Anak-anak adalah makhluk yang lembut dan lemah sehingga rentan mengalami kekerasan. Kekerasan pada anak-anak bisa terjadi di mana saja, bahkan di rumah yang seharusnya menjadi tempat teraman bagi mereka.
Kekerasan fisik menjadi salah satu kasus kekerasan yang sering dialami anak-anak hampir di seluruh dunia. Ini terjadi ketika anak-anak mendapatkan pukulan, gigitan, tendangan yang dilakukan untuk tujuan menyebabkan rasa sakit dan dilakukan berulang-ulang.
Dampak Kekerasan Fisik pada Anak
Kekerasan fisik pada anak tidak hanya berdampak pada tubuhnya saja, namun juga memiliki dampak jangka panjang pada kesejahteraan dan perkembangan anak.
Dampak fisik
Setelah menerima pukulan, tendangan, atau gigitan, anak-anak mungkin mengalami luka yang ringan seperti memar, lecet atau goresan ataupun luka parah seperti luka dalam, luka bakar, patah tulang atau yang memerlukan perawatan medis serius.
Akibat dari pukulan atau trauma fisik, anak juga mungkin mengalami perdarahan internal atau cedera otak traumatis yang dapat memengaruhi perkembangan anak.
Dampak kesehatan mental
Kekerasan pada anak-anak juga dapat berdampak pada kesehatan mental mereka, dan menyebabkan beberapa masalah kesehatan mental, di antaranya:
Gangguan stres pasca trauma (PTSD) yang ditandai dengan gejala seperti flashback, menghindari ruangan di mana mereka mengalami kekerasan, mudah ketakutan atau cemas, tidak mengingat beberapa hal yang telah dialami, mudah sedih, marah atau mengalami mimpi buruk
Baca Juga: Orang Tua Gemar Memukul Bisa Berdampak Negatif pada Otak Anak
ADHD
Beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan antara kekerasan pada anak dengan ADHD. Paparan terus-menerus pada situasi dan trauma akan kekerasan dapat menyebabkan stres kronis yang merupakan faktor risiko berkembangnya ADHD. Anak-anak yang mengalami kekerasan fisik juga sering mengalami trauma psikologis yang memengaruhi perkembangan fungsi eksekutif anak termasuk kemampuan berkonsentrasi, mengendalikan impuls dan mengatur perilaku.
Gangguan kecemasan pada anak
Anak-anak yang menjadi korban kekerasan fisik sering kali mengalami kecemasan kronis dan berlebihan. Mereka mungkin terus-menerus merasa cemas atau khawatir terhadap hal-hal kecil dan mengalami ketegangan fisik seperti denyut jantung yang meningkat, perut kembung, gemetar, keringat berlebihan dan napas pendek.
Gangguan suasana hati
Anak-anak korban kekerasan fisik sangat mungkin mengalami berbagai gangguan mood (suasana hati) termasuk gangguan bipolar dan gangguan dismorfik tubuh. Kedua gangguan ini bisa sangat memengaruhi kehidupan sehari-hari termasuk pertemanan dan juga sekolahnya.
Baca Juga: Mengajari Anak Cara Mengontrol Amarah
Dampak pada perkembangan otak
Otak anak-anak sedang berkembang dengan cepat pada masa kanak-kanak. Pengalaman traumatis seperti kekerasan fisik dapat mengganggu proses ini dan menyebabkan berbagai masalah perkembangan seperti gangguan bahasa dan berbicara, gangguan belajar, kemunduran dalam keterampilan, gangguan perhatian dan konsentrasi serta pengendalian impuls.
Dampak traumatis
Trauma di masa kecil akibat kekerasan fisik dapat berdampak di masa depan ketika sudah menjadi orang dewasa. Mereka mungkin mengalami kesulitan dalam memercayai orang lain, bahkan diri sendiri, mengembangkan perilaku agresif, kasar dan merusak, kesulitan dalam menyampaikan pikiran dan perasaan, rentan mengatasi rasa sakit dan ketidaknyamanan dengan zat-zat terlarang, munculnya pikiran untuk bunuh diri sebagai cara mengakhiri rasa sakit dan penderitaan yang dirasakan.
Prioritas utama setelah anak mengalami kekerasan fisik adalah mengamankan anak dan membawanya mendapatkan pemeriksaan serta perawatan medis. Anak memerlukan dukungan emosional untuk mengatasi trauma dan mengungkapkan perasaan sehingga Anda perlu mendampingi mereka dan tidak menyalahkan mereka. Anak-anak juga membutuhkan sumber dukungan lain seperti konselor yang dapat membantu mengatasi dampak trauma dan memulihkan kecemasan mereka.
Membutuhkan informasi lebih lanjut tentang cara menghadapi anak yang baru saja mengalami kekerasan fisik? Anda dapat memanfaatkan layanan konsultasi kesehatan melalui aplikasi Ai Care yang bisa diunduh di App Store atau Play Store.
Mau tahu informasi seputar kehamilan, menyusui, kesehatan wanita dan anak-anak? Cek di sini, ya!
- dr. Monica Salim