah terjadinya komplikasi.

Bila anak mengalami penyakit lain yang menyertai gangguan elektrolitnya, terapi akan diberikan secara komprehensif dan disesuaikan berdasarkan kondisi anak.

 

Komplikasi

Anak-anak terutama memiliki peningkatan risiko mengalami komplikasi yang serius akibat kekurangan cairan. Dehidrasi berat dan gangguan elektrolit yang menyertainya dapat mengganggu aliran darah dan mineral ke organ penting, seperti otak, jantung, dan hati. Pada kasus yang jarang, hal ini dapat menyebabkan pembengkakan atau pengecilan jaringan otak, kejang, gangguan metabolik, atau penyakit irama jantung yang mengancam nyawa. 

 

Pencegahan

Untuk mencegah gangguan elektrolit, anak harus minum air yang cukup serta bisa diberikan makanan sehat dan bergizi yang mencukupi seluruh kebutuhan nutrisinya. Hindari aktivitas yang terlalu berat, terutama siang hari di bawah terik matahari, untuk mencegah dehidrasi.

 

Kapan Harus ke Dokter?

Bawa anak untuk mendapat penanganan medis segera bila anak terlihat tidak mau makan atau minum, muntah-muntah, diare, atau demam, terutama bila keluhan sudah dirasakan selama beberapa hari. Hal ini menjadi perhatian khusus terutama bagi anak yang sudah memiliki kondisi medis tertentu. Diagnosis dan tata laksana yang cepat sangat penting agar tidak terjadi perburukan kondisi.

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!

 

 

Writer : dr Tea Karina Sudharso
Editor :
  • dr Hanifa Rahma
Last Updated : Sabtu, 15 April 2023 | 20:31