Indonesia hanya memiliki dua musim, kemarau dan penghujan, sehingga Anda mungkin tidak perlu menghindar dari kegiatan mandi. Namun, di belahan dunia lain, di mana musim dingin (musim salju) menjadi salah satu musimnya, mandi dua kali sehari justru tidak disarankan, lho. Mengapa demikian?
Ketika musim dingin (musim salju) datang, udara menjadi dingin dan terasa kering. Suhu dingin dan penggunaan pemanas ruangan dapat menyebabkan kulit semakin kering. Para ahli kulit merekomendasikan agar setiap orang mengubah rutinitas mandi selama musim dingin untuk melindungi diri dari kulit kering.
Apa yang terjadi pada kulit bila mandi terlalu sering?
Hilangnya Lapisan Pelindung Kulit
Kulit memiliki lapisan pelindung minyak dan keseimbangan bakteri baik yang membantu melindungi kulit dari kekeringan dan kuman.
Apabila Anda membersihkannya terlalu sering atau terlalu keras, maka lapisan pelindung akan hilang. Akibatnya, kulit menjadi kering, iritasi dan terasa gatal. Apabila kondisi ini semakim berkembang, maka akan timbul retakan pada kulit yang memungkinkan kuman dan alergen masuk ke dalam kulit dan menyebabkan infeksi atau reaksi alergi.
Tidak Terbentuknya Antibodi
Sistem kekebalan tubuh terutama yang berada di kulit, membutuhkan rangsangan dari kuman untuk memproduksi antibodi. Apabila Anda terlalu sering mandi, tubuh tidak akan memiliki kesempatan untuk memproduksi antibodi yang melindunginya.
Sabun antibakteri juga dapat meningkatkan risiko ini, sehingga dokter anak dan dokter kulit tidak menyarankan memandikan anak setiap hari di musim dingin.
Bagaimana Seharusnya Mandi di Musim dingin?
Mandi tetaplah penting sebagai bagian dari kebiasaan menjaga tubuh agar tetap bersih. Namun, di musim dingin, ada beberapa aturan mandi yang perlu diikuti untuk menjaga kesehatan kulit, antara lain:
- Perpendek waktu mandi, batasi tidak lebih dari 5-10 menit dan lakukan 2-3 kali dalam seminggu.
- Tutup pintu kamar mandi agar uap tidak keluar dan dapat membantu menjaga kelembaban kulit.
- Membayangkan mandi air panas di suhu yang dingin tentunya menyenangkan, bukan? Namun, menurut Deanne Mraz Robinson, MD, dokter kulit bersertifikat dan presiden dan salah satu pendiri Modern Dermatology di Westport, Connecticut, mandi terlalu lama di bawah paparan air panas dapat mengeringkan kulit dan menyebabkan gatal-gatal. Suhu air hangat yang direkomendasikan maksimal adalah 37 derajat Celcius, agar tidak merusak kulit.
- Gunakan sabun pembersih dengan formula yang lembut. Sabun batang jauh lebih baik dibandingkan sabun cair karena mengandung minyak alami yang dapat membantu melembabkan kulit.
- Sebisa mungkin batasi penggunaan sabun untuk membersihkan kulit, jangan terlalu berlebihan.
- Keringkan kulit dengan menepuk-nepuk menggunakan handuk, bukan dengan menggosok secara kasar.
- Gunakan pelembab dengan bahan dasar minyak atau ceramide sesegera mungkin setelah mandi untuk memperbaiki pelindung kulit alami, dan melembabkan kulit lebih lama.
- Pilih jenis pelembab berlabel gentle cleanser, for sensitive skin, atau hypoallergenic.
Anjuran medis untuk memenuhi kebutuhan fisik dan kesehatan dasar adalah mandi sekali atau dua kali dalam seminggu. Namun, bagi Anda yang bekerja di luar ruangan dan memiliki pekerjaan yang menyebabkan Anda banyak berkeringat atau menyentuh barang-barang yang berisiko memiliki kuman, maka sebaiknya mandilah setiap selesai bekerja.
Yuk, cari tahu artikel menarik lainnya seputar gaya hidup sehat Anda, di sini!
- dr Ayu Munawaroh, MKK
Danielle Dresden (2019). What's the best shower frequency?. Available from: https://www.medicalnewstoday.com/articles/324682#can-you-shower-too-much
Paul Frysh (2021). How Often Should You Shower?. Available from: https://www.webmd.com/beauty/shower-how-often
Lindsay Cohn (2020). 9 Ways You’re Probably Showering Wrong in the Winter. Available from: https://www.thehealthy.com/beauty/face-body-care/winter-shower-tips/