• Beranda
  • Penyakit
  • Cek Gula Darah Saat Puasa Ramadan: Kapan Sebaiknya Dilakukan?

Cek Gula Darah Saat Puasa Ramadan: Kapan Sebaiknya Dilakukan?

Credit: Freepik

Bagikan :


Berpuasa di bulan Ramadan merupakan kewajiban setiap umat Islam. Namun bagi para pengidap diabetes, berpuasa di bulan Ramadan dapat memicu berbagai masalah kesehatan seperti kadar gula darah terlalu rendah (hipoglikemia) atau terlalu tinggi (hiperglikemi). Untuk itu, pengidap diabetes yang berpuasa perlu memeriksa kadar gula darah lebih sering. 

 

Bolehkah Cek Gula Darah saat Puasa? 

Ketika menjalani puasa Ramadan, umat Islam tidak hanya dilarang untuk makan dan minum setelah waktu Fajar hingga matahari terbit namun juga menahan nafsu dan amarah. Selain itu banyak yang memercayai bahwa mengeluarkan sesuatu dari tubuh seperti darah dan muntah dapat membatalkan puasa. Hal ini menyebabkan banyak pengidap diabetes yang ragu untuk melakukan donor darah atau melakukan pemeriksaan darah selama bulan puasa. 

Dilansir dari Kompas, MUI menegaskan bahwa tindakan donor darah dan melakukan pengambilan darah saat puasa diperbolehkan dan tidak membatalkan puasa. Para ulama berpendapat bahwa donor darah serta pemeriksaan cek gula darah tidak membatalkan puasa karena tidak ada benda yang masuk ke anggota tubuh bagian dalam melalui rongga terbuka. Selain itu, selama pemeriksaan darah bersifat tidak membahayakan diri maka hal tersebut diperbolehkan. 

Baca juga: Tips Agar Pasien Diabetes Juga Bisa Berpuasa Dengan Lancar di sini

 

Kapan Harus Cek Gula Darah saat Puasa?

Saat puasa, tubuh tidak mendapat asupan makanan dan minuman sebagai sumber energi. Tubuh kemudian mengambil cadangan energi dari gula (glukosa) sehingga menyebabkan kadar gula dalam darah menurun. Jika kadar gula dalam darah terlalu rendah (hipoglikemi), hal ini dapat menyebabkan gangguan fungsi otak yang dapat membahayakan nyawa. Namun hipoglikemi lebih mudah dikontrol dibandingkan hiperglikemi yang juga dapat menyebabkan kerusakan organ. Untuk itu, pengidap diabetes yang berpuasa dianjurkan memeriksa cek gula darah secara lebih sering. 

Dilansir dari PERKENI, pengidap diabetes dianjurkan melakukan pemantauan glukosa darah secara mandiri pada waktu-waktu berikut ini:

  • Sebelum sahur
  • Pagi hari
  • Siang hari
  • Sore hari
  • Sebelum berbuka
  • 2 jam sesudah berbuka
  • Saat mau tidur
  • Kapan pun saat merasakan keluhan hiperglikemia maupun hipoglikemia

Gejala hipoglikemia yang perlu diwaspadai antara lain badan gemetar, keringat dingin, dada berdebar, lapar, bingung dan nyeri kepala. Sedangkan tanda-tanda hiperglikemia lebih sulit untuk dideteksi namun beberapa gejala hiperglikemia yang muncul antara lain rasa haus yang hebat, lapar, sering kencing, badan lemah, kebingungan, mual dan muntah serta nyeri perut. Jika Anda merasakan gejala tersebut, maka sebaiknya segera lakukan pemeriksaan gula darah secara mandiri dan hubungi dokter apabila diperlukan penanganan khusus.

Baca juga: Tanda-Tanda Pengidap Diabetes Harus Segera Membatalkan Puasa di sini

 

Berapa Kadar Gula Darah Puasa yang Normal?

Bagi pasien diabetes yang berpuasa, kadar gula darah dianggap sehat apabila menunjukkan hasil berikut:

  • Sebelum makan sahur atau sebelum puasa: 80-130 mg/dl
  • Setelah makan: kurang dari 180 mg/dl.

Jika hasil pemeriksaan menunjukkan angka dalam batas wajar maka pengidap diabetes dapat menjalankan puasa. Namun jika hasil pemeriksaan di luar batas normal dan menunjukkan gejala kadar gula darah terlalu rendah atau terlalu tinggi maka sebaiknya segera minum atau makan untuk membatalkan puasa.

Seseorang dikatakan mengalami hipoglikemia jika kadar gula darah kurang dari 70 mg/dL. Jika hasil pemeriksaan menunjukkan angka tersebut maka dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan ulang dalam 1 jam.

Sedangkan seseorang dikatakan hiperglikemia jika kadar gula darah melebihi 180 mg/dL. Apabila hasil pemeriksaan kadar gula darah menunjukkan kadar gula terlalu rendah atau terlalu tinggi hingga melebihi 300 mg/dl, dan menunjukkan gejala kegawatdaruratan maka pengidap diabetes dianjurkan untuk segera membatalkan puasa dan memeriksakan diri ke dokter.

 

Bagi pengidap diabetes, puasa dapat memicu risiko yang membahayakan kesehatan. Namun jika dilakukan dengan tepat dan sesuai anjuran dokter, puasa dapat memberi manfaat bagi kesehatan. Untuk Anda pengidap diabetes yang ingin berpuasa dianjurkan berkonsultasi ke dokter sebelum berpuasa. Dokter akan merekomendasikan nutrisi, jadwal makan dan penyesuaian obat baik oral maupun injeksi selama Ramadan agar puasa dapat berjalan lancar.

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!

 

 

Writer : Ratih AI Care
Editor :
  • dr Anita Larasati Priyono
Last Updated : Senin, 17 April 2023 | 08:20

Diabetes and Ramadan: Practical Guidelines. Available from: https://www.researchgate.net/publication/314857226_Diabetes_and_Ramadan_Practical_Guidelines

Arnani, M. (2021). Apakah Donasi Darah Membatalkan Puasa? Ini Penjelasan MUI. Available from: https://www.kompas.com/tren/read/2021/04/27/080000465/apakah-donasi-darah-membatalkan-puasa-ini-penjelasan-mui?page=all

Diabetes UK. Diabetes and Ramadan. Available from: https://www.diabetes.org.uk/guide-to-diabetes/managing-your-diabetes/ramadan#testing

https://pbperkeni.or.id/wp-content/uploads/2021/11/22-10-21-Website-Pedoman-Pengelolaan-dan-Pencegahan-DMT2-Ebook.pdf

PB PERKENI. (2022). Edukasi Dasar Untuk Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 yang Menjalani Puasa Ramadan. Available from: https://pbperkeni.or.id/wp-content/uploads/2022/03/Sinopsis-Tatalaksana-DM-Tipe-2-selama-puasa-Ramadan-PERKENI-2022.pdf