Penyintas Covid-19 dapat mengalami sejumlah gejala jangka panjang yang dikenal dengan istilah long Covid-19. Beberapa gejala long Covid-19 di antaranya sesak napas, ruam kulit, jantung berdebar, nyeri otot, dan sulit berkonsentrasi. Selain gejala tersebut, beberapa penyintas juga melaporkan mengalami rambut rontok setelah sembuh dari Covid-19 padahal sebelumnya rambutnya tak pernah mengalami rambut rontok.
Penyebab rambut rontok setelah sembuh dari Covid-19
Dilansir dari laman Healthline, kondisi rambut rontok ini dialami oleh penyintas setelah beberapa bulan dinyatakan sembuh dari Covid-19. Kondisi kerontokan pun cukup parah dan banyak dialami oleh orang yang sebelumnya tidak pernah mengalami masalah kerontokan rambut. Para ahli meyakini bahwa kerontokan rambut parah ini adalah bagian dari efek samping stres yang dirasakan pasien.
Dr. Dendy Engelman, dermatologis di Manhattan Dermatology & Cosmetic Surgery menyatakan bahwa ia banyak mendapat laporan pasien mengalami rambut rontok setelah 6 minggu menjalankan anjuran di rumah saja di New York pada pertengahan Maret 2020 di awal pandemi berlangsung.
Jumlah pasien yang mengalami rambut rontok mengalami kenaikan hingga 25% dan sebagian pasien memang memiliki masalah rambut sebelunya. Dari kenaikan jumlah pasien tersebut, sebagian besar adalah pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19.
Kerontokan rambut diduga karena stres
Hingga saat ini belum dapat dibuktikan bahwa virus Covid-19 dapat menyebabkan kerontokan rambut. Para ahli berpendapat bahwa kerontokan rambut pada kasus pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19 disebabkan oleh stres fisik dan emosional yang dialami oleh pasien. Selain stres, demam yang daialami sbeagai gejala Covid-19 juga merupakan salah satu penyebab kerontokan rambut.
Dilansir dari laman Amercian Academy of Dermatology Association, kasus kerontokan rambut pada pasien Covid-19 banyak dialami pada mereka yang mengalami demam tinggi saat terinfeksi. Kerontokan ini dikenal dengan istlah telogen effuvium atau kerontokan mendadak dalam jumlah yang besar. Telogen effluvium ini disebabkan oleh stres yang menyebabkan sejumlah folikel rambut beristirahat. Kondisi ini biasa dialami oleh orang yang baru selesai menjalani operasi, melahirkan atau terkena penyakit serius.
Umumnya kerontokan ini terjadi 2-3 bulan setelah pasien megalami demam dari penyakit Covid-19. Kerontokan ini dapat berlangsung 6-9 bulan sebelum benar-benar berhenti. Tak perlu khawatir, kerontokan ini biasanya bersifat sementara dan rambut pasien dapat tumbuh kembali.
Cara mengatasi kerontokan rambut akibat Covid-19
Pada kasus kerontokan rambut biasa, rambut bisa mengalami rontok hingga 100 helai per hari. Sedangkan pada telogen effluvium, kerontokan dapat berlangsung hingga 300 helai per hari selama 6 bulan.
Masa-masa kerontokan rambut memang cukup berat secara fisik dan psikis, namun kondisi ini akan berangsur membaik dalam waktu 6 bulan hingga 1 tahun. Hingga saat ini belum ada pengobatan khusus untuk kasus telogen effluvium, namun para ahli menyarankan untuk memperbaiki pola makan dengan menu kaya nutrisi yang baik untuk pertumbuhan rambut. Selain itu, dokter juga akan menyarankan untuk mengelola stres dengan baik dan mengurangi kebiasaan merokok. Apabila Anda juga mengalami kerontokan rambut yang cukup parah setelah terinfeksi Covid-19, maka sebaiknya konsultasikan dengan dermatologis untuk mendapat penanganan yang tepat.
- dr Ayu Munawaroh, MKK
Crescione M. COVID-19 Survivors Are Losing Their Hair - Here's Why (2020). Available from: https://www.healthline.com/health-news/covid-19-survivors-are-losing-their-hair-heres-why.
American Academy of Dermatology Association. Can COVID-19 Causes Hair Loss?. Available from: https://www.aad.org/public/diseases/hair-loss/causes/covid-19.