Pergantian tahun merupakan salah satu perayaan yang banyak dinantikan orang di seluruh dunia. Bukan hanya merayakan pergantian tahun bersama keluarga dan orang terdekat, sebagian besar orang menyambut pergantian tahun dengan menyusun daftar panjang resolusi tahun baru.
Dalam resolusi tersebut, Anda bebas menuliskan hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan tubuh seperti “ingin berhenti merokok”, “ingin lebih rajin berolahraga”, “tidak akan begadang lagi” hingga hal-hal yang berkaitan dengan karir dan pekerjaan Anda. Apa saja bisa dituliskan dalam resolusi tahun baru selama hal tersebut membawa perubahan positif bagi hidup Anda.
Sayangnya, tidak semua resolusi tahun baru dapat berjalan sempurna. Dilansir dari Psychology Today, dalam sebuah studi yang dilakukan para peneliti di Scranton University mengungkapkan bahwa hanya 19 persen orang yang menjaga komitmen resolusi tahun barunya hingga akhir tahun. Sebagian besar bahkan sudah mengabaikannya sejak pertengahan Januari.
Penyebab gagalnya resolusi tahun baru
Jika Anda pernah menjadi bagian dari mereka yang gagal dalam mempertahankan resolusi, maka Anda tidak sendirian. Kegagalan resolusi tahun baru terkadang tidak sesederhana kurangnya kemauan atau komitmen kuat. Gagalnya resolusi tahun baru bisa disebabkan oleh banyak hal, berikut ini beberapa penyebabnya:
1. Anda tidak menuliskan target dengan rinci
Menuliskan target berhenti merokok sebagai resolusi tahun baru memang terlihat mudah. Namun faktanya hal ini tidak semudah dan sesederhana menuliskannya di jurnal harian.
Untuk benar-benar bisa berhenti merokok, Anda perlu merinci langkah apa yang harus Anda lakukan dalam beberapa hari ke depan. Menuliskan target yang terlalu umum dan tidak rinci tanpa tolok ukur yang jelas hanya akan membuat Anda ragu dalam mengambil langkah dan sulit untuk mengevaluasi langkah yang sudah Anda ambil.
2. Perubahan terlalu mendadak
Setiap resolusi membutuhkan perubahan dan tidak semua orang siap untuk melakukan perubahan, apalagi dalam waktu semalam. Untuk mewujudkan resolusi tahun baru, Anda perlu perencanaan matang, termasuk mempersiapkan diri menjalani perubahan tersebut. Dari segi psikis, perubahan terlalu mendadak dapat menyebabkan stres, kehilangan motivasi, dan merasa terbebani dalam menyelesaikan target.
3. Tujuan tidak realistis
Dalam menyusun resolusi tahun baru, Anda boleh menuliskan apa saja yang menjadi resolusi Anda. Namun terkadang target yang Anda tulis tidak realistis sehingga sulit digapai. Misalnya, target menurunkan berat badan 10 kg dalam waktu seminggu tentu terdengar tidak realistis jika dibandingkan dengan menurunkan berat badan 2 kg dalam seminggu. Target yang terlalu berat akan membuat tujuan Anda semakin sulit dicapai dan membuat putus asa di tengah jalan.
4. Anda merasa putus asa
Saat berjuang untuk mencapai target Anda, hasilnya tidak selalu segera terlihat. Hal ini yang banyak membuat sebagian besar orang merasa berputus asa. Ketika Anda tidak melihat tanda-tanda kemajuan, atau tidak ada peningkatan secepat yang Anda harapkan sebelumnya, Anda dapat merasa mudah putus asa kemudian menyerah.
Untuk mengembalikan motivasi Anda, ingat kembali tujuan Anda menuliskan target tersebut dan apa manfaatnya bagi diri Anda. Dengan mengingat manfaat yang akan didapatkan, Anda akan lebih mudah mewujudkan resolusi tahun baru Anda.
Gagalnya mewujudkan resolusi tahun baru adalah hal yang wajar. Namun jangan biarkan kegagalan ini menjadi kebiasaan yang terus Anda lakukan setiap tahunnya. Jika Anda mampu belajar dari kegagalan masa lalu dan memperbaikinya di masa mendatang, maka Anda telah berkembang menjadi individu yang lebih baik.
- dr Nadia Opmalina