Apakah Anda pernah mengalami suatu peristiwa yang membuat Anda sangat sedih atau sangat marah, dan berujung dengan berbelanja gila-gilaan dan sulit untuk dikendalikan? Kondisi yang Anda alami dikenal dengan istilah compulsive buying disorder.
Apa itu compulsive buying disorder?
Menurut Very Well Mind, orang yang mengalami compulsive buying disorder, sering dilanda keinginan yang tak tertahankan untuk membeli suatu barang meskipun ada konsekuensi negatifnya, seperti barang itu tidak dibutuhkan, sedang terlilit kesulitan keuangan, dan kebiasaan belanja ini membuat Anda mengalami masalah di rumah, sekolah, atau tempat kerja.
Compulsive buying disorder tidak dikaitkan dengan kondisi kesehatan mental lain seperti hipomania, atau mania dengan gangguan bipolar. Umumnya, orang melakukan belanja kompulsif ini sebagai mekanisme diri untuk menutupi stres, kecemasan atau rendah diri. Berbelanja dapat memberikan sedikit rasa lega bagi mereka, namun berbelanja dengan tak terkendali pada akhirnya membuat mereka merasa bersalah dan malu.
Gangguan ini muncul paling kuat di saat Anda sedih, depresi, atau marah. Namun, kecanduan belanja ini juga sering dikaitkan dengan liburan, yang memperkuat keinginan belanja kompulsif. Bombardir iklan di akhir tahun, baik dari media sosial maupun banner memenuhi segala ruang aktivitas kita. Umumnya, ada beberapa cara untuk mengobati dan merawat kondisi ini.
Menemukan hobi baru
Orang yang mengalami compulsive buying disorder biasanya kecanduan berbelanja ketika mereka merasa bosan atau stres. Belanja digunakan sebagai kegiatan untuk mengatasi stres. Kali ini, coba temukan hobi baru untuk dilakukan ketika mengalami kebosanan atau stres, misalnya seperti yoga, melukis, bersepeda, dan lain sebagainya.
Belanja bersama teman
Selain memiliki daftar belanja, mintalah teman yang mendukung Anda untuk menemani Anda berbelanja. Minta pendapat dari mereka ketika Anda ingin berbelanja sesuatu agar mereka bisa mengingatkan bahwa barang yang perlu dibeli adalah yang hanya di dalam daftar belanjaan saja.
Membayar dengan uang tunai
Gunakan kartu kredit untuk kondisi yang darurat saja. Bayar semua belanjaan Anda dengan uang tunai agar Anda merasakan besaran uang yang Anda keluarkan dan bisa tetap mengerem membelanjakan uang.
Memblokir situs belanja online
Blokir semua situs dan hapus semua aplikasi belanja online yang Anda punya, sehingga Anda hanya akan berbelanja barang-barang yang memang dibutuhkan saja.
Psikoterapi
Konsultasilah dengan dokter atau psikolog bila Anda merasa kecanduan belanja sudah membuat berbagai masalah untuk kehidupan Anda dan orang-orang di sekitar Anda. Psikoterapi seperti cognitive behavioral therapy (CBT), telah diakui efektif untuk membantu mengatasi compulsive buying disorder. Di dalam terapi, terapis akan berusaha mengidentifikasi sumber masalah dan menghentikan perilaku belanja dengan perilaku alternatif yang lebih produktif. Anda juga akan didorong membuat daftar barang-barang yang dibutuhkan, dan hanya akan membeli barang-barang itu saja ketika berbelanja.
Compulsive buying disorder lebih dari sekadar kebiasaan buruk saja, kecanduan belanja ini dapat merusak hubungan, kondisi keuangan dan kenyamanan hidup Anda. Untuk itu, apabila saat ini Anda mengalami kesulitan menghentikan nafsu belanja, Anda bisa melakukan konseling dan rehabilitasi untuk membantu menangani penyebab Anda stres, sedih atau marah.
- dr Hanifa Rahma
Kelly O (2021). Understanding Compulsive Shopping Disorder. Available from: https://www.verywellmind.com/what-is-compulsive-shopping-disorder-2510592#toc-characteristics
Blackbearrehab. Compulsive Buying Disorder: When Shopping Addiction Becomes a Problem. Available from: https://blackbearrehab.com/mental-health/behavioral-process-addictions/compulsive-buying-disorder/
Genpsych. Compulsive Buying Disorder: Causes and Treatments. Available from: https://www.genpsych.com/post/compulsive-buying-disorder-causes-and-treatments