Sindrom Hipoventilasi Obesitas

Sindrom Hipoventilasi Obesitas

Bagikan :


Definisi

Sindrom hipoventilasi obesitas (obesity hypoventilation syndrome/OHS) atau yang juga dikenal sebagai sindrom Pickwickian adalah sekumpulan gejala gangguan pernapasan pada orang dengan obesitas karena kadar oksigen yang rendah dan kadar karbondioksida yang tinggi di dalam darah. Gangguan pernapasan ini sering terjadi saat tidur dapat menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang.

Saat menarik nafas, oksigen akan masuk ke paru lalu dialirkan ke dalam pembuluh darah. Sebaliknya, pembuluh darah juga mentransfer gas karbondioksida dari aliran darah ke paru untuk dikeluarkan dari tubuh saat menghembuskan nafas. Karbondioksida adalah gas sisa dari pengolahan makanan menjadi energi di dalam tubuh. Proses pertukaran gas ini penting untuk menjaga keseimbangan oksigen dan karbon dioksida dalam darah.

Gejala yang umum pada sindrom hipoventilasi obesitas antara lain obesitas dan sleep apnea, yaitu periode berhenti bernafas beberapa saat ketika tidur.

Penyebab

Belum ditemukan penyebab pasti dari sindrom ini. Namun, kombinasi beberapa faktor diduga dapat menyebabkan sindrom hipoventilasi obesitas, termasuk: 

  • Obesitas, yang diukur melalui indeks massa tubuh (IMT). Orang dengan IMT >30 tergolong obesitas
  • Ketidakmampuan otak mengontrol pernapasan dengan baik
  • Gangguan sistem pernapasan karena beban ekstra di sekitar dada yang membuat paru-paru lebih sulit untuk menarik oksigen dari udara
  • Oksigen yang tidak memadai ke otak, jantung, dan organ penting lainnya
  • Kadar oksigen rendah dalam jangka panjang, yang mengubah fungsi tubuh

Faktor Risiko

Faktor risiko yang berperan pada timbulnya OHS meliputi:

  • Obesitas, merupakan faktor risiko utama dari OHS. Orang dengan obesitas berat, yaitu IMT >50, berisiko 50 kali lipat lebih besar untuk mengalami OHS. Namun, tidak semua orang obesitas pasti mengalami OHS.
  • Obstructive sleep apnea, yaitu sleep apnea yang terjadi karena otot di tenggorokan terlalu rileks dan kolaps ketika tidur atau bisa juga karena lidah jatuh ke belakang dan menutup jalan nafas.

Gejala

Gejala pada OHS terkait dengan kekurangan oksigen dalam darah. Gejala-gejala ini dapat timbul baik saat terjaga maupun saat tidur. Saat tidur, pernapasan bisa menjadi dangkal dan bahkan bisa berhenti beberapa menit atau lebih.

Gejala umum OHS meliputi:

  • Merasa kehabisan napas
  • Kekurangan energi
  • Mengantuk atau lelah di siang hari
  • Bengkak atau kebiruan di jari tangan, jari kaki, atau tungkai
  • Sakit kepala di pagi hari karena kadar karbon dioksida yang tinggi di dalam darah
  • Gejala depresi, seperti perasaan sedih, kehilangan minat pada hobi, hingga pikiran untuk bunuh diri

Ada juga gejala OHS yang lebih serius. Konsultasi dengan dokter sesegera mungkin jika Anda mengalami gejala-gejala serius berikut:

  • Obstructive sleep apnea
  • Peningkatan tekanan darah
  • Cor pulmonale, yaitu kondisi ketika kadar oksigen yang rendah menyebabkan peningkatan tekanan pada ruang kanan jantung

Diagnosis

Untuk mendiagnosis OHS, terdapat dua karakteristik khusus yang diperlukan, yaitu kondisi obesitas dan hipoventilasi. Doker akan menanyakan mengenai Indeks Massa Tubuh (IMT) Anda untuk menilai apakah Anda tergolong obesitas. Sedangkan, hipoventilasi yaitu bernafas terlalu lambat dan dangkal. Hal ini menyebabkan tidak cukup oksigen yang masuk ke dalam paru dan sedikit karbon dioksida yang dikeluarkan dari paru.

Laju pernapasan yang lambat dapat disebabkan oleh kesulitan bernapas pada posisi tertentu, seperti saat berbaring, karena kondisi obesitas. Menurut para ahli, hipoventilasi dapat disebabkan oleh kelebihan lemak pada perut, melemahnya otot-otot pernapasan, atau kombinasi keduanya.

Karakteristik lain yang diperlukan untuk mendiagnosis sindrom hipoventilasi obesitas adalah adanya gangguan pernapasan saat tidur. Dokter akan melakukan beberapa tes untuk menyikirkan penyebab lain dari masalah pernapasan dan kelelahan yang Anda alami.

Tes tersebut meliputi:

    • Tes fungsi paru
    • Rontgen dada
    • Tes gas darah untuk mengukur kadar oksigen dan karbon dioksida dalam darah
    • Oksimetri 
    • Sleep study

Tata Laksana

Ada banyak pilihan pengobatan untuk menangani sindrom hipoventilasi obesitas, antara lain:

Penurunan berat badan

Pilihan pengobatan pertama adalah menurunkan berat badan. Jika dokter mendiagnosa bahwa obesitas lah yang menyebabkan OHS Anda, dokter akan merekomendasikan untuk menurunkan berat badan hingga mencapai berat ideal. 

Obesitas semakin banyak ditemukan di seluruh dunia. Sekarang sudah banyak tersedia pengobatan untuk gejala dan kondisi yang disebabkan oleh obesitas.

Obesitas adalah salah satu penyebab utama sindrom hipoventilasi obesitas. Menurunkan berat badan yang berlebih dapat membantu menghilangkan stres pada tubuh dan membuat pernapasan kembali normal. Sindrom hipoventilasi obesitas dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan yang serius dan bahkan kematian, sehingga penurunan berat badan merupakan langkah pengobatan yang sangat penting.

Jika Anda memilih terapi penurunan berat badan untuk mengendalikan sindrom hipoventilasi obesitas, mencapai dan menjaga berat badan ideal adalah cara terbaik untuk memperbaiki kondisi Anda.

Makanlah makanan yang sehat dan seimbang serta olahraga rutin minimal 30 menit sehari. Pola hidup sehat ini akan membantu Anda mendapatkan nutrisi yang tepat dan menghindari penumpukan lemak serta penambahan berat badan.

Terapi PAP (CPAP) 

Penanganan yang sering dilakukan untuk masalah pernapasan pada sindrom hipoventilasi obesitas adalah terapi tekanan positif pada saluran napas (PAP). Dokter dapat merekomendasikan penggunaan mesin PAP (atau CPAP) secara berkelanjutan. CPAP menyediakan oksigen dan terhubung ke masker yang Anda kenakan di hidung dan mulut.

Mesin ini memungkinkan aliran oksigen yang konstan ke paru-paru, bahkan saat sedang tidur. Dengan begitu, paru-paru dapat memberi lebih banyak oksigen ke darah dan mencegah hipoksemia atau kekurangan oksigen di dalam darah.

CPAP terbukti baik dan efektif dalam mengurangi sleep apnea dan meningkatkan kualitas tidur. Pasien OHS dapat menggunakan alat ini baik saat siang ataupun malam.

Menggunakan mesin CPAP dengan benar dapat membantu mencegah perburukan gejala dan komplikasi sindrom hipoventilasi obesitas. Jika Anda menderita sleep apnea, kondisi tersebut harus diobati. Konsultasi dengan dokter tentang jenis mesin CPAP yang cocok untuk Anda. Penyedia peralatan medis dapat membantu Anda untuk menyiapkan dan mengoperasikan mesin CPAP.

Ventilator

Jika diperlukan, dokter juga dapat merekomendasikan penggunaan ventilator untuk memastikan laju pernapasan Anda teratur. Mesin ventilator menggerakkan oksigen masuk dan keluar dari paru-paru serta membantu menyeimbangkan oksigen dan karbon dioksida di paru-paru. 

Trakeostomi

Jika penanganan di atas tidak berhasil dan kondisi semakin memburuk, dokter mungkin akan menyarankan trakeostomi. Pada prosedur ini, dokter membuat lubang terbuka di trakea atau tenggorokan, lalu memasukkan tabung pernafasan untuk membantu pernapasan tetap teratur.

Operasi penurunan berat badan

Dokter mungkin juga merekomendasikan operasi penurunan berat badan, yang juga dikenal sebagai operasi bariatrik. Beberapa pilihan operasi penurunan berat badan yang umum antara lain bypass lambung dan pengikatan lambung yang dibantu dengan laparoskopi.

Kedua operasi tersebut membatasi jumlah makanan yang dapat masuk ke perut. Anda perlu merubah gaya hidup jika menjalani terapi operasi ini. Konsultasikan dengan dokter tentang manfaat dan biaya operasi sebelum memutuskan untuk menjalaninya.

Jika Anda memiliki komplikasi sindrom hipoventilasi obesitas, seperti hipertensi atau eritrositosis (peningkatan sel darah merah), konsultasi dengan dokter mengenai rencana penanganan komplikasi atau mencegah timbulnya komplikasi lebih lanjut.

Mendiagnosis sindrom hipoventilasi sejak dini dapat membantu mencegah banyak komplikasi yang disebabkan oleh rendahnya kadar oksigen dan tingginya karbon dioksida dalam darah. Dapat timbul komplikasi serius jika otak dan organ penting lainnya tidak mendapat cukup oksigen. Oleh karena itu, konsultasi dengan dokter jika Anda mengalami gejala-gejala sindrom hipoventilasi obesitas sebelum keluhan semakin memberat.

Komplikasi

Komplikasi dari sindrom hipoventilasi obesitas antara lain:

  • Hipertensi pulmonal atau tekanan darah tinggi pada pembuluh darah paru dan ruang kanan jantung
  • Edema atau penumpukan cairan di kaki
  • Eritrositosis sekunder, atau peningkatan jumlah sel darah merah yang tidak normal

Segera konsultasi dengan dokter jika Anda mengalami salah satu dari komplikasi tersebut.

Selain itu, obesitas dan kadar oksigen darah yang rendah dapat secara langsung mempengaruhi persendian. Stres atau tekanan pada persendian akibat berat badan berlebih dapat menyebabkan radang sendi atau osteoartritis. Kondisi ini terjadi ketika tulang rawan dan tulang di persendian mulai rusak atau hancur total.

Obesitas juga dapat menyebabkan sel-sel lemak menyerang jaringan sendi, sehingga dapat timbul peradangan jangka panjang yang merusak sendi dan menyebabkan osteoartritis.

Pencegahan

Cara mencegah OHS antara lain dengan menjaga berat badan ideal dan hindari obesitas. Jika diperlukan, gunakan alat bantu nafas CPAP sesuai saran dokter untuk mencegah perburukan gangguan pernafasan. 

Jika Anda telah didiagnosa mengalami obesitas, dokter akan menskrining seberapa besar risiko Anda untuk mengalami sindrom hipoventilasi obesitas dengan mengukur kadar oksigen atau karbondioksida dalam darah. Skrining ini dapat mengetahui lebih awal risiko anda mengalami OHS dan mencegah timbulnya gejala berat. 

Kapan Harus ke Dokter? 

Jika Anda mengalami tanda atau gejala OHS, konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis pasti dan saran pengobatan yang sesuai. Jika timbul gejala serius seperti sesak atau kesulitan bernapas, segera kunjungi unit gawat darurat untuk mendapat pertolongan darurat. Penanganan yang cepat dan tepat akan mencegah perburukan gejala dan komplikasi. 

Writer : dr Aprilia Dwi Iriani
Editor :
  • dr Ayu Munawaroh, MKK
Last Updated : Minggu, 16 April 2023 | 14:53

Jewell T. (2017). Pickwickian syndrome. Retrieved 4 March 2022, from https://www.healthline.com/health/pickwickian-syndrome

What is Pickwickian syndrome?. (2021). Retrieved 4 March 2022, from https://www.webmd.com/sleep-disorders/sleep-apnea/what-is-pickwickian-syndrome#091e9c5e821c58af-1-4

Ghimire P, Kaul P. (2021). Pickwickian Syndrome. Retrieved 4 March 2022, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK542216/

Obesity hypoventilation syndrome (OHS). (2019). Retrieved 4 March 2022, from https://medlineplus.gov/ency/article/000085.htm