• Beranda
  • Penyakit
  • Mengenal Spermatorrhea, Ketika Air Mani Keluar Tanpa Rangsangan Seksual

Mengenal Spermatorrhea, Ketika Air Mani Keluar Tanpa Rangsangan Seksual

Mengenal Spermatorrhea, Ketika Air Mani Keluar Tanpa Rangsangan Seksual
Ilustrasi sperma. Credit: Freepik

Bagikan :


Pada pria, air mani akan keluar ketika mendapat rangsangan seksual. Namun pada kondisi tertentu, pria dapat mengalami keluarnya air mani tanpa rangsangan yang dikenal dengan istilah spermatorrhea. Seperti apa gejala spermatorrhea dan bagaimana penanganannya? Simak dalam artikel berikut.

 

Apa Itu Spermatorrhea?

Normalnya, pria akan mengeluarkan air mani ketika mendapat rangsangan seksual seperti masturbasi atau berhubungan seks. Namun pada pria dengan kondisi spermatorrhea, air mani dapat keluar dengan sendirinya tanpa rangsangan seksual. Kondisi ini dapat terjadi ketika Anda beraktivitas sehari-hari seperti saat bekerja atau bahkan tertidur.

Berbeda dengan mani yang keluar saat mengalami orgasme, pada spermatorrhea, pria tidak mengalami kepuasan seksual. Kondisi ini dapat menjadi masalah yang menyusahkan bagi yang mengalaminya, menyebabkan ketidaknyamanan fisik, dan tekanan emosional.

Baca Juga: Berapa Lama Sperma Bertahan di Luar Setelah Ejakulasi?

 

Gejala Spermatorrhea

Spermatorrhea dapat memiliki berbagai gejala, utamanya adalah keluarnya cairan mani dan sperma yang tiba-tiba tanpa adanya rangsangan seksual. Kondisi ini bisa terjadi ketika Anda tidur, setelah buang air kecil, atau beraktivitas lainnya.

Selain keluarnya mani tanpa ada aktivitas seksual, beberapa gejala yang dapat dialami pengidap spermatorrhea antara lain:

  • Sakit punggung
  • Nyeri di area selangkangan
  • Pusing
  • Berkeringat atau kedinginan di malam hari
  • Rasa panas atau gatal di penis dan sekitarnya
  • Detak jantung kencang

Spermatorrhea juga dapat menyebabkan gejala psikologis. Pria yang mengalami spermatorrhea mungkin merasa bersalah, malu, merasa tidak pantas, atau cemas karena keluarnya sperma secara tidak sengaja. Kondisi ini juga dapat menyebabkan stres dan depresi. 

 

Penyebab Spermatorrhea

Penyebab spermatorrhea adalah adanya gangguan pada katup air mani sehingga bisa keluar sewaktu-waktu. Spermatorrhea bisa disebabkan oleh beberapa faktor risiko berikut ini:

  • Gangguan emosional seperti stres dan depresi
  • Sering masturbasi atau masturbasi berlebihan
  • Sering mengalami ketidakpuasan seksual
  • Gangguan saraf
  • Gangguan hormon
  • Memiliki sistem pencernaan yang lemah
  • Pola makan atau gizi yang buruk

Baca Juga: Ciri-Ciri Sperma yang Sehat

 

Penanganan Spermatorrhea

Pengobatan spermatorrhea dapat disesuaikan dengan keparahan kondisi yang dialami dan penyebabnya. Beberapa penanganan spermatorrhea di antaranya: 

  • Mengonsumsi obat-obatan: Pada beberapa kasus, dokter dapat meresepkan obat-obatan tertentu untuk mengatasi penyebab dasar spermatorrhea seperti antidepresan atau obat-obatan yang menargetkan ketidakseimbangan hormon. Pengobatan ini bertujuan untuk menyeimbangkan kadar hormon atau mengatur sistem saraf. 
  • Terapi perilaku kognitif: Terapi perilaku kognitif (cognitive behavioral therapy) dapat membantu pengidap spermatorrhea untuk mengidentifikasi serta mengubah pola pikir dan perilaku negatif yang dapat menyebabkan kondisi tersebut. CBT dapat membantu individu mengelola stres, kecemasan, dan faktor psikologis lain yang dapat memperburuk spermatorrhea.
  • Memperbaiki gaya hidup sehat: Olahraga teratur, tidur cukup, pola makan sehat, berhenti minum alkohol, manajemen stres yang baik, dan relaksasi dapat membantu mengatasi spermatorrhea.
  • Mengonsumsi suplemen herbal: Beberapa suplemen herbal seperti shilajit, asparagus, ashwagandha, diketahui memiliki manfaat potensial dalam mengurangi keluarnya cairan mani yang berlebihan dan meningkatkan kesehatan seksual. Namun sebelum mengonsumsi suplemen sebaiknya konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu.

 

Spermatorrhea bukan hanya memengaruhi kondisi fisik seseorang, namun juga mental. Apabila Anda mengalami gangguan fungsi seksual, sebaiknya konsultasikan ke dokter agar mendapat penanganan sesuai. Anda juga bisa memanfaatkan fitur konsultasi pada aplikasi Ai Care yang bisa diunduh melalui App Store atau Play Store.

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainya? Cek di sini, yah!

Writer : Ratih AI Care
Editor :
  • dr Nadia Opmalina
Last Updated : Rabu, 30 Oktober 2024 | 12:50